Mohon tunggu...
Juvialen
Juvialen Mohon Tunggu... -

Kata-katamu adalah kualitas dirimu

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sambuponti Nozzle: Inovasi Mutakhir Penanggulangan Api

12 November 2016   14:39 Diperbarui: 12 November 2016   14:56 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sambusir mempresentasikan alat pemadam kebakaran inovasinya, Sambuponti Nozzle (credit: delegasi Indonesia di COP22)

Paruh kedua tahun 2015 merupakan masa-masa yang kelabu bagi bangsa Indonesia, baik secara harfiah maupun istilah. Kala itu, bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama berminggu-minggu menghiasi tajuk utama berita nasional. Skala bencana karhutla 2015 memang mengerikan.

Estimasi luas toal areal karhutla 2015 di Indonesia mencapai 2.089.911 hektar. Jumlah itu meliputi 618.574 hektar lahan gambut dan 1.471.337 hektar lahan non gambut.

Lahan gambut yang terbakar lebih sulit dipadamkan karena bara yang menyala tersimpan di bawah permukaan tanah hingga kedalaman beberapa meter. Jadi, bisa saja di permukaan tanah sudah padam, namun bara dalam tanah masih menyala dan mengeluarkan asap.

Mengingat luasnya karhutla yang menimpa hutan dan lahan kita, memang perlu dilakukan inovasi dan terobosan dalam menanggulanginya. Tentu saja yang terbaik adalah dengan tindakan pencegahan. Namun sembari tindakan pencegahan diupayakan terus-menerus, tindakan pemadaman juga seyogyanya ditingkatkan lebih baik lagi.

Memadamkan hutan dengan cara konvensional. (credit: VOA Indonesia)
Memadamkan hutan dengan cara konvensional. (credit: VOA Indonesia)
Sebuah inovasi lahir dari kebutuhan untuk menghadapi persoalan yang tidak dapat lagi diatasi dengan cara-cara lama. Inilah yang dilakukan oleh Sambusir Yusuf melalui penemuannya, Sambuponti Nozzle.

Belajar dari pengalamannya dalam menghadapi kebakaran lahan dan hutan selama bertahun-tahun, Sambusir berpikir keras untuk melakukan inovasi agar proses pemadaman karhutla dapat dilakukan secara lebih cepat dan tepat sasaran.

“Alat ini saya ciptakan karena berdasarkan pengalaman di lapangan, api yang sudah membesar sangat sulit untuk dipadamkan, sehingga kami berpikir bagaimana api yang membesar ini bisa kita padamkan seacara efektif, efisien, dan aman,” ungkap Sambusir.

Sambusir menjadi pembicara di COP22 (credit: delegasi Indonesia di COP22)
Sambusir menjadi pembicara di COP22 (credit: delegasi Indonesia di COP22)
Setelah bertahun-tahun melakukan eksperimen dan penyempurnaan desain, maka lahirlah Sambuponti Nozzle. 

Apa yang membedakan Sambuponti dengan alat pemadam pada umumnya?

Sambuponti Nozzle adalah pipa yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat memaksimalkan proses pemadaman karhutla, terutama pada lahan gambut. Alat ini bekerja maksimal menyemprotkan air dan dihubungkan dengan motor pompa (pump machine) bertekanan tinggi.

Alat ini sangat multifungsi, dapat dipakai untuk membasahi lahan sehingga dapat mencegah dan menghambat aliran api, baik api horizontal maupun api vertikal pada lahan yang terbakar. Alat ini juga mampu menjangkau api sampai ke bawah permukaan tanah.

Sambu Ponti Nozzle terdiri dari dua tipe: yaitu tipe Primer dan tipe Branch.

Sambu Ponti Primer dilengkapi dengan penyangga agar waktu digunakan, posisi dan pergerakan Regu Pemadam Kebakaran akan lebih nyaman, sehingga tenaganya tidak akan banyak terkuras.

Sambu Ponti Branch selain memiliki penyangga dilengkapi juga dengan 3 jenis nozzle, yaitu nozzle variable, nozzle spray, dan nozzle gambut.

Tiga jenis nozzle (istimewa)
Tiga jenis nozzle (istimewa)
Nozzle variable digunakan untuk memadamkan bagian badan api dan ekor api, di mana kekuatan semprotan airnya lebih terfokus pada satu titik, serta bertekanan cepat dan kuat.

Sedangkan nozzle spray berfungsi untuk membasahi bagian permukaan api, dengan kekuatan semprot yang lebih kecil namun menyebar dan menjangkau ke berbagai penjuru.

Adapun nozzle gambut dipakai untuk menjangkau bara api yang berada di bawah permukaan tanah, sebagaimana lazim terjadi pada kebakaran lahan gambut. Pipa yang dilengkapi dengan pori-pori air dalam nozzle inilah yang ditancapkan ke dalam tanah dan menyemprotkan air guna memadamkan tanah gambut yang terbakar.

Kelebihan lain Sambuponti Branch yaitu dapat dipasang di setiap sambungan selang, sehingga banyak titik-titik api yang bisa dipadamkan oleh alat ini. Dibandingkan dengan cara lama, ujung selang hanya mampu menjangkau satu titik saja.

Sambu Ponti Branch dapat dihubungkan dengan 5 hingga 20 unit selang (nozzle) yang dapat mengcover 9-10 hektar lahan menggunakan mesin pompa air berkapasitas 2 ribu liter per menit.

Kebakaran dalam skala besar dapat diredam dengan peralatan Sambuponti. Personil RPK akan lebih tahan dengan panas dan asap karena tidak berhadapan langsung dengan api sepanjang waktu (mode self operation fire protection). Sambuponti juga dapat bekerja non stop lebih dari 24 jam menggunakan kontrol mesin pompa.


Atas temuannya yang inspiratif dan bermanfaat dalam mengatasi karhutla ini, Sambusir diundang oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk turut menghadiri KTT Perubahan Iklim 2016 yang berlangsung di Marrakesh, Maroko sejak tanggal 7 hingga 18 November 2016.

Sejumlah inovasi dan temuan untuk mencegah karhutla dan degradasi lahan yang telah dilakukan komunitas di Indonesia ikut dipamerkan di Paviliun Indonesia pada konferensi ini.

Di sela-sela forum yang kerap disebut Conference of Parties (COP 22) ini, Sambusir berbagi kisah sembari memeragakan cara kerja Sambuponti Nozzle (8/11).

Sambusir mempresentasikan alat pemadam kebakaran inovasinya, Sambuponti Nozzle (credit: delegasi Indonesia di COP22)
Sambusir mempresentasikan alat pemadam kebakaran inovasinya, Sambuponti Nozzle (credit: delegasi Indonesia di COP22)
Sambusir yang sampai saat ini aktif di Sinar Mas Forestry/APP ini berharap agar penemuannya dapat dipakai secara luas, supaya masyarakat tahu bahwa ada alat sederhana yang sangat membantu untuk mengatasi kebakaran yang terjadi, baik yang terlihat maupun di bawah permukaan lahan gambut.

“Alat ini tepat untuk dikenalkan kepada masyarakat petani, dan harapan ke depannya semoga kebiasaan membakar lahan sebelum tanam dapat dikurangi,” pungkasnya.

Pihak KLHK sangat mendukung inovasi Sambuponti Nozzle ini dan dikabarkan akan mendorong penggunaan alat ini secara massal guna mengatasi karhutla di berbagai daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun