[caption caption="GMT, Momen Tepat Menpora Sudahi Kisruh"][/caption]
sumber gambar :Â wikimagz.com
Ketika tulisan ini dibuat, pelan tapi pasti siluet bulan sedang merayap dan dengan nakal menggerayangi matahari, cuman menyisakan bagian atas yang dibiarkannya tetap memancarkan sinar. Kerana gak punya kacamata khusus gerhana, maka film x-ray 2 tahun lalu ya saya pakai saya buat alat bantu menyaksikan peristiwa alam ini biar gak silau-silau amat...
Seorang Bapak yang sangat saya hormati karena kehidupan spiritualnya dan penguasaan ipteknya, kemarin mengirimkan SMS yang isinya saya jelas gak paham seperti ini:
"Setiap peristiwa GERHANA apapun, partikel-partikel alam kacau dan berubah. Apalagi peristiwa Gerhana Matahari Total. Baik sebelum dan atau sesudah GMT dipastikan perubahan Energi Ekosistem, Energi Ekologi dan Energi Ekonomi berdampak bagi manusia. Dengan perubahan tersebut maka manusia harus MEMPERBAIKI/MEMPERKUAT sistem kehidupan Rohaniah dan Lahiriahnya, agar manusia dapat mengikuti PERUBAHAN & menjadi PEMAIN ZAMAN"...
Seperti diulas pada tulisan sebelumnya berjudul Gerhana Sepakbola Nasional Total, sudah sebelas bulan ini Menpora Iman Nahrawi dengan SK Pembekuan-nya telah menciptakan gerhana sepakbola nasional, dimana SK Pembekuan tersebut menutupi dan menghalangi akses baik relasi maupun aktivitas persepakbolaan nasional baik di dalam negeri maupun dengan masyarakat bola internasional. Akibatnya ekosistem, ekologi dan ekonomi sepakbola nasiona terhenti...
Siklus peristiwa alam Gerhana Matahari Total ini bisa dimaknai sebagai Cara Sang Pencipta untuk menyentuh alam semesta ciptaanNya agar ekosistem, ekologi dan ekonomi-nya berubah menjadi lebih baik dan seimbang. Termasuk di dalamnya terkait persoalan persepakbolaan nasional, percaya atau tidak percaya, Menpora Imam Nahrawi bisa memanfaatkan momen langka ini untuk mengakhiri egonya dan menyatakan menyudahi sengketa persepakbolaan nasional ini... Kalau beliau mau berjiwa besar melakukan ini, maka dipastikan semua kekeliruannya sejak bulan April 2015 lalu sampai dengan hari ini akan dimaafkan dan dilupakan oleh sebagian besar rakyat sepakbola, karena pada dasarnya manusia-manusia negeri ini adalah Maung atau manusia unggul, bahkan paling unggul di antara manusia-manusia sejagad raya... Tapi kalau Imam Nahrawi tetep mempertahankan egonya dengan bungkusan "negara gak boleh kalah sama mafia PSSI", ya monggo silakan.. PASTI beliau akan tampil sebagai pecundang dan bukan tidak mungkin akan dapat gelar penghancur sepakbola nasional...
Sebait sajak tentang Harapan dan Kesempatan ini juga saya dapat dari Bapak yang sangat saya hormati tersebut, demikian:
"Masih ada harapan dan kesempatan bagi orang yang salah. Selama selalu masih bisa merasa salah. Selama selalu masih ada rasa malu. Selama selalu masih ada kemauan memperbaiki"...
Semoga.....
Â
Heu heu heu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H