Mohon tunggu...
Jusuf AN
Jusuf AN Mohon Tunggu... profesional -

Kelahiran Wonosobo. Senang menulis (fiksi dan non-fiksi). Pemilik www.tintaguru.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suara-suara yang Ditiupkan ke dalam Dada (7-Selesai)

13 Desember 2011   17:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:21 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya tidak sepenuhnya aku telah membuatmu ragu tentang apa yang dulu kuat kau pegang. Kalau pun aku tidak menghembuskan keragu-raguan ke dadamu niscaya dengan sendirinya kau akan mengalami masa-masa seperti itu. Betapa buku-buku di kamar Nitse yang sebagian besar sudah kau baca itu telah mengguncang keimananmu. Lagi, percakapanmu dengan Nitse yang seringkali terkesan bernada humor tetapi serius itu telah merisaukan keyakinan-keyakinanmu.

Aku membayangkan: perlahan gagasan-gagasan gila di kepalamu akan aku jadikan syahwat, kemudian hasrat, dan kelak akan kau terapkan dalam kehidupan, selanjutnya menjadi kebiasaan hingga sulit kau hilangkan. Jika aku membiarkan pikiranmu berjalan sendiri tanpa aku dampingi, aku takut, kau justru akan menemukan cahaya kebenaran.

Berhari-hari kemudian kau mulai terperosok dalam lubang pesimisme. Kau mulai berani memberontak atas keadaanmu sendiri. Kau mulai berpikir kenapa harus dilahirkan dengan jenis kelamin laki-laki dan memiliki ayah seorang kiai. Kau juga memandang kelemahan-kelemahan yang kau miliki, tentang tulisan-tulisanmu yang ditolak media massa, dan cara membacamu yang buruk. Kau terhanyut dalam lautan kelemahan-kelemahanmu dan tak aku ijinkan kau keluar untuk memikirkan kelebihan-kelebihan yang kau miliki, yang sebenarnya jauh lebih banyak. Lingkungan sekelilingmu yang bobrok di mana banyak nilai tak lagi berfungsi dan orang-orang disibukkan dengan benda dan kesenangan diri sendiri, membuatmu semakin tak berdaya. Tetapi kau tetap keras berpikir, mencoba memecah misteri kematian dan hakikat penciptaan. Kau terus membaca, tetapi tujuan, cita-cita dan harapan hidupmu seolah justru lari menjauh. Semakin aku jauhkan.

SELESAI

Cerita ini merupakan cerpen yang panjang, pernah dimuat di Jurnal Cerpen Indonesia edisi X tahun 2009. Jika berkenan, silahkan simak dari awal:

Suara-suara yang Ditiupkan ke dalam Dada (1)

Suara-suara yang Ditiupkan ke dalam Dada (2)

Suara-suara yang Ditiupkan ke dalam Dada (3)

Suara-suara yang Ditiupkan ke dalam Dada (4)

Suara-suara yang Ditiupkan ke dalam Dada (5)

Suara-suara yang Ditiupkan ke dalam Dada (6)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun