Mohon tunggu...
Juwanda
Juwanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ilmiah forever

Selanjutnya

Tutup

Financial

Tantangan dan Peluang Keuangan Syariah dalam Persaingan Global

14 Januari 2025   08:46 Diperbarui: 14 Januari 2025   08:46 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Melanjutkan diskusi sebelumnya, perkembangan keuangan syariah di Indonesia tidak hanya dihadapkan pada tantangan dual banking system di tingkat nasional, tetapi juga harus menghadapi persaingan di kancah global. Dalam konteks ini, Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat keuangan syariah global.

Saat ini, kita melihat bagaimana negara-negara seperti Malaysia dan Dubai telah lebih dulu memposisikan diri sebagai hub keuangan syariah internasional. Indonesia perlu mengambil langkah strategis untuk tidak sekadar menjadi pasar yang besar, tetapi juga pemain yang diperhitungkan dalam industri keuangan syariah global.

Salah satu keunggulan kompetitif yang dapat dikembangkan adalah sektor ekonomi halal. Dengan menghubungkan sektor riil berbasis halal dengan sistem keuangan syariah, akan tercipta ekosistem ekonomi syariah yang komprehensif. Industri halal seperti makanan, fashion, kosmetik, dan pariwisata halal dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan keuangan syariah.

Digitalisasi juga menjadi kunci penting dalam pengembangan keuangan syariah. Financial technology (fintech) syariah membuka peluang untuk menjangkau segmen pasar yang lebih luas, terutama generasi milenial dan Gen-Z yang merupakan digital native. Inovasi seperti smart contracts berbasis blockchain dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi transaksi keuangan syariah.

Aspek penting lainnya adalah pengembangan pasar modal syariah. Instrumen keuangan syariah seperti sukuk harus terus dikembangkan untuk memberikan alternatif investasi yang lebih beragam. Pengembangan green sukuk, misalnya, dapat menjadi instrumen pembiayaan proyek-proyek ramah lingkungan yang sejalan dengan prinsip maqashid syariah.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, sistem keuangan syariah dapat menawarkan stabilitas melalui prinsip-prinsip berbagi risiko dan keterkaitan dengan sektor riil. Hal ini menjadi nilai tambah yang dapat ditonjolkan untuk menarik minat investor, baik Muslim maupun non-Muslim.

Untuk mewujudkan ambisi menjadi pemain global, diperlukan kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah, regulator, pelaku industri, dan akademisi. Penelitian dan pengembangan harus didorong untuk menciptakan inovasi produk keuangan syariah yang dapat bersaing di pasar internasional.

Dengan memanfaatkan peluang yang ada dan mengatasi tantangan secara sistematis, keuangan syariah Indonesia memiliki potensi besar untuk tumbuh tidak hanya sebagai alternatif dari sistem konvensional, tetapi juga sebagai solusi keuangan yang lebih adil dan berkelanjutan bagi masyarakat global.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah persaingan dengan pusat-pusat keuangan syariah yang telah mapan. Dubai dan Malaysia telah lebih dulu membangun reputasi sebagai hub keuangan syariah internasional, dengan infrastruktur dan regulasi yang mendukung. Indonesia perlu melakukan akselerasi untuk mengejar ketertinggalan ini, tidak hanya dalam hal regulasi tetapi juga dalam pengembangan produk dan layanan yang inovatif.

Digitalisasi menjadi peluang sekaligus tantangan yang tidak bisa diabaikan. Fintech syariah membuka peluang besar untuk memperluas akses dan inklusi keuangan syariah. Namun, hal ini juga menuntut investasi besar dalam teknologi dan pengembangan SDM yang kompeten. Adaptasi teknologi blockchain, artificial intelligence, dan big data analytics menjadi keniscayaan untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing.

Pengembangan pasar modal syariah juga menjadi aspek krusial. Instrumen keuangan syariah seperti sukuk perlu terus diinovasi untuk menarik investor global. Pengembangan green sukuk, misalnya, dapat menjadi terobosan untuk menggabungkan prinsip syariah dengan tren investasi berkelanjutan yang semakin diminati investor internasional.

Standardisasi praktik syariah di level global juga menjadi tantangan tersendiri. Perbedaan interpretasi fiqh muamalah antar negara dapat menghambat pengembangan produk yang dapat diterima secara universal. Indonesia perlu berperan aktif dalam forum-forum internasional untuk mendorong harmonisasi standar syariah tanpa mengorbankan prinsip-prinsip fundamental.

Sektor ekonomi halal menawarkan peluang besar yang belum dioptimalkan. Dengan menghubungkan sektor riil berbasis halal dengan sistem keuangan syariah, akan tercipta ekosistem ekonomi syariah yang komprehensif. Indonesia dengan kekayaan sumber daya dan ukuran pasarnya memiliki potensi besar untuk memimpin pengembangan industri halal global.

Pengembangan SDM berkualitas juga menjadi faktor kunci. Kebutuhan akan praktisi yang memahami tidak hanya aspek syariah tetapi juga kompleksitas keuangan modern dan teknologi digital semakin mendesak. Kerjasama dengan institusi pendidikan internasional dan program sertifikasi global dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas SDM.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, sistem keuangan syariah memiliki keunggulan inherent dalam hal stabilitas karena keterkaiatannya dengan sektor riil dan prinsip berbagi risiko. Hal ini dapat menjadi selling point untuk menarik investor global yang mencari alternatif investasi yang lebih stabil dan etis.

Untuk mewujudkan ambisi menjadi pemain global yang diperhitungkan, diperlukan roadmap yang jelas dan komitmen dari seluruh stakeholder. Pemerintah perlu memberikan dukungan kebijakan yang konsisten, sementara pelaku industri harus terus berinovasi dan meningkatkan standar layanan mereka.

Akhirnya, masa depan keuangan syariah Indonesia dalam persaingan global akan ditentukan oleh kemampuan kita mengatasi tantangan-tantangan ini sambil memanfaatkan peluang yang ada secara optimal. Dengan pendekatan yang tepat dan eksekusi yang konsisten, Indonesia memiliki potensi besar untuk tidak hanya menjadi pasar yang besar tetapi juga pemain yang berpengaruh dalam industri keuangan syariah global.

Saat ini, keuangan syariah global didominasi oleh negara-negara seperti Malaysia dan Dubai yang telah lebih dulu membangun ekosistem keuangan syariah yang komprehensif. Mereka tidak hanya fokus pada aspek perbankan, tetapi juga telah mengembangkan pasar modal syariah yang sophisticated dan regulasi yang mendukung. Indonesia perlu belajar dari kesuksesan mereka sambil membangun keunggulan kompetitifnya sendiri.

Era digital membawa transformasi besar dalam industri keuangan, termasuk keuangan syariah. Fintech syariah muncul sebagai game changer yang dapat memperluas akses dan meningkatkan efisiensi layanan keuangan syariah. Namun, ini juga menuntut investasi besar dalam infrastruktur teknologi dan pengembangan talent digital yang kompeten dalam aspek syariah.

Pengembangan pasar sukuk global menjadi salah satu peluang yang menjanjikan. Indonesia telah menunjukkan kepemimpinannya dalam penerbitan green sukuk, yang menggabungkan prinsip keuangan syariah dengan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan. Inovasi semacam ini perlu terus dikembangkan untuk menarik investor global, baik Muslim maupun non-Muslim.

Ekonomi halal juga menawarkan potensi besar yang belum sepenuhnya dioptimalkan. Integrasi antara sektor riil berbasis halal dengan sistem keuangan syariah dapat menciptakan value chain yang kuat. Indonesia, dengan kekayaan sumber daya alam dan ukuran pasarnya yang besar, memiliki keunggulan komparatif dalam pengembangan industri halal global.

Standardisasi praktik syariah di level global menjadi tantangan tersendiri. Perbedaan interpretasi fiqh muamalah antar negara dapat menimbulkan kompleksitas dalam pengembangan produk yang dapat diterima secara universal. Indonesia perlu mengambil peran lebih aktif dalam forum-forum internasional untuk mendorong harmonisasi standar syariah.

SDM yang berkualitas menjadi faktor krusial dalam persaingan global. Kebutuhan akan praktisi yang memahami kompleksitas keuangan modern, teknologi digital, dan prinsip syariah semakin mendesak. Program pengembangan SDM yang komprehensif, termasuk kerjasama dengan institusi internasional, menjadi prioritas yang tidak bisa ditunda.

Stabilitas sistem keuangan syariah yang telah terbukti selama berbagai krisis ekonomi menjadi nilai tambah yang dapat ditonjolkan. Prinsip berbagi risiko dan keterkaitan dengan sektor riil memberikan fundamental yang kuat bagi sistem keuangan syariah untuk berkembang secara berkelanjutan.

Untuk mewujudkan ambisi global, diperlukan kolaborasi erat antara regulator, pelaku industri, dan akademisi. Penelitian dan pengembangan harus didorong untuk menciptakan inovasi produk keuangan syariah yang dapat bersaing di pasar internasional.

Di tengah persaingan global yang semakin ketat, Indonesia perlu mengambil langkah strategis untuk memposisikan diri sebagai pusat keuangan syariah yang diperhitungkan. Hal ini membutuhkan komitmen jangka panjang dan eksekusi yang konsisten dari seluruh pemangku kepentingan. Dengan pendekatan yang tepat dan dukungan kebijakan yang kondusif, keuangan syariah Indonesia memiliki peluang besar untuk tumbuh menjadi kekuatan baru dalam industri keuangan global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun