Beberapa hari terakhir ini berita soal kedatangan helikopter super canggihAW 101 di Halim Perdana Kusuma bikin heboh siapa saja yang pada mau heboh. Seperti banyak dikabarkan, realisasi pembelian helikopter bikinan perusahaan kongsi Agusta (Itali) sama Westland (Inggris) yang dikasih nama AW 101 sebabken Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Menhan Ryamizard Ryacudu rada bersitegang. Kedua petinggi negeri ini sama-sama bilang gak tau menau soal nangkringnya AW 101 di salah satu hanggar Halim Perdana Kusuma Jakarta. Gatot malah jadinya curhat kalau kewenangan Panglima TNI udah dipangkas oleh Permenhan soal pengadaan alutsista.Â
Wapres Jusuf Kala pun nyuruh Menkopolhukam Wiranto supaya ngatur harmonisasi antara keduanya. Seperti diketahui, Presiden Jokowi penghujung tahun 2015 lalu menolak pembelian AW 101 yang rencananya juga mau digunaken untuk keperluan kepresidenan, alasannya adalah harganya mahal sekitar 55 juta USD ato setara 760 milyar IDR dan mendingan pesen ke PT Dirgantara Indonesia aja. Gak tau sih ya, apa PTDI bener-bener udah bsa bikin heli sekelas AW 101apa gimana.. heu heu heu...
Soal apakah TNI AU emang bener2 perlu heli secanggih AW 101itu soal lain, saat ini bisa jadi emang dah waktunya.. ya mosok negeri kaya raya penuh susu dan madu ini bahkan Presiden masih pakai heli tua? meski emang kudu hemat anggaran, tapinya ya gak perlu gitu-gitu amat lah.. Yang skarang terungkap adalah realitas adanya ketidakharmonisan antara Panglima TNI dan Menteri Pertahanan. Soal ini mendingan segera diselesaikan baik-baik lah secara adat.Â
Bukan cuman di langit Jakarta doang ajah, tapi langit Indonesia seakan bersliweran kosa kata dan kalimat saling tuduh, saling tuding, saling serang, saling sindir, saling menyalahken, saling berebut benar bahkan saling fitnah. Ini jadi mangkin parah saat ada petinggi negeri bahkan mantan orang nomer satu yang demennya curhat konpers maupun curhat di twiter atau facebook. Bukannya turun bwat ngebantu biyar rakyat jadi tenang eh malah pada memperkeruh sama memperpanas suasana...
Dua angka 101, yakni helikopter AW 101dan pilkada serentak di 101 daerah di seantero Nusantara ini kalo mau bisa dijadiken bahan refleksi batin sangat penting buwat para petinggi negeri, para tokoh entah itu tokoh masyarakat maupun tokoh agama.. biyar semuanya pada eling sama waspada, membuka kesadaran kalo selama ini banyak banget hal-hal mendasar yang udah pada melenceng jauuh.. bahwa udah saatnya skarang pada bertobat trus rame-rame.. sama-sama ber-nawaitu untuk kembali kepada aslinya...
Agama itu kan ibaratnya sebuah manual book sbagai tuntunan gimana caranya manusia beribadah kepada-Nya dengan baik dan benar, bukan malah dipake bwat keperluan yang laen-lain palagi dipake serampangan bwat kepentingan pulitik ato kepentingan ekonomi ato kepentingan sosial diri sendiri sama kelompoknya doang ajah...
Jadi inget nasihat BAPAK saia:
"Tuhan memerintahkan kita manusia untuk beribadah kepada-Nya. Tidak bisa dikatakan beribadah kepada-Nya kalau tidak menyembah kepada-Nya. Tidak bisa dikatakan menyembah kepada-Nya kalau tidak mengabdi kepada-Nya. Tidak bisa dikatakan mengabdi kepada-Nya kalau tidak mengabdi kepada sesama manusia dan menghargai seluruh alam ciptaan-Nya. Tuhan bersemayam di gubuknya Si MisKin"
Dengan kembali kepada ASLI, maka INDONESIA kan menjadi RAJA DUNIA!
Salam 101
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H