[caption caption="mafia sepakbola indonesia. sumber gambar: gulalives.com"][/caption]Sepekan lagi SK Menpora RI yaitu Pemberian Sanksi Administratif berupa seluruh kegiatan PSSI tidak diakui Pemerintah ("pembekuan") akan berumur 10 bulan! Gak terasa ya, cepat benar waktu yang diberikan gratis oleh Sang Pencipta Alam Semesta ini berjalan. Sang Waktu berjalan sangat terukur dan pasti! Gak bisa dipercepat, gak bisa diperlambat dan tentu saja gak bisa diulang kembali!...
Selama kurun waktu menuju 10 bulan ini, banyak sekali dinamika persepakbolaan nasional yang terjadi dan terekam dengan sangat baik. Ada dua sudut pandang tentunya: bagi para pengidols fanatik Imam Nahrawi, tentu semua langkah dan perilaku Imam Nahrawi itu baik adanya... tapi bagi para pecinta sepakbola nasional, tentu tindakan politikus muda asal PKB yang dipercaya Presiden Jokowi untuk mengemban amanah sebagai Menpora RI itu banyak blundernya meski kalau dengan susah payah diinventarisasi mungkin ada lah yang baik...
Imam Nahrawi "Pemimpin Khas Indonesia"?
Karena ini kanal bola, maka sub judul sebaris di atas itu hanya dilihat dari langkahnya mengurus persepakbolaan nasional, gak mengupas hal2 lain yang menjadi tupoksi Imam Nahrawi sebagai Menpora RI. Maka, sebagai pemimpin setidaknya ada 2 hal sangat penting yang bisa dijadikan tolok ukur tipikal kepemimpinan sosok yang murah senyum ini.
[caption caption="gaya pemimpin "bos" bukan pemimpin "pelayan". sumber gambar: wahanacorp.blogspot.co.id"]
  1# Visioner: mampu memandang sangat jauh gambaran masa depan persepakbolaan nasional. Slogan-slogan atau statement orang muda berpembawaan kalem ini bisa jadi bisa mengerucutkan beliau sebagai pemimpin yang visioner: sepakbola berprestasi, sepakbola bersih dari mafia, sepakbola bersih dari praktek pengaturan skor, sepakbola bersih dari pemain yang tidak digaji, sepakbola bersih dari pemain yang mati kelaparan, sepakbola yang transparan keuangannya dan gambaran besar masa depan lainnya. Tentu, bukan cuman Imam Nahrawi.. kompasianer super cerdas seperti Mafruhin, Hery, zen Mutaqqin dan Batok pun pasti sangat trampil melontarkan hal-hal seperti tadi.. Visi bisa lah diartikan sebagai gambaran besar masa depan yang sangat tinggi, yang menggetarkan jiwa, yang membuat buku kuduk ini merinding.. seolah-olah gambaran besar itu tidak akan mungkin tercapai...
  2# Visible
Visible bisa lah diterjemahkan secara bebas sebagai "kelihatan". Kalau orangnya yakni Imam Nahrawi ya pasti kelihatan lah, karena beliau kan salah satu dari begitu banyak ciptaan Tuhan paling unggul yaitu manusia. Dalam urusan persepakbolaan nasional ini, tentu yang dimaksud adalah langkah-langkah penting menuju "reformasi tata kelola persepakbolaan nasional" harus kelihatan. Mengapa harus kelihatan? ya karena "niat mulia" itu akan ditujukan kepada banyak orang (rakyat sepakbola nasional), akan dilakukan oleh banyak orang dan mau tidak mau, suka tidak suka, disengaja atau gak disengaja, cepat atau lambat, disadari atau gak disadari.. itu akan mempengarui hidup banyak orang tadi. Fakta penting konteks ini: sampai detik ini, yang namanya "blue print dan roadmap reformasi tata kelola sepakbola nasional" ala Imam Nahrawi ternyata masih disimpan rapat di lemari besi di kantor Kemenpora. Gak pernah dibuka, gak pernah diperlihatkan, gak pernah dipresentasikan kepada rakyat sepakbola nasional dengan alasan kuatir diganggu oleh pihak-pihak yang gak ingin persepakbolaan nasional direformasi. heu heu heu...
Tertuju pada akibat, bukan penyebab: kesalahan fatal?
Kalau mau susah payah diinventarisasi maka pernyataan-pernyataan dan langkah-langkah Imam Nahrawi timbangannya lebih berat kepada soal "akibat" bukan fokus pada "penyebab" mandegnya prestasi sepakbola nasional baik organisasinya, klub2nya maupun timnasnya. Tentu saja, untuk mendapatkan peta penyebab mendasarnya haruslah didalami berbagai persoalan yang saat ini menjadi akibatnya.
[caption caption="roadmap FIFA Reform 2016"]