Mohon tunggu...
juven hamat
juven hamat Mohon Tunggu... God is good all time, all time God is Good "And God is able to bless you abundantly, so that in all things at all times, having all that you need, you will abound in every good work".

Yesaya 41:10 Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Doa: Bukan Ban Serep, Tetapi GPS Hidup

5 Februari 2025   16:59 Diperbarui: 5 Februari 2025   16:59 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yesus Berdoa Kepada BapaNya

Oke, mari kita mulai dengan sebuah fakta menarik: banyak orang Kristen memperlakukan doa seperti ban serep. Iya, yang baru dicari pas kondisi darurat, kayak pas ban mobil bocor di tengah jalan sepi, malam-malam, tanpa sinyal. Tapi, hei, bukankah seharusnya doa itu lebih dari sekadar "P3K rohani"? Kalau Yesus aja rajin banget berdoa, masa kita enggak?

Yesus: Si Pendoa Sejati (Bukan Cuma di Instagram Story)

Kalau scroll Injil Lukas, kita bakal nemuin fakta keren: Yesus itu pendoa banget. Enggak main-main, lho. Dia berdoa pas momen-momen penting kayak pas dibaptis (Luk. 3:21), sebelum pilih tim inti alias para murid (Luk. 6:12), bahkan pas transfigurasi yang super epic itu (Luk. 9:29). Tapi yang bikin lebih wow, Yesus enggak nunggu event spesial buat berdoa. Dia menjadikan doa sebagai gaya hidup, kayak orang yang enggak bisa hidup tanpa kopi pagi.

Taman Getsemani: Tempat Yesus Ngeluarin "Unfiltered" Emosi

Di antara semua doa Yesus, yang paling dramatis ada di Taman Getsemani. Bayangin aja: Yesus, yang biasanya tenang kayak danau Galilea di pagi hari, tiba-tiba galau berat. Kenapa? Karena Dia tahu persis apa yang bakal Dia hadapi: penderitaan level dewa (eh, literally) untuk nebus dosa umat manusia.

Yesus bilang, "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku" (Luk. 22:42). Cawan di sini bukan kopi latte, bro, tapi simbol murka Allah (cek Mzm. 75:9 dan Yes. 51:17). Yesus lagi berhadapan dengan rasa takut, sakit, dan tekanan mental luar biasa---sampai keringat-Nya kayak titik-titik darah. Gila, ini beneran pergumulan level hardcore.

Tapi di tengah semua itu, Dia tutup doanya dengan kalimat paling powerful: "Bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." Itu kayak bilang, "Oke, ini berat banget, tapi gue percaya sama rencana-Mu, Tuhan." Dan boom! Yesus menang di "ring" doa sebelum Dia menang di salib.

Kita vs. Doa: Kenapa Susah Banget, Sih?

Sekarang, coba tanya diri sendiri: kenapa kita sering banget malas berdoa? Mungkin karena kita nganggep doa itu kayak formalitas. Atau kita mikir, "Tuhan udah tahu segalanya, buat apa sih gue ngomong lagi?" Padahal, doa itu bukan buat ngasih info ke Tuhan, tapi buat ngubah hati kita.

Yesus bilang ke murid-murid-Nya (yang malah tidur di saat krusial, duh), "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan" (Luk. 22:40, 46). Artinya, doa itu kayak GPS rohani. Tanpa doa, kita gampang nyasar, walau peta hidup kita ada di tangan. Dunia penuh godaan, bro! Tanpa doa, kita bisa kayak murid-murid Yesus yang ketiduran waktu seharusnya berjaga.

Refleksi: Doa Itu Gaya Hidup, Bukan Emergency Button

Billy Graham pernah bilang, "Biasakanlah berdoa, maka ketika kesulitan datang, kita sudah terbiasa melakukannya." Logis banget, kan? Kalau kita biasa ngobrol sama Tuhan di segala situasi, pas badai datang, kita enggak bakal panik. Doa bukan plan B; doa itu plan A---plus B, C, D, sampai Z.

Pertanyaan Serius (Tapi Santai):

  1. Kenapa ya, hidup kita sering enggak kerasa kayak lagi di medan perang rohani? Apa karena kita sibuk nonton drakor atau scrolling TikTok?

  2. Apa sih yang bikin kamu malas berdoa? Rasa bosan? Enggak tahu harus ngomong apa? Atau sinyal hati lagi lemah?

  3. Gimana caramu supaya doa itu jadi bagian dari rutinitas, kayak check-in harian sama sahabat deket?

Penutup:

Setiap hidup punya "Getsemani"-nya sendiri, dan di setiap Getsemani, Tuhan nyiapin "malaikat"-Nya. Tapi sebelum nunggu malaikat datang, yuk, pastikan kita enggak tidur pas harusnya berdoa. Amin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun