Mohon tunggu...
Justin SURYA ATMAJA
Justin SURYA ATMAJA Mohon Tunggu... Wiraswasta - INDONESIA SELAMAT DAMAI SEJAHTERA

PERINDU dan PENCARI dan PEMBELAJAR CINTA

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menpora: Sanksi FIFA? Saya Bertanggung Jawab!

4 Maret 2016   16:16 Diperbarui: 4 Maret 2016   16:22 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="http://bola.metrotvnews.com/read/2015/05/31/400743/indonesia-kena-sanksi-fifa-kemenpora-siap-tanggung-jawab"][/caption]

Dua Ratus Tujuh Puluh Delapan hari lalu, tepatnya hari Minggu tanggal 31 Mei 2015, gak lama setelah badan sepakbola dunia FIFA menjatuhkan sanksi kepada PSSI, Menpora Imam Nahrawi menyatakan siap bertanggung jawab.

"Dijatuhkannya sanksi oleh FIFA terhadap PSSI sama sekali tidak kita hendaki bersama, namun demikian pemerintah merasa bertanggung jawab terhadap masalah dijatuhkannya sanksi oleh FIFA kepada PSSI. Pemerintah akan segera melakukan sejumlah langkah strategis sebagai konsekuensi dari sanksi tersebut," tulis rilis Kemenpora.

"Kemenpora akan bersinergis dengan berbagai lembaga terkait untuk segera menyempurnakan Blue Print pembenahan sepakbola nasional dalam waktu secepatnya sehingga dapat diperoleh grand strategi yang lebih komprehensif, transparan, obyektif dan dengan target total prestasi yang signifikan dalam penataan ulang sistem pengelolaan persepakbolaan nasional Indonesia," tambah pernyataan rilis yang ditulis Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora, Gatot S Dewa Broto. (kemenpora.go.id) seperti dilansir metrotvnews pada waktu itu.

Bila ditelisik lagi, mungkin ada lagi pernyataan lainnya dengan tema yang sama, namun pernyataan di atas sudah cukuplah sebagai bahan evaluasi dan refleksi terkait persoalan berhentinya siklus mata rantai ekosistem, ekologi dan ekonomi sepakbla nasional. Waktu itu... Pemerintah akan segera melakukan sejumlah langkah strategis... dan ... segera menyempurnakan Blue Print pembenahan sepakbola nasional dalam waktu secepatnya... sembari nyruput kopi kental manis dan merasaken dalemnya hisapan nikmat si sahabat sejati, yuuuk kita pura-puranya bikin evaluasi kecil-kecilan saja....

Ternyata... inilah langkah strategis yang dilakukan Imam Nahrawi sebagai bukti nyata tanggung jawabnya atas carut-marut persepakbolaan nasional ini:

  1. Mengabaikan putusan resmi lembaga peradilan PTUN dan PTTUN yang menyatakan bahwa SK Pembekuan PSSI ditunda pemberlakuannya sampai dengan adanya putusan hukum tetap. Atas produk hukum ini, Imam Nahrawi membuat terobosan dengan tetap memberlakukan SK tersebut: Tim Transisi tetap beraktivitas; memblokir seluruh potensi kegiatan PSSI termasuk berkoordinasi dengan POLRI. Sungguh.. ini adalah terobosan baru dimana seorang menteri dalam keadaan sadar dan tahu, tidak mengikuti putusan pengadilan...
  2. Merestui beberapa turnamen sepakbola yang profesional, bersih, zero mafia, zero pengaturan skor.. dan tentu saja menguntungkan secara finansial.. inilah standar model baru sistem penyelenggaraan kompetisi sepakbola nasional yang nantinya harus jadi rujukan liga profesional di negeri ini. Terobosan maut lainnya adalah: merestui keikutsertaan 2 klub asal Jawa Timur yang pada awalnya adalah penyebab utama mengapa lahir SK Pembekuan PSSI, yakni Persebaya Surabaya (Surabaya United) dan Arema Cronous Indonesia...
  3. Tidak mau bergabung dalam Komite Ad Hoc Reformasi dimana wadah ini disediakan oleh FIFA setelah melakukan pemetaan situasi langsung di tekape. Imam Nahrawi hanya mau berkomunikasi langsung dengan FIFA. Terobosan super strategisnya adalah: memanfaatkan momentum suksesi kepemimpinan FIFA untuk menancapkan pengaruhnya agar FIFA mau mengikuti kemauannya, salah satunya untuk mengganti seluruh kepengurusan PSSI...
  4. Menetapkan 'harga mahal' berupa 9 syarat yang harus dilakukan oleh PSSI kalau mau SK Pembekuan dicabut.
  5. Pokok-pokok materi yang tersurat dan tersirat pada 9 syarat tersebut, kalau dicermati sebenarnya adalah tugas yang wajib dilakukan oleh Tim Transisi yang dikasih mandat untuk mengambil alih tugas pokok dan fungsi PSSI. Kini.. dengan briliannya dan penuh perhitungan strategi canggih, Imam Nahrawi melemparkan tugas itu kepada PSSI Goib (karena kepengurusan PSSI yang sekarang ini adalah produk KLB 18 April 2015 yang proses dan hasilnya tidak diakui oleh pemerintah)....

