Bayanganmu melayang di senyap pagi,
Mengiring kabut yang enggan pergi,
Seperti mimpi yang tak bertepi,
Menggetarkan hati yang terus menanti.
Kabut melingkar menutup wajah,
Namun hatiku tetap gelisah,
Bayanganmu hadir serupa kilas,
Meninggalkan rindu yang tiada batas.
Langkahmu samar di ujung pandang,
Seperti angin yang tak terbilang,
Namun namamu terus terulang,
Dalam tiap napas yang ku kenang.
Adakah kau sadar aku menunggu,
Di tepi sunyi yang terus membeku,
Sementara waktu terus berlalu,
Bayangmu tetap menawan kalbu.
Kabut memeluk bagai tirai gelap,
Namun jiwaku tak pernah lelap,
Bayanganmu hadir serupa pelap,
Mengobati rindu yang terus meratap.
Andai kabut rela mengungkap,
Wajahmu yang hilang di kelam senyap,
Mungkin hatiku kan luluh lelap,
Tak lagi terbelenggu harap.
Tapi kini kubiarkan kabut menjaga,
Bayanganmu yang serupa surga,
Di balik tirai ini aku percaya,
Rinduku padamu takkan sirna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H