Mohon tunggu...
Maria Viergula
Maria Viergula Mohon Tunggu... Foto/Videografer - God is good all time, all time God is Good "And God is able to bless you abundantly, so that in all things at all times, having all that you need, you will abound in every good work".

Yesaya 41:10 Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Manggarai: Jejak Sejarah, Kekuasaan, dan Warisan Politik yang Mendebarkan

16 Januari 2025   20:43 Diperbarui: 16 Januari 2025   20:43 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Sejarah Manggarai

Suku Manggarai, sang penghuni bagian barat Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur, bukan sekadar suku biasa---mereka adalah perpaduan sejarah, politik, dan budaya yang bak menu khas penuh rempah-rempah. Dengan persebaran di tiga kabupaten besar, yaitu Manggarai Barat, Manggarai, dan Manggarai Timur, suku ini terus memancarkan pesonanya yang unik.

Di Bawah Dua Mahkota: Bima dan Gowa

Sejarah Manggarai seperti drama kerajaan yang berganti-ganti pemeran utama. Suku ini pernah dikuasai oleh Kesultanan Bima dari Pulau Sumbawa dan Kesultanan Gowa dari Pulau Sulawesi. Bayangkan saja, dua kekuatan besar bergantian memegang kendali atas Manggarai, layaknya permainan catur epik dengan rakyat Manggarai sebagai bidak utamanya.

Di tengah permainan kekuasaan ini, muncullah Kerajaan Reo, yang didirikan oleh seorang putri Sultan Gowa bernama Daeng Tamima, yang juga dikenal sebagai ratu yang jatuh cinta pada pangeran Bima. Sang penguasa Reo diberi gelar "naib"---bukan nama superhero, tapi mirip kepala daerah modern zaman dulu. Bersama penguasa Pota, mereka menjadi tangan kanan Sultan Bima.

Selain naib, ada pula kedaluan-kedaluan yang dipimpin oleh dalu---istilah ini bisa diartikan sebagai "raja kecil" tapi dengan pengaruh yang tak kalah besar. Dari Kedaluan Todo, yang katanya didirikan oleh seorang Minangkabau bernama Mashur, hingga Kedaluan Cibal dan Kedaluan Bajo, sistem ini menjadi fondasi pemerintahan lokal.

Struktur Politik: Dalu dan Gelarang

Sistem politik Manggarai sebenarnya cukup keren, meskipun agak rumit seperti resep masakan tradisional. Dibangun berdasarkan klan dan dipimpin oleh kepala klan, Manggarai memadukan tradisi lokal dengan pengaruh luar. Di bawah Kesultanan Bima, sistem kedaluan dan gelarang diperkenalkan---sebuah sistem hierarki yang terdengar seperti rencana pembangunan besar-besaran.

Ada dalu mese (kedaluan besar), seperti Todo, Cibal, dan Bajo, yang memimpin dalu-dalu kecil atau dalu koe. Kedaluan Todo bahkan punya nama keren untuk kelompok dalu kecilnya, Campulutelu, yang mencakup wilayah seperti Ruteng, Torokgolo, dan Kolang. Di bawah mereka, ada gelarang, semacam kepala desa yang dipilih dengan seleksi ketat dari para tua adat. Kalau ini kompetisi, pasti seru banget!

Manggarai juga punya olahraga tradisional yang penuh aksi: caci. Ini adalah duel seni pukul dan tangkis menggunakan cambuk dan tameng. Sebelum caci dimulai, ada Tarian Danding---layaknya opening act sebelum konser rock. Tarian ini menjadi pemanasan sebelum para pemuda saling pecut di arena.

Bahasa dan Dialek: Simfoni Manggarai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun