Mohon tunggu...
Juwinda Ningrum
Juwinda Ningrum Mohon Tunggu... Guru - Guru PAUD

Lulusan Managemen Dakwah, suka topik dan baca buku #SelfImprovement, (e): windelafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Seni Kintsugi, Untukmu yang Saat Ini Berada di "Titik Terendah"

20 Januari 2022   11:47 Diperbarui: 8 Februari 2022   09:27 3313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kadangkala di sepanjang kehidupan kita harus dengan siap menghadapi kegagalan, daripada kita mencoba untuk menolak rasa sakit dari kegagalan tersebut, di mana nantinya bisa membuat kita akan merasakan tahapan kesedihan "Depresi" hingga membuang-buang waktu dan tenaga serta menyalahkan diri sendiri. 

Lebih baik kita berdamai dan menerima ketidaksempurnaan dalam hidup supaya kita dapat mengevaluasi diri dan bisa secepatnya berkembang ke versi diri kita yang lebih baik.

2. Mengubah mindset 

Seni kintsugi tidak berupaya menghilangkan kerusakan atau membuang pecahan-pecahan keramik namun kintsugi membuat ketidaksempurnaan dari kemarik yang pecah dan rusak menjadi sesuatu yang bernilai estetik. 

Seni kintsugi mengajarkan bahwa kegagalan dan ketidaksempurnaan yang dialami setiap orang adalah unik, berbeda serta tidak dapat dibandingkan dengan orang lain. 

Untuk itu, bersedialah mengubah mindset ketidaksempurnaan sebagai proses untuk bertumbuh, menerima pengalaman gagal sebagai proses untuk belajar dan proses bertumbuh. Memandang pengalaman sukses dan pengalaman gagal adalah pengalaman yang sama. 

Ketika kita mampu memaknai pengalaman gagal, membuat hidup terasa posistif. Semua hal yang kita alami sebagai kesempatan untuk belajar, untuk membuat diri lebih baik lagi.

Dengan mengubah mindet tersebut akan mudah menerima sebuah kegagalan serta bisa melewati dan memperbaiki. Terkadang hal yang paling bermakna dalam hidup adalah kegagalan (pengalaman buruk) yang pernah kita alami.

3.  Segera perbaiki kegagalan dengan bertahap

Seni kintsugi mengajarkan bahwa kehidupan sejati mangkuk diawali disaat mangkut tersebut pecah dan rusak. Pecahan keramik yang sudah hancur berkeping haruslah diambil dan disatukan lagi dengan sangat hati-hati. 

Tahap demi tahap, pecahan yang rusak dibersihkan, dipersiapkan dengan kesabaran, dipasang kembali kemudian direkatkan dengan vernis serta dibubuhi dengan bubuk emas. Sebab tujuannya ialah untuk membuat garis estetik serta kokoh. Terdapat nadi emas yang berharga untuk menekankan bahwa seni kintsugi mempunyai nilai filosofi yang bernilai dengan bermetafora lebih indah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun