Mohon tunggu...
Justin SURYA ATMAJA
Justin SURYA ATMAJA Mohon Tunggu... Wiraswasta - INDONESIA SELAMAT DAMAI SEJAHTERA

PERINDU dan PENCARI dan PEMBELAJAR CINTA

Selanjutnya

Tutup

Politik

Quo Vadis Nusantara Indonesia?

10 November 2016   17:31 Diperbarui: 10 November 2016   17:48 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari beberapa sumber

Satu dari sangat banyak warisan Majapahit, adalah Sistem Ketatanegaraan lebih tajamnya adalah Sistem Kepemimpinan. Prabu Hayam Wuruk (Raja) adalah Kepala Negara (owner) sedangkan Mahapatih Gajah Mada adalah Kepala Pemerintahan (CEO). Dwi Tunggal inilah yang membawa Majapahit mencapai puncak kejayaan dan keemasan.

Kebenaran Nusantara seperti yang sejak lama diajarkan melalui kurikulum di sekolah-sekolah kini mulai dipertanyakan kelengkapan maupun sebagian kebenarannya. Banyak ahli dan pemerhati sejarah mengatakan bahwa telah terjadi banyak pembohongan dan penyembunyian fakta sejarah. Pembohongan yang secara masif dilakukan oleh para penjajah pada waktu itu. Targetnya adalah memporak-porandakan Budaya asli negeri ini setelah sangat sukses memporakporandakan tatanan material dan moral bangsa. Nyata, bahwa tiga komponen utama negeri ini telah dikuasai oleh para penjajah, yakni: waktu, tanah air (tempat) dan manusianya ...

gambar dari beberapa sumber
gambar dari beberapa sumber
Begitu banyak warisan yang ditinggalkan oleh para Leluhur Suci untuk bangsa ini, 2 di antaranya;
  1. Ajaran Asih-Asuh-Asah, inti budaya bangsa ini.
  2. Sistem kepemimpinan dimana ada pemisahan antara Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan 

Bagaimana dengan INDONESIA?

Paduka Bung Karno dan rekan-rekan seperjuangan telah mempelajari, mendalami dan meneladani warisan Budaya Nusantara yang tata nilainya diteladankan oleh para pendahulu, para Leluhur Suci. Cara hidup dan cara bertindak para leluhur melalui ajaran Asih-Asuh-Asah berhasil dimampatkan menjadi lima kalimat indah sarat makna. Sebuah Karya Agung, kado terindah buat bangsa ini yang akhirnya dijadikan Dasar Negara, PANCASILA...

Lalu.. paska 17-08-45 beberapa dinamika sejarah pun terjadi, Dekrit Presiden 5 Juli 59, peristiwa berdarah 1965 yang mengakhiri orde lama .... lantas, AksiMahasiswa 1998/jatuhnya Rezim Soeharto  yang menutup orde baru,kemudian masuk kepada masa yang sering disebut orde reformasi. Masa reformasi ini diharapkan membuka pintu gerbang masuk menuju kemerdekaan yang sesungguhnya, setelah 17-08-45 Sang Proklamator mengantarkan bangsa ini ke depan pintu gerbang kemerdekaan dan masa sampai dengan 1998 bangsa ini cuman berputar-putar di depan pintu gerbang tanpa pernah bisa memasuki zone merdeka... Kenyataannya? ...

Hingar-bingar ruang kebebasan selama 8 tahun ini ternyata blon juga berhasil menuntun kita menuju Indonesia Merdeka berdasarkan Pancasila yang bangsanya menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika. Fakta, bahwa Tanah Air dan Bangsa ini masih saja dikuasai oleh penjajah yang tampil dengan metode gaya kekinian alias gaya baru: Sistem Global atau Globalisasi. Tengoklah, sumber daya alam telah dikuasai oleh perusahaan2 asing yang punya antek perusahaan2 lokal. 

Nyaris semua bidang entah itu perbankan, telekomunikasi, pertambangan, energi... bahkan air minum pun telah dikuasai oleh segelintir perusahaan Multi Nasional; entah itu sumber dayanya maupun pangsa pasarnya. Lalu, apa yang tersisa buat rakyat negeri ini?... Sok silaken Anda kalo gak setuju, tapi saya menempatkan Sistem Global ini sebagai musuh utama dan seharusnya jadi musuh bersama bangsa ini. Mosok Ahok dan Jokowi yang dikadiken musuh bersama? gak salah tuh?...

Lalu... pertanyaan refleksinya: mengapa saya (dan mungkin) Anda serta siapapun termasuk para elit/tokoh kok bisa2nya kecolongan? Mungkin ini sebabnya: kita sejauh ini masih bisa dikhianati, ditipu, dibohongi dan diadu domba oleh sistem jahat globalisasi ini. Sadar gak sadar, kita selama ini telah menjadi pengguna atau bahkan pelaku sistem jahat yang merusak ini. Pra-Selama-Paska Aksi 411 yang lalu meski ada sisi positifnya juga jelas menampilkan perilaku mengkhianati, menipu, membohongi dan mengadu domba.. dan kita sebagian besar sudah sukses ditarik masuk ke dalamnya... Mengapa? Sebenarnya, karena kita.. saya (dan mungkin) Anda serta siapapun masih menempatkan ego yang beranak-pinak sombong dan serakah, merasa benar, merasa bisa, merasa pintar sehingga gak mau membuka kesadaran untuk mengubah diri menjadi manusia-manusia aseli Nusantara yang berciri khas Asih-Asuh-Asah seperti diteladankan oleh Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi, para Leluhur Suci, para pendahulu, para pahlawan dan para pendiri bangsa...

Sebagai catatan akhir tulisan ngawur ini... yuuuk, kita semua, saya dan Anda serta siapapun termasuk mereka orang2 pintar itu mulai membuka kesadaran bahwa:

  1. Sudah 71 tahun sejak Proklamasi 17-08-45, saat ini kita masih pada ribut sendiri, membuat gerakan2 rumit yang gak efektif dan efisien.
  2. Tanah Air Indonesia yang teramat amat sangat kaya raya adalah anugerah Tuhan yang harus dijaga, dipelihara dan dikelola dengan sebaik-baiknya.
  3. Bangsa Indonesia adalah manusia-manusia unggul bukan manusia2 berkualitas rendah di bawah bangsa Amerika dan sekutunya. Bangsa ini punya budaya "gotong royong" yang sangat hebat.
  4. Kita ini sedang dikhianati, ditipu, dibohongi dan diadu domba oleh sebuah sistem jahat. Celakanya, sadar gak sadar kita mungkin terperangkap jadi pelaku sistem jahat ini.
  5. Sampai sekarang, negeri ini menganut sistem dimana Presiden adalah Kepala Pemerintahan sekaligus Kepala Negara (CEO sekaligus Owner?)

Catatan paling akhir, yuuk, kita berusaha mendapatkan hikmah dari kejadian terakhir ini (seputar 411).. dengan menemukan hikmah, saya pribadi yakin dapat menemukan Pesan Tuhan yang disampaikan entah itu melalui Ahok si mulut bocor, Presiden Jokowi. Aksi411 dan yang lainnya. Sehingga kita bisa menjawab pertanyaan: Quo Vadis Indonesia?

Udah segitu ajah entar nambah ngelantur dan makin ngawur...

#INDONESIA MERCSUAR DUNIA! INDONESIA RAJA DUNIA!

Salam 101,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun