Mohon tunggu...
Jovin VerenMarfella
Jovin VerenMarfella Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

42321010081 - Dosen pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Desain Komunikasi Visual

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis_09_Pengaruh Teori Plato (Epithumia, Thumos, Logistikon) terhadap Kejahatan dan Korupsi

29 Oktober 2022   02:50 Diperbarui: 29 Oktober 2022   03:10 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama : Jovin Veren Marfella

NIM : 42321010081

Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

Universitas Mercubuana

Kejahatan adalah pelanggaran hukum atau penyimpangan terhadap hukum yang berlaku. Sedangkan dari segi sosiologis, kejahatan adalah tingkah laku yang menimbulkan kerugian bagi orang lain (korban), dan tidak hanya merugikan satu orang tapi juga dapat merugikan bagi masyarakat, yang menyebabkan hilangnya keseimbangan, perdamaian dan perbaikan. 

Kejahatan terdapat banyak sekali bentuknya. Kejahatan dapat berwujud macam macam, dapat berupa fisik atau non fisik. Salah satu dari berbagai macam kejahatan yang akan dibahas kali ini adalah kejahatan korupsi.

Korupsi atau Penggelapan adalah tindakan menggelapkan atau menyalahgunakan dana pemerintah atau perusahaan untuk kepentingan seseorang atau kelompok. Korupsi sudah banyak dampaknya dalam menimbulkan kerugian negara yang sangat besar, yang dampaknya juga akan timbul pada krisis di berbagai bidang. Maka dari itu korupsi digolongkan sebagai kejahatan luar biasa atau biasa juga disebut sebagai extraordinary crime.

Semua peraturan yang ada didunia ini berawal dari mitos yang berubah menjadi epitusme dan terakhir ideologi. Mitos adalah cerita yang tidak dapat dikatakan perbedaannya antara fakta dan non fakta didalamnya, dan telah ada sejak zaman pra-ilmiah. Bukan untuk menggambarkan objektifitas dunia melainkan bertujuan untuk membuat penjelasan untuk manusia mengenai dirinya sendiri.

Untuk dapat terhindar dari korupsi pembahasan pada kali ini ingin mengajak untuk dapat lebih mengenal mengenai teori pemikiran Plato mengenai logistikon, epithumia, dan thumos dan kaitannya terhadap kejahatan.

Plato atau Aristokles

Sedikit pembahasan mengenai Platon, atau lebih dikenal dengan sebutan Plato. Nama asli dari Plato sendiri adalah Aristokles. Sebutan Plato merupakan sebuah julukan nama yang diberikan oleh guru senamnya pada terdahulu. 

Plato ialah seorang filsuf asal Yunani, ia hidup di sekitaran 2500 tahun yang lalu. Plato lahir pada tahun 427 SM di Atena. Dan telah hidup selama 80 tahun dan meninggal pada tahun 347 SM. Plato berasal dari keluarga yang sudah secara turun menurun berperan penting dalam politik di Atena, ia berasal dari keluarga Aristokrasi.

Plato adalah murid dari Socrates. Pemikiran Plato lebih positif dan sistemis ketimbang ia kemudian mendirikan Akademi Athena pada tahun 387 SM, yang menjadikan akademi tersebut sebagai tempat di mana orang belajar filsafat dan dituntun menjadi filsuf, politisi, dan intelektual pada umumnya. Plato memiliki pemikiran yang amat sangat luas, itu semua dikarenakan kesukaannya terhadap membaca dan menulis banyak buku. 

Sampai pada kematiannya, dan walaupun jaraknya sudah ber abad - abad, tetapi idenya dari hasil pemikirannya tetap ada hingga saat ini. Ajaran dan pemikirannya berada dalam tradisi pemikiran yang disebut "Platonisme".

Plato sebagai seorang filsuf melihat dan memikirkan banyak hal. Salah satu dari pemikirannya adalah mengenai kehidupan manusia yang dapat disebut sebagai "orang". "Hidup bahagia" dalam konteks pemikiran Yunani kuno mengacu pada kondisi primer atau ideal kehidupan, yang dalam filsafat Yunani sendiri disebut Arete. Arete sendiri jika dalam Bahasa Indonesia memiliki pengertian sebagai "sangat baik, cocok, unggul".

Penjelasan Teori Platon (Epithumia, Thumos, Logistikon)

Manusia adalah Jiwanya

Menurut Plato, identitas pada diri manusia adalah jiwanya sendiri. Harta manusia dapat berupa jiwa dan tubuh, tetapi jiwa lebih tinggi daripada tubuh. Tubuh hanyalah sebuah "tanda" dari jiwa. Dan Samsada adalah tanda aktivitas jiwa, tubuh. Bagi Plato, jiwa adalah esensi dari tubuh. 

Tetapi "Jiwa" itu sendiri tidak bergerak sama sekali, karena inti manusialah yang menggerakkannya dari dirinya sendiri. Faktanya, semua yang kita anggap sebagai aktivitas fisik, contohnya seperti rasa lapar, rasa haus atau keinginan untuk marah yang mendorong kita untuk mencari makanan, keinginan untuk minum atau memukul seseorang, itu merupakan aktivitas yang sebenarnya digerakkan oleh jiwa.

Gambaran jiwa menurut Plato sendiri merupakan hal yang cukup rumit. Dalam penjelasannya ia menggunakan sebuah mitos dalam menggambarkan konsep jiwa. Mitos yang digunakan oleh Plato adalah mitos mengenai kereta terbang dan sais serta sepasang kuda. 

Dalam mitos tersebut "Sais" digunakan sebagai lambang ratio (logistikon), kuda putih melambangkan nafsu atas harga diri (thumos), dan kuda berwarna hitam melambangkan nafsu dasar (ephitumia) dan untuk sebuah sayap yang menggerakkan keretanya melambangkan eros.

Dalam mitos ini, kereta bersayap melambangkan keinginan untuk mengikuti prosesi kereta para dewa, yang ditarik sempurna oleh sepasang kuda yang sama -- sama menjulang ke atas.

Sedangkan kereta bersayap yang digerakkan oleh jiwa manusia ditarik oleh dua kuda yang berlawanan, sebagian berhasil bangkit sehingga bergerak naik dan sebagian lagi bergerak turun dan jatuh karena tidak bergerak sesuai dengan sais (ratio) atau pengemudinya.

Epithumia, Thumos, Logistikon

"Tripartisi Jiwa" merupakan sebutan yang juga dikenal dari konsep jiwa platonisian. Unsur jiwa ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu logistikon, epithumia, dan thumos.

Epithumia adalah bagian dari jiwa yang mewakili keinginan yang lebih rendah, seperti keinginan untuk makan, minum, seks dan uang, yang berguna untuk keselamatan seseorang. meskipun batu nisan ini, yang mengacu pada kehidupan manusia, tidak masuk akal. Selain itu, thumos merupakan unsur jiwa yang membentuk emosi, semangat, lekas marah, bangga dan harga diri. 

Inilah sebabnya mengapa orang sering mencari bantuan, sanjungan dan penghargaan. Thumos diwakili oleh seekor kuda putih, seringkali lebih mudah ditangani daripada yang mungkin dipikirkan, tetapi Thumos tetap tidak rasional, seringkali karena kebanggaan dan pujian, dia menganggap Thumos sebagai rasional. Bagian jiwa yang ketiga, tertinggi dan terpenting adalah logistik, yang dicirikan oleh pengemudi, yang mengendalikan seluruh kendaraan jiwa.

  • Epithumia

Plato menjelaskan bahwa Epithumy atau Epithumia adalah keinginan primordial manusia untuk dipuaskan tanpa kemampuan bernegosiasi. Gairah atau nafsu ini adalah naluri yang sulit untuk tunduk pada akala tau rasio. Bagi Plato, nafsu keinginan ini akan berguna bagi kehidupan manusia, jika mereka mengejar keinginan ini tanpa mengetahui cara agar merasa puas, maka sikap semacam itulah yang hanya akan menghancurkan manusia itu sendiri. Plato berpendapat bahwa sifat epithumia ini adalah irasional , sehingga secara fisiologis epithumia terletak di perut ke arah bawah dan letaknya jauh dari kepala.

  • Thumos

Thumos merupakan tempat dimana keberanian itu muncul, hal inilah yang merangsang manusia untuk tidak menyerah dalam suatu keadaan tertentu. Thumos ini dijelaskan oleh Plato sebagai bentuk Hasrat dari rasa ingin dihormati, ingin dihargai, ingin dicintai, dan lain sebagainya. Thumos lebih mengerucut kearah bentuk rasa, semangat, afektivitas dan agresifitas.

Dibandingkan oleh Epithumia, Thumos ini lebih dapat dikendalikan oleh akal budi. Hasrat pada Thumos masih tergolong hasrat yang pada dasarnya cenderung baik. Thumos sendiri akan berubah menjadi jiwa yang irasional jika terlalu mengikuti Hasrat dalam dirinya sendiri. Secara fisiologis untuk Thumos berada pada bagian antara leher dan dada.

  • Logistikon

Menurut Plato sendiri, Logistikon merupakan bagian yang terbaik dari jiwa manusia. Menurutnya logika sangat hebat dapat mengendalikan kuda hitam (epithumia) dan kuda putih (thumos). Logistikon merupakan sumber kebijaksanaan jiwanya adalah rasional. Dalam kehidupan manusia sangat penting menggunakan logika dalam menjalankan hidup yang bahagia. Jika secara fisiologis Logistikon terletak pada bagian teratas yaitu kepala.

Pengaruh Teori Plato Terhadap Kejahatan 

Pada teori Plato telah dijelaskan bahwa di dalam diri manusia, manusia itu dikendalikan oleh "jiwa" dan jiwa tersebut dapat terbagi menjadi 3 bagian yaitu epithumia, thumos dan logistikon. Pada dasarnya tiap manusia akan selalu bermasalah dengan tiga hal tersebut.

Kejahatan merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan biasanya terencana. Hal ini jelas bahwa kejahatan merupakan keinginan yang telah dikendalikan secara irasional oleh jiwa. Keinginan itu muncul pada Epithumia, rasa nafsu yang tidak pernah merasa puas.

Contohnya pada kejahatan seperti mencuri atau korupsi, kejahatan yang mengambil barang yang bukan miliknya. Pada kedua kasus tersebut dapat disimpulakn merasa tidak puas atas harta yang ingin terus mendapatkan lebih sehingga berbuat perbuatan tercela tersebut. Contoh lainnya juga terdapat pada kejahatan seperti pelecehan yang merupakan rasa nafsu yang tidak pernah merasa puas dengan hubungan seksual.

Maka dari itu kita harus lebih menggunakan logistikon dibandingkan mengikuti epithumia dan thumos. Kita sebagai harus dapat lebih mengedepankan logika ketimbang nafsu atau hasrat -- hasrat. Ketika seseorang telah mengedepankan mengikuti nafsu dan keinginannya maka saat itulah manusia terjatuh dari kereta bersayapnya dan tidak berhasil dalam mengendalikan kereta tersebut. 

Maka dari itu manusia itu sendiri harus dapat mendidik dirinya agar dapat mengendalikan hasratnya. Hasrat tidaklah selalu negatif. Oleh karena itulah kita harus dapat melatih diri untuk melihat hasrat mana yang baik untuk diikuti dan yang tidak.

Dan daripada itu juga sebagai manusia harus dapat menyadari potensi -- potensi yang ada dalam diri, agar dapat lebih mengenal diri sendiri lebih jauh. Hal ini penting agar dapat hidup dengan baik dan juga dapat berdampak baik untuk diri sendiri.

Sumber :

https://id.linkedin.com/pulse/arete-hidup-sukses-la-platon-remigius-taolin

https://www.slideshare.net/12345Nha/pemikiran-plato

https://amavolta.wordpress.com/2015/07/25/belajar-menjadi-bahagia-bersama-plato/

https://berita.baca.co.id/60472177?origin=relative&pageId=7e2956d6-913c-4433-b82d-28e0d876880c&PageIndex=2

https://www.bkn.go.id/wp-content/uploads/2019/11/draft-policy-brief-tipikor.pdf

https://www.hukumonline.com/klinik/a/waspada-kenali-macam-macam-kejahatan-di-internet-cl294

Modul K09

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun