Misalnya, jika temanmu selalu meminta bantuanmu tetapi tidak pernah ada untukmu ketika kamu membutuhkannya, kamu bisa mulai mengatakan "tidak" dengan tegas namun tetap sopan. Jelaskan bahwa kamu juga memiliki kebutuhan dan tanggung jawab sendiri yang harus diprioritaskan.
Menetapkan batasan bukan berarti kamu tidak peduli atau tidak mau membantu temanmu. Ini lebih tentang menjaga keseimbangan dan memastikan bahwa hubungan tersebut tidak sepihak. Dengan batasan yang jelas, temanmu mungkin akan mulai menyadari bahwa mereka tidak bisa selalu mengandalkanmu tanpa memberikan timbal balik yang setara.
3. Ajarkan Empati
Sikap egois sering kali muncul karena kurangnya empati. Teman yang egois mungkin tidak menyadari bagaimana tindakan mereka mempengaruhi orang lain. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan mengajarkan empati kepada mereka.
Kamu bisa mulai dengan memberikan contoh bagaimana empati bekerja dalam situasi sehari-hari. Misalnya, ketika kamu bercerita tentang masalah yang kamu hadapi, coba tunjukkan bagaimana perasaanmu dan bagaimana tindakan orang lain bisa membantu atau memperburuk situasi tersebut.
Selain itu, dorong temanmu untuk berpikir dari sudut pandang orang lain. Tanyakan bagaimana perasaan mereka jika berada di posisi orang lain. Dengan latihan yang konsisten, temanmu mungkin akan mulai memahami pentingnya empati dan mulai memperhatikan perasaan orang lain lebih baik.
4. Komunikasi Terbuka dan Jujur
Komunikasi adalah kunci dalam setiap hubungan, termasuk dalam menghadapi teman yang egois. Jangan ragu untuk berbicara secara terbuka dan jujur tentang perasaanmu. Terkadang, teman yang egois tidak menyadari bahwa tindakan mereka menyakiti atau mengganggumu.
Pilihlah waktu yang tepat untuk berbicara, ketika kalian berdua tenang dan tidak sedang dalam suasana hati yang buruk. Sampaikan perasaanmu dengan jelas dan sopan. Hindari menuduh atau menyalahkan, karena ini bisa membuat mereka defensif dan menolak untuk mendengarkan.
Misalnya, kamu bisa mengatakan, "Aku merasa tidak dihargai ketika kamu selalu memintaku untuk mendengarkan masalahmu, tapi kamu tidak pernah mendengarkan masalahku." Dengan cara ini, kamu menyampaikan perasaanmu tanpa menyalahkan mereka secara langsung, sehingga mereka lebih mungkin untuk mendengarkan dan memahami.