Di dunia ini terdapat tiga generasi yang saling berinteraksi satu sama lain, yaitu Generasi X (orangtua generasi Millennials, Red), Generasi Y (Gen Y) atau dikenal seagai Millennials, dan Generasi Z. Generasi yang paling berpengaruh  saat ini adalah Millennials, yakni mereka yang dilahirkan pada rentang tahun 1980-1990 hingga awal 2000-an. Millennials hidup dengan melalui dua fase peralihan budaya, baik dalam kehidupan sosial ekonomi hingga dunia teknologi.
Beberapa contoh seperti kita ketahui bersama yakni pada masa kecilnya, Millennials merasakan permainan tradisional sekaligus permainan digital. Dalam kehidupan sehari-hari, terdapat enam perbedaan mencolok hal-hal yang dilakukan oleh Generasi X, namun tidak lagi dilakukan Millennials. Apa saja perbedaannya? Â
1. Menonton Televisi
Source: http://www.thefunctionalbody.com/why-you-should-stop-watching-tv-altogether/
Setiap harinya rating penonton televisi berkurang 25% pada jam primetime, dan diketahui terjadi pada usia 18-49 tahun. Hal itu kemungkinan besar para Millennials lebih banyak di depan Facebook, Snapchat, YouTube, dan jenis sosial media lainnya.
2. Beli Perhiasan (emas atau berlian)
Perusahaan berlian dilaporkan membanting harga karena Millennials semakin enggan membeli perhiasan ini. Entah karena alasan tidak suka atau terlalu mahal harganya. Tapi mengingat di zaman sekarang teknologi sudah semakin canggih, Millennials semakin bersikap pragmatis dengan membeli barang teknologi terbaru, seperti smartphone atau perangkat gadget lainnya, ketimbang membeli berlian atau emas.
3. Waktu Liburan
Source: https://www.youtube.com/watch?v=0Iykn4mBT9U
Zaman di mana sosial media semakin populer, banyak orang-orang yang melakukan liburan, bahkan beberapa cenderung memaksakan liburannya dengan seluruh tabungan yang ada, demi bisa show off di sosial media mereka. Kalau pada Generasi X orang-orang liburan untuk memulihkan mental dari rutinitas, kini liburan adalah untuk ajang ‘narsis’.
4. Budaya Kerja
Source: www.fastcompany.com
Millennials bukannya malas, tetapi mereka ingin waktu kerja yang lebih fleksibel, karena itulah di masa kini semakin banyak jenis pekerjaan freelance yang tidak terikat dengan waktu kerja 9-to-5. Di Indonesia sendiri, bukan hanya pekerjaan freelance yang dicari, melainkan juga semakin banyak yang menggeluti bidang entrepreneur. Dengan membangun bisnis sendiri, maka waktu kerja mereka semakin leluasa.
5. Budaya Membaca vs Isu Lingkungan
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya