Mohon tunggu...
Juwita Putria Ningsih
Juwita Putria Ningsih Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Menciptakan jejak yang tidak bisa di prediksi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Longsoran Bawah Laut Akibat Tsunami di Maluku Tengah

11 Juni 2024   12:07 Diperbarui: 11 Juni 2024   13:16 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tsunami di Maluku Tengah yang signifikan terjadi pada 26 Juni 2019. Tsunami ini dipicu oleh gempa bumi berkekuatan 7,4 magnitudo yang mengguncang wilayah tersebut. Gempa terjadi di Laut Banda, sekitar 214 km sebelah timur laut Kota Ambon, Maluku.


Dampak dari tsunami ini menyebabkan kepanikan di kalangan penduduk setempat, dan banyak dari mereka mengungsi ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari risiko lebih lanjut. Meskipun tidak ada laporan korban jiwa dalam jumlah besar, kerusakan material dan trauma psikologis akibat gempa dan tsunami ini sangat dirasakan oleh masyarakat di sekitar wilayah terdampak.
Kejadian ini mengingatkan akan pentingnya sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan bencana di wilayah yang rawan gempa dan tsunami seperti Indonesia.
Pada 26 Juni 2019, wilayah Maluku Tengah diguncang oleh gempa bumi berkekuatan 7,4 magnitudo yang terjadi di Laut Banda. Gempa ini tidak hanya menimbulkan getaran kuat yang dirasakan di berbagai wilayah Maluku, tetapi juga memicu terjadinya tsunami kecil di beberapa area pesisir.
Berikut adalah cerita tentang kejadian tersebut:


1. Pagi yang Mengguncang
Pada pagi hari tanggal 26 Juni, warga Maluku Tengah dikejutkan oleh gempa bumi besar yang terjadi di Laut Banda. Gempa yang berlangsung selama beberapa detik ini cukup kuat untuk menyebabkan kepanikan di kalangan penduduk. Banyak yang berlari keluar dari rumah dan bangunan untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman.


2. Peringatan Dini Tsunami
Segera setelah gempa, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini tsunami. Peringatan ini membuat masyarakat semakin waspada. Mereka yang tinggal di daerah pesisir segera mencari tempat yang lebih tinggi untuk menghindari kemungkinan datangnya gelombang tsunami.


3. Gelombang Tsunami
Tidak lama setelah gempa, beberapa daerah pesisir di Maluku Tengah mengalami kenaikan permukaan air laut yang signifikan, yang diidentifikasi sebagai tsunami kecil. Meskipun tidak menyebabkan kerusakan besar, gelombang ini cukup untuk membanjiri beberapa rumah di dekat pantai dan membuat penduduk tetap waspada.


4. Respons dan Evakuasi
Masyarakat di Maluku Tengah, yang sudah terbiasa dengan ancaman gempa bumi dan tsunami, merespons dengan cepat. Banyak yang mengungsi ke daerah yang lebih tinggi atau ke pusat evakuasi yang telah disiapkan. Pemerintah daerah dan tim tanggap darurat segera turun ke lapangan untuk memastikan keselamatan warga dan memberikan bantuan yang diperlukan.


5. Pemulihan dan Kesadaran
Setelah situasi kembali tenang, upaya pemulihan pun dimulai. Pemerintah setempat bersama berbagai organisasi kemanusiaan membantu memperbaiki kerusakan dan menyediakan bantuan bagi mereka yang terdampak. Kejadian ini juga memperkuat kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan bencana, khususnya di wilayah yang rawan gempa dan tsunami.

Kisah tsunami di Maluku Tengah pada 2019 menjadi pengingat akan betapa pentingnya sistem peringatan dini, kesiapsiagaan masyarakat, dan respons cepat terhadap bencana alam. Hal ini juga menunjukkan ketahanan masyarakat Maluku dalam menghadapi ancaman bencana alam yang selalu mungkin terjadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun