[caption caption="siapakah Anda?"][/caption]
Memperbicangkan soal sepakbola nasional dengan "konflik" sebagai ciri khas yang seolah sudah menjadi sebuah siklus, memang sudah mulai membosankan. Meski membosankan, tetaplah "permainan sepakbola" nya sendiri menarik karena langsung bersentuhan dengan masyarakat, entah itu sebagai sumber penghidupan maupun sebatas sebagai hiburan.
Peran utama pengatur sepakbola nasional sekarang faktanya bukan berada di organisasi sepakbola bersejarah, tua dan besar yakni PSSI, tetapi sejak federasi sepakbola nasional yang satu dan satu-satunya ini -PSSI- diberi sanksi administratif atau dibekukan, maka peran itu sekarang diambil alih dan tugas pokok dan fungsinya dijalankan oleh Pemerintah (Kemenpora) yang dilimpahkan kepada Tim Transisi. Hal itu tentu saja untuk urusan sepakbola yang ada di bawah naungan PSSI, lha kalau urusan sepakbola yang gak ada kaitannya dengan PSSI tentunya sama sekali gak terpengaruh...
Bekunya PSSI yang tentu saja menimbulkan konsekuensi bekunya jalannya roda organisasi, kompetisi maupun aktivitas lainnya di bawah naugan PSSI sudah berlangsung lebih dari 8 bulan. Soal 8 bulan ini pastilah bisa dilihat setidaknya dari 2 sudut pandang: bagi para pecinta dan penikmat permainan sepakbola tentu saja dirasakan sangat lama karena banyak hal penting sementara ini hilang.. tetapi bagi para "pecinta dan penikmat permainan" sepakbola kurun waktu 8 bulan ini sangatlah pendek bila dibandingkan dengan "20 tahun sepakbola tanpa prestasi"...
Orang paling penting dalam urusan sepakbola nasional sekarang ini bukanlah Ketua PSSI atau Presiden PSSI, tetapi tak lain dan tak bukan adalah Imam Nahrawi, politisi muda asal Partai Kebangkitan Bangsa yang oleh Presiden Jokowi diberi amanah memimpin pembangunan orang-orang muda negeri ini dan pembangunan olah raga termasuk sepakbola, sebagai Menteri Pemudan dan Olahraga (Menpora). Khusus untuk cabang sepakbola, Menpora diberi tugas oleh Presiden untuk melakukan "Reformasi Tata Kelola