Masih banyak lagi, tapi cukuplah segitu doang ajah... Nah! Kemudian terkait janji menyempurnakan Blue Print pembenahan sepakbola nasional dalam waktu secepatnya, inilah langkah-langkah ajaibnya:

  1. Tetap menyimpan rapat-rapat buku pintar Blue Print dan Road map Reformasi Tata Kelola Sepakbola Nasional ciptaan tim andalannya. Imam Nahrawi memang sengaja tidak mempublikasikan materi ini ke publik sepakbola nasional. Alasannya teramat amat sangat strategis, yaitu supaya tidak diganggu oleh pihak-pihak yang gak senang kalau PSSI direformasi. Sepertinya beliau menjalankan filosofi anggur, semakin lama umurnya semakin ueeeenak... semakin tua semakin mahal pula harganya...
  2. Belum lama ini, Imam Nahrawi melalukan tes kepada publik sepakbola dan PSSI, dengan mengatakan bahwa pihak PSSI belum memberikan gambaran apa yang mau dilakukan untuk langkah pembenahan PSSI ke depannya.. lha gimana sanksi mau dicabut?... kira-kira begitu kalau dibahasaken dengan sederhana...
  3. sudaah... itu saja dua poin cukup...

Di dunia goib maupun di dunia nyata saban hari beredar analisa atau bahkan tuduhan, kalau sejatinya Imam Nahrawi itu gak paham soal dunia sepakbola nasional apalagi internasional. Atau beliau dinilai oleh orang2 yang gak suka dan dikatain muter-muter dan buang-buang waktu dengan omongan kosong penuh retorika tanpa langah nyata. Sebenarnya ya gak seerti itu lah.. Beliau sedang memainkan strategi level tinggi dengan pura2 gak paham, pura2 gak tahu, pura2 gak punya perencanaan, pura2 buang2 waktu dan pura2 lainnya.. Targetnya adalah memisahkan air dan minyak, klompok bersih dan yang kotor, klompok berintegritas dan yg punya kepentingan pribadi/golongan, para nasionalis dan anti nasionalis, berpikiran luas dan yang berpikiran sempit... malah strategi ini jauuuuh lebih hebat dari Halma Strategy yang sangat terkenal beberapa tahun lalu....

Akhir kata....

Ini sudah masuk bulan ke-11 rakyat sepakbola nasional menderita dan sengsara. Ya inilah salah satu bukti nyata bahwa manusia-manusia Indonesia adalah manusia unggul. Gak gampang marah, gak gampang benci, gak gampang dendam meski udah dibikin sengsara. Nyatanya, belum ada klub atau pemain atau gabungan klub atau gabungan pemain atau wasit atau gabunga wasit anggota ekosistem sepakbola nasional lainnya yang menuntut ganti rugi secara perdata kepada Imam Nahrawi akibat dapurnya padam nyaris setahun ini. Padahal kalau mau, mereka ini sangat bisa untuk menuntut Mas Menteri ini.

Selain menunjukkan kebesaran jiwa, rakyat sepakbola nasional juga memperlihatkan salah satu kekuatan jati dirinya, yakni tetap menjaga dan menumbuhkan harapan masa depan cerah di dunia persepakbolaan nasional. Mereja juga meyakini akan segera datang sebuah kepastian masa depan mereka...

"... ketidatahuan membuat diri kita tersesat... ketidakpahaman membuat diri kita tersiksa... ketidakpatuhan membuat diri kita celaka..."

"... ketidaktahuan, ketidakpahaman, ketidakpatuhan itu memang membahayakan.. tetapi lebih berbahaya lagi adalah orang yang tidak mau tahu, tidak mau memahami dan tidak mau patuh... "

 

Salam 101 "Satu Untuk Semua-Semua Untuk Satu"

heu heu heu...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun