Mohon tunggu...
Febri Anti
Febri Anti Mohon Tunggu... -

Writing without thinking :D

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kami yang Mencintaimu, Mama

13 September 2014   15:16 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:48 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nada – nada yang indah slalu terurai darinya

Tagisan nakal dari bibirku takkan jadi deritanya

Tangan halus dan suci tlah mengangkat tubuh ini

Jiwa raga dan seluruh hidup telah ia berikan….

Kutipan lagu Bunda diatas selalu berhasil membuat air mata ini terus menetes, betapa besar perjuangan seorang ibu melindungi, merawat, mendidik, dan membesarkan buah hatinya. Saya teringat saat saya sakit dan ternyata ada penyempitan di katup jantung saya, mama yang setia setiap harinya mengantar saya ke dokter, berusaha agar saya bisa sembuh. Wajah pucat mama masih terekam jelas saat dokter mangatakan tentang penyakit ini, yaa mama begitu khawatir dan saya semakin punya kemauan keras untuk sembuh dan sekarang Alhamdulillah saya sehat dan lebih kuat dari apa yang kami bayangkan dulu.

Sekarang semua berbalik, mama divonis oleh dokter terkena Kanker Nasofaring, 4tahun terakhir kami terus berusaha untuk penyembuhan hingga pilihan terakhir jatuh kepada Kemotherapy setiiap tiga minggunya, kemotherapy yang sebelumnya sangat kami takuti ternyata pelan-pelan membuat mama lebih baik dari sebelumnya, dan dengan setia serta penuh rasa ikhlas saya selalu mendampinggi mama melalui hari-harinya menuju kesembuhan.

Disaat-saat sulit, saat untuk berdiripun mama butuh bantuan kami (suami dan anak-anaknya) disitulah rasa cinta terhadap mama semakin dalam dan menyadarkan saya Mama bukan lagi mama yang periang, mama bukan lagi mama yang kuat yang bisa melakukan segala sesuatunya sendirian, yang bisa melayani kami yang begitu manja dan selalu membutuhkan bantuan tangan mama. Dan disaat seperti ini semakin membuat saya sadar gak ada kepedulian yang lebih kuat dari rasa cinta keluarga, karena hanya keluarga yang bisa diandalkan pada saat-saat seperti ini bukan yang lain! Ditengah rasa sakitnya mama masih sempat untuk mengingatkan saya pergi ke dokter mata untuk memeriksakan mata saya yg bermasalah sebulan terakhir, mama masih begitu perhatian skalipun dirinya butuh perhatian yang lebih besar dari kami.

Minggu ini jadwal kemo mama untuk ke lima kalinya, badannya semakin kurus, mulai batuk-batuk, tapi dihadapan kami mama tetap berusaha menunjukan bahwa mama kuat, sangat kuat. Dokter menyarankan mama untuk melakukan rontgen untuk melihat sebab dari batuknya, dan hasilnya membuat kami semua kaget, kecewa dan akhirnya hanya pasrah kepada Allah. Kanker mama mulai memasuki paru-parunya, saya tahu mama terpukul tapi lagi-lagi mama menunjukan bahwa semua baik-baik saja, mama terlalu hebat bagi saya. Diam-diam mama menangis ditengah shalatnya hanya Allah tempat mama mengeluh, bukan kami.

Semua sudah kami usahakn untuk kesembuhan mama, tapi hanya Allah yang bisa menentukan. Jika Allah memberi ujian pasti selalu lengkap dengan penyelesaiannya, gak ada yang berat karena semua ujian sesuai dengan kapasitas manusianya masing-masing.

Doaku untuk mama, semoga mama selalu diberi kekuatan melalui hari-hari yang gak mudah ini, semoga mama panjang umur dan bisa melihat pertumbuhan anak aku, Iqbal, dan putri kelak, mama harus bisa lihat putri jadi dokter, mama yang harus damping putri dan juga Iqbal menggapai cita-cita mereka. Dan aku janji mama akan sangat bangga dengan kami, terimakasih telah mendidik dan membesarkan kami ditengah keluarga yang begitu hangat.

Kami yang mencintaimu....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun