Mohon tunggu...
Jw
Jw Mohon Tunggu... Lainnya - Introvert yang sedang berusaha fokus

Berpengalaman dalam menjalani kehidupan selama kurang lebih 40 tahun. Senang mengamati hal-hal receh disekitar, dan kurang tajam dalam menganalisis hal-hal penting. Baru-baru ini tergerak untuk membagi pengalaman hidup melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rindu Ramadhan

1 Maret 2022   21:47 Diperbarui: 1 Maret 2022   21:52 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sembari menggoreng ikan untuk menu makan malam si kecil, aku terhanyut dengan pikiran sendiri dan membatin, Oh ada yang berbeda dengan suara azan magrib kali ini, tapi apa ya ?. Yap, aku langsung menemukan jawabannya, Suara azan kali ini terdengar lebih keras dan membawa ku pada memori menjelang  Ramadhan dimana aku merasa bahwa toa- toa pada mesjid sekitar tempat tinggal ku telah dikeraskan namun anehnya meski lebih keras tapi lantunan ayat Alquran tetap membawa ketenangan apalagi jika dibawakan oleh imam dengan irama yang  syahdu. 

Dalam hitungan detik aku sudah disergap kerinduan akan suasana ramadhan. Banyak hal yang aku rindukan, rindu aktivitas mengaji sesudah subuh, Rindu keramaian tarawih, rindu tenang nya waktu pertengahan malam, hingga rindu hiruk pikuk jalanan dan aktivitas berburu bukaan. Terlebih rindu suasana ramadhan semasa aku kecil dulu. 

Diera 90 an, setelah selesai tarawih sangat umum terlihat suasana penceramah atau imam yang dikerubungi oleh anak-anak cilik untuk dimintai tanda tangan termasuk aku dan teman-teman. Meski seringnya kami tidak paham apa isi ceramah, entah karena bahasanya yang tidak terjangkau oleh otak kami yang masih dalam tahap berkembang atau karena kami sangat sibuk dengan aksi saling dorong dan makan indomie saat ceramah disampaikan. Tapi aku tidak tahu apakah tugas sekolah atau tugas mengaji seperti ini masih langgeng hingga saat sekarang.  

Setelah bersuami, hal yang juga menjadi hiburan sendiri untuk ku adalah berburu jajanan bukaan, namun hiburan ku hanya sebatas membeli dan mengamati keramaian kota, sementara untuk ngabuburit atau berbuka puasa diluar hanya merupakan kerepotan dan tidak terlalu kusukai. 

Intinya, aku rindu ramadhan dengan segala keutamaannya, diantaranya dilipatgandakan pahala, diijabah doa, dibuka pintu surga seluas-luasnya, diberikan ampunan dan masih banyak lagi. 

Semoga ramadhan kali ini menjadi ramadhan terindah untuk aku, kamu dan semua ummat muslim dunia. 

 28 Rajab 1443 H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun