Mohon tunggu...
Juwilsi T. Rawung
Juwilsi T. Rawung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya adalah Mahasiswa yang sedang mengejar masa depan Mari kita saling berbagi inspirasi dalam karya fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Si Mata Teduh

26 Agustus 2024   18:19 Diperbarui: 26 Agustus 2024   20:07 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selir angin, serta hamparan pasir 

Desiran ombak, menebas Perahu Kertas 

Awan Biru, cahaya ufuk timur 

Tercampur dengan Lembayung, sungguh tak kalah indah 

Si mata Teduh, di samping pantai 

Biarkan Angin, mengibas rambutnya 

Menerpa wajah, raut mimiknya 

Menerjang seluruh raga dan rasanya 

Kakinya yang telanjang, menginjak meninggalkan jejak 

Lelah menatap sang surya, terbenam 

Berdiri atas hamparan pasir, telah menjadi Sendu 

Meninggalkan jejak kesedihan, yang merangkul 

Tiada bisikan, terus setiap buka bibirnya

Setetes air mata, telah menguras tenaganya

Hanya Pedihnya luka, tersisa di matanya

Bersama dengan setiap rasa, menempati seluruh raga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun