Udara di dalam sini sangat sejuk dan wangi. Bunga-bunga yang berwarna warni sangat menyegarkan mata. Setiap sudut tempat ini sangat photo-able. Tapi memang di sini agak membuat jenuh karena  kami berlima bukan flower enthusiast. Kami malah tertarik dengan Rainforest, destinasi sebelah Flower Dome, tetapi sayangnya kami tidak membeli tiketnya sejak dari Indonesia. Walaupun sebenarnya bisa membeli tiket on the spot. Namun, tentu harganya akan jauh lebih mahal. Selesai menjelajahi Flower Dome, kami masih harus berjalan ke destinasi selanjutnya, yaitu Supertree Observatory.
"Wow ini nih tempat yang pengen banget aku datengin", batinku ketika melihat tempat ikonik Singapura, selain singa mancur. Ketika sampai di sana, hari masih sore dan lampu-lampu Supertree belum dinyalakan. Padahal Supertree ketika malam itu warnanya sangat bagus. Akhirnya kami memutuskan untuk makan di foodcourt bernama Jurassic Nest FoodHall. Di dalam foodcourt terdapat patung dinosaurus dan ular raksasa. Menariknya, ketika kami selesai makan, sekitar pukul 18.30, tiba-tiba muncul asap dari bawah patung dinosaurus. Ternyata ada pertunjukan! Dinosaurus dan ular raksasa yang kukira patung itu ternyata bisa bergerak dan membuat Kala menangis histeris. Iya, dia takut. Sedangkan, kami takjub melihat atraksi dino dan ular itu.
Di Singapura, langit mulai gelap ketika waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 19.00. Ketika sudah mulai gelap ini kami berlima baru naik ke Supertree Observatory dan melihat keindahan malam Singapura di ketinggian. Sejauh mata memandang, terlihat Hotel Marina Bay dan Singapore Flyer yang berbentuk seperti bianglala. Terlihat begitu dekat, tetapi jika ditempuh dengan jalan kaki cukup menguras tenaga karena sejak tadi sudah berjalan ribuan langkah kaki. Setelah puas berfoto, aku, Kala, dan Mbak Kiky turun ke bawah karena memang Mbak Kiky sudah tidak kuat berada di ketinggian, katanya "aku wes singunen". Artinya, sudah merasa takut karena berada di tempat yang tinggi ketika melihat ke bawah atau gamang. Aku pun saat itu tak tau apa arti singunen, bahasa Plumbungan Gunung Kidul khas Mbak Kiky. Mas Riddo dan Bayu yang seharusnya berada di belakang kami ternyata malah naik ke rooftop tanpa pemberitahuan, padahal aku juga pengen ikut. Tetapi seketika penyesalan pudar karena mereka melewatkan show Supertree. Saat duduk di lantai tidak jauh dari pintu keluar Supertree Observatory, tak lama suara musik ala Disney berkumandang. Dibarengi dengan lampu-lampu Supertree yang berkelap-kelip selaras dengan suara musik. Seketika wisatawan yang datang merebahkan badan memandang langit untuk melihat show Supertree ini. Aku sempat merekam show ini, tetapi sayang tidak bisa dimasukkan ke dalam tulisan ini. Pada awal pertunjukan, lampu-lampu  Supertree Grove seketika mati secara bersamaan. Kemudian, mulai menyala lagi disertai dengan soundtrack film Disney. Beberapa lampu mulai menyala dan padam secara bergantian mengikuti irama seakan ikut menari seperti halnya di film Disney ketika ada musik, maka princess pun akan menari. Intinya kalian harus melihat dan merasakan atmosfernya secara langsung jika ada kesempatan.
Pertunjukan lampu Supertree Grove berlangsung sekitar 15 menit. Ketika selesai, spontan wisatawan bersorak sorai dan bertepuk tangan sebagai bentuk apresiasi mereka. Sungguh menakjubkan! Singapura memang terkenal dengan atraksi lampu menari, selain pertunjukan lampu Supertree ini, ada juga Spectrum. Bahkan air terjun di Jewel pun ketika malam juga mengadakan pertunjukan lampu. Namun, Spectrum maupun Jewel light show tidak ada dalam list itinerary-ku kali ini karena waktunya kurang pas. Pernah sekali kulihat pertunjukan air mancur di Singapura melalui sosial media memiliki konsep yang hampir sama dengan pertunjukan lampu di Supertree Grove. Perbedaannya hanya di medianya saja. Pertunjukan air mancur di Spectrum dan Jewel mengkombinasikan lampu, air, dan musik. Di mana nanti air akan menari-nari mengikuti irama musik bersamaan dengan sinar dari lampu yang ikut berkelap-kelip.