Mohon tunggu...
Diah Pratiwi
Diah Pratiwi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Salah satu dari bermilyar-milyar manusia yang ada di dunia ini yang terus berusaha menyeimbangkan segala sesuatu, terus berbuat baik dan punya impian untuk jadi "kutu loncat" dunia. Amiinn :)\r\n\r\nhttp://about.me/dtiwi57\r\n\r\n Terima kasih :)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Escape to Madagascar - Prologue -

2 Juli 2011   16:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:59 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Morondava

Madagascar, sebuah pulau kecil lepas tenggara benua Afrika yang konon pernah di dihijrahi oleh nenek moyang kita pada jaman dahulu kala. Pulau kecil yang namanya menjadi terkenal karena  dijadikan sebagai judul film animasi yang cukup sukses di kancah perfilman dunia. Madagascar, tempat tugas Ayah saya yang terakhir sebelum purna tugas. Inilah alasan utama mengapa keluarga saya bisa sampai di negri 'antah berantah' ini. Ya, literally in the middle of nowhere. Bukan dalam konotasi yang buruk lho ;) tapi ya kalau dilihat di peta kan memang beneran jauh dari Indonesia. Perjalanan yang cukup panjang ini membawa nostalgia akan perjalanan-perjalanan dahulu. Bandara-bandara internasional,duty free serta lorong menuju ke dan interior pesawat terbang menjadi begitu familiar. Sering terlintas, mungkin rumah kami sebenarnya di jalan. Namun, pada sisi yang lain, perjalanan juga sekaligus mengingatkan bahwa kehidupan itu sendiri adalah temporer, hanya numpang minum. Malah menjajal jadi filsuf begini, mari kembali ke topik ;) Rute yang kami ambil adalah dari Jakarta - Singapur - Mauritius -Madagascar. Di Singapur transit selama hampir 2 jam dan perjalanan ke Mauritius memakan waktu kurang lebih 7 jam. Jujur, karena dapat pesawat yang 'lebih tua', in flight entertaintment-nya bisa dibilang kurang memadai dan pilihannya terbatas. Alhasil, saya pribadi malah lebih banyak tidur atau membaca buku. Begitu sampai di Mauritius, kita dapat jatah menginap di hotel Le Suffren karena penerbangan ke Madagascar sudah tidak ada. Perjalanan kembali dilanjutkan esok harinya pada penerbangan jam 13.30 waktu setempat. Pada jam yang sama (13.30 - karena zone waktunya beda 1 jam dengan Mauritius), keluarga kami akhirnya tiba di Madagascar. Sinar matahari cukup terik namun udaranya tidak lembab (cenderung kering) seperti di Indonesia. Setelah urusan imigrasi (passport dkk) selesai, kami diantar ke apartement hotel di dekat tengah kota. Di apartment hotel ini, kami akan tinggal selama kurang lebih 2 bulan sampai barang-barang dari Indonesia datang. Begitu barang datang dan kami dapat rumah sewa, kami akan pindah lagi. Melelahkan dan menyenangkan memang. :) Karena faktor-faktor tertentu, saya dan adik saya tidak dapat tinggal terlalu lama di sini. Namun, mungkin dalam waktu yang bisa dikatakan tidak terlalu dekat, kami berdua akan kembali. Banyak hal dari Madagascar yang belum kami jelajahi. Selama beberapa hari di Antanarivo, banyak hal yang saya temui yang tidak bisa saya ceritakan lengkap dalam satu post. Maka dari itu, pengalaman-pengalaman tersebut akan saya ceritakan pada post-post selanjutnya.

Selamat menikmati seri tulisan tentang Madagascar ^^ *Ada kemungkinan beberapa post dalam seri ini akan saya tulis dalam Bahasa Inggris, tergantung mood sebenarnya ;D, keep reading ya ;D

--------------------------------------------------------------

Catatan-catatan selama kurang lebih 3 minggu di Madagascar (20 April 2011 - 10 Mei 2011)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun