Plot kedua ini sungguh luar bisa, di tengah kelaparan, kesengsaraan dan penyakit yang merajalela, Guido dengan kekuatan imajinasinya mampu meyakinkan anaknya dan anaknya pun tidak ragu atau bertanya-tanya dengan permainan yang sedang dijalani, Ia berhasil menghibur dan menyenangkan anknya hingga akhirnya ia mati tertembak oleh tentara Nazi saat sedang mencari Dora istrinya. Kemampuan imajinasinya itu mampu menyelamatkan anaknya, Giosua. Giosua selamat dan bisa bertemu dengan ibunya, Dora, Ia bahkan berpikir telah berhasil memenagkanpermainan itu sebab dia telah memdapatkan tanknya yang sebenarnya adalah tank Amerika yang masuk membebaskan orang orang di kamp Nazi. Sungguh adalah sebagian kisah nyata aktornya, pengorbanan ayahnya sebagai seorang Yahudi di tengah kekejaman Nazi berusaha menyelamatkan anaknya meski akhirnya Ia sendiri mati tertembak, perang sperti sebuag game. Wajarlah film ini mendapatkan berbagi macam penghargaan, film ini juga berbahasa inggris sehingga sehingga cukup mudah dipahami bagi yang belum bisa berbahasa Italia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H