Mohon tunggu...
Justin SURYA ATMAJA
Justin SURYA ATMAJA Mohon Tunggu... Wiraswasta - INDONESIA SELAMAT DAMAI SEJAHTERA

PERINDU dan PENCARI dan PEMBELAJAR CINTA

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Manajemen Kerukunan" Cara Jokowi Hindari Perpecahan

3 Desember 2016   11:55 Diperbarui: 3 Desember 2016   12:06 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bung Karno dan Kemandirian Bangsa (https://penasoekarno.wordpress.com)

JOKO WIDODO (Jokowi)  telah terbukti sukses saat ia mengemban amanah melayani rakyat Solo sebagai walikota. Lalu beliau menancapkan paradigma baru ketika warga ibukota mempercayainya untuk mengabdi kepada publik Jakarta sebagai gubernur bersama wakilnya, putra Belitung keturunan Tionghoa, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Lantas si putra Solo ini dipilih dan terpilih menjadi pelayan urutan pertama di Negara Kesatuan Republik Indonesia, negeri super kaya dan paling kaya raya di seantero jagad raya ini. Kemudian suami Iriana ini menampilkan teladan seorang pemimpin pelayan dan menawarkan program mendasar prioritas revolusi mental dan habit kerja.. kerja.. kerja ...

Tidak sedikit orang yang meragukan kemampuannya dalam memimpin negeri yang punya keunggulan kekayaan keanekaragaman baik sumber daya manusia maupun sumber daya alamnya ini. Waktu itu ada yang ngeledek kalau Jokowi itu hanya punya level setingkat manajer jadi dipertanyakan kepiawaiannya mengorganisasi negeri sebesar Indonesia. Trus ada juga yang mempertanyakan bahka meremehkan, apakah Jokowi bisa tampil pede dalam pergaulan internasional.. ya namanya juga orang-orang kecewa, dimaklumi saja lah.. heu heu heu ...

Jokowi sadar betul, bahwa program revolusi mental dan habit kerja-kerja-kerja ini cuman akan menjadi angan-angan atau program di atas kertas tanpa teladan dari dirinya sendiri. Maka gak heran kalau doi terkesan gak banyak omong, selalu tampil sederhana, mencoba selalu berpikiran positif dan suka bergerak dibanding duduk di kursi empuknya di istana.. kalau sudah duduk ntar lupa berdiri dan bisa sakit ambeiyen.. heu heu heu...

Sadar akan adanya ketimpangan kue pembangunan di antara wilayah negeri, salah satunya adalah realitas bahwa sebagian masyarakat di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur dipaksa memikul beban berat berupa harga tinggi, sangat tinggi bahkan super tinggi berbagai produk keperluan keseharian, si krempeng ini pun menggenjot bahkan menggeber pembangunan infrastruktur jalan, rel kereta api dan tol laut untuk melancarkan jalur distribusi. Program unggulan ini banyak yang mengkritik dengan polesan tuduhan disusupin kepentingan asing.. bener apa gaknya yuuk kita bertanya pada rumput yang berguyaang...

Ujian demi ujian kudu dilakonin oleh Jokowi, entah adanya tim pembantunya anggota kabinet yang kurang pas sehingga harus dibongkar pasang biar lebih pas, maupun rongrongan dari oknum-oknum komponen politik yang tersisih saat pemilihan presiden maupun tersalip waktu pemilihan anggota legislatif yang lalu. Terakhir dan masih hangat dan bahkan panas adalah kasus penistaan agama yang menimpa bekas partner kerjanya yang juga sahabatnya, Basuki Tjahaja Purnama "si cina kapir" Ahok ... apakah Jokowi trus terbawa arus dan masuk di pusaran kisruh ini? nehi nehi nehi.. heu heu heu...

Dipandegani oleh tokoh fenomenal Habib Rizieq si bos FPI, kasus penistaan agama yang melibatkan Ahok ini bergeser dari Pulau Seribu DKI Jakarta. lalu menasional.. lantas kasus ini jadi mendunia! Rizieq bersama beberapa tokoh sukses menggelorakan dan membangkitkan solidaritas puluhan ribu, ratusan ribu bahkan mungkin jutaan umat muslim Indonesia untuk menuntut keadilan hukum ditegakkan di negeri ini. Tak pelak, keberadaan masa besar ini menggelitik orang-orang dan kelompok tertentu untuk mendompleng guna memperjuangkan agenda tersembunyi mereka. Aksi 411 jelas menunjukkan hal itu.. terbukti bagaimana beberapa petualang politik memanfaatkan momentum ini bukan cuman untuk menyerang Ahok tetapi juga menyasar Jokowi dan bahkan terindikasi kuat ada design untuk mengakhiri kepemimpinan Jokowi-JK... haddeh...

Namun Jokowi gak terpancing palagi terseret arus masuk ke pusaran kisruh cemen ini, gak banyak omong.. seperti biasa dilakukan sejak dulu yakni blusukan, ia bergegas bergerak menyambangi banyak tokoh entah itu ormas besar seperti NU dan Muhammadiyah, POLRI, TNI dan pihak-pihak lain termasuk kompetitornya di pilpres Prabowo Subiianto dan nyaris semua ketua umum partai politik. Terbaru, Jokowi bersama Wapres dan beberapa menteri terkait "turun ke bawah (turba)" menyapa umat pada gelaran aksi 212...

Jadi... meski sempat "mengingatkan" bahwa aksi 411 disusupi aktor pilitik dan berpesan agar gak ada yang memaksaan kehendak, langkah-langkah Jokowi ini jelas mengedepankan "manajemen kerukunan" dan bukan melayani konfrontasi, debat palagi debat kusir di media... beda lah dengan tokoh yang demen kasih statement dengan gaya bahasa teratur mendayu-dayu .. heu heu heu..

Jokowi sangat memahami, bahwa segala persoalan bangsa ini hanya bisa diselesaikan dengan pendekatan Budaya Nusantara, budaya asli negeri ini. Budaya Nusantara adalah cara hidup dan cara bertindak yang sarat dengan nilai-nilai luhur dan suci yang diteladankan dan diwariskan oleh Leluhur Suci dan para pemimpin pendahulu. Cara hidup dan cara bertindak khas Nusantara ini telah dipelajari, dipahami dan diteladani oleh para pendiri bangsa lalu dimampatkan menjadi lima kalimat indah sarat makna, Karya Agung dan kado terindah untuk negeri ini, PANCASILA ...

Bung Karno dan Kemandirian Bangsa (https://penasoekarno.wordpress.com)
Bung Karno dan Kemandirian Bangsa (https://penasoekarno.wordpress.com)
Yang Mulia Paduka Bung Karno pada pidato pengantar Dasar Negara tanggal 1 Juni tahun 1945 menyampaikan, bahwa "... Pancasila kalau mau dimampatkan menjadi tiga jadi Trisila dan kalau masih mau dimampatkan lagi menjadi satu yaitu Ekasila.. dan Ekasila ini adalah Gotong Royong ..." Jelas, gotong royong gak akan mungkin dijalankan tanpa terbangun suatu kerukungan. Inilah yang dipahami dan dijalankan oleh Jokowi termasuk upaya penyelesaian sengkarut tema yang begitu menyita perhatian publik sekarang ini ...

Dengan dasar itu, Jokowi sedang mengajak seluruh rakyat negeri ini untuk bergerak dimulai dari hal-hal kecil secara bersama-sama lalu terhubung dan terkontrol dengan baik... sama rasa sama rata bukan sama rata sama rasa ...  menuju kemandirian termasuk kemandirian ekonomi bangsa di tengah deras dan kejamnya persaingan global dimana dunia didominasi oleh sekelompok kecil serakah yang ingin menguasai sebagian besar bahkan seluruh sumber daya di muka bumi ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun