Tingkatan pembangunan memiliki akibat yang signifikan terhadap tingkatan korupsi. Itu negara- negeri yang memiliki tingkatan pendapatan rata- rata rendah menciptakan sedikit kekayaan guna sebagian besar penduduknya warga negara di negara berkembang.
Ini berarti nilai marjinal uang dalam ekonomi miskin lebih besar dibandingkan dengan kaya ekonomi. Karena itu; tingkatan pendapatan biasanya digunakan guna menarangkan tingkatan korupsi[Damania et angkatan laut( Angkatan laut(AL))., 2004; Persson et angkatan laut( Angkatan laut(AL))., 2003]. Tetapi studi yang dicoba oleh Braun dan Di Tella,( 2004) dan Frechette,( 2001) mengenakan data panel menunjukkan hasil sebaliknya. Guna negara berkembang saja, kami telah merumuskan hipotesis berikut:
iii. Tingkatan pembangunan berbanding terbalik dengan tingkatan korupsi.
Amanullah dan Eatzaz( 2006) pula menyelidiki jalinan antara korupsi dan distribusi pendapatan mengenakan data panel guna 7 puluh satu negara. Mereka merumuskan jika korupsi mempengaruhi distribusi pendapatan dan pula pertumbuhannya. Kami telah menempatkan kasus hanya negara berkembang dan membangun hipotesis berikut:
iv. Tingkatan Korupsi berkorelasi positif dengan pendapatan yang lebih besar di persamaan.
Tidak cuma aspek ekonomi, berbagai aspek non ekonomi semacam demokrasi, pers kebebasan, bagian populasi yang berafiliasi dengan agama tertentu dll pula secara empiris diselidiki oleh berbagai pengamat.
Kunicova dan Rose- Ackerman, 2005 dan Lederman et angkatan laut( Angkatan laut(AL)).( 2005) menunjukkan jalinan negatif antara tingkatan demokrasi dan korupsi. Guna negara berkembang, kami hendak menguji hipotesa semacam di bawah ini:
v. Kekuatan demokrasi berkorelasi negatif dengan koruptor perilaku.
Secara empiris kasus ini telah diuji oleh Lederman et angkatan laut( Angkatan laut(AL)).( 2005) dan Brunetti- Weder( 2003), dan mereka menghasilkan jika tingkatan kebebasan pers yang lebih besar hendak memunculkan penyusutan tingkatan korupsi. Guna memandang jalinan antara keduanya di negara berkembang, kita mempunyai merumuskan hipotesis berikut:
vi. Kebebasan pers pula berhubungan negatif dengan tingkatan korupsi.
Variabel agama pula diteliti dalam berbagai studi guna memandang akibat yang lain aspek budaya yang dapat mempromosikan maupun menekan tingkatan korupsi. Studi dicoba oleh Chang- Golden( 2004) dan Herzfeld- Weiss( 2003) menyajikan negatif jalinan antara tingkatan korupsi dan bagian penduduk yang berafiliasi denganagama tertentu dalam hipotesis berikut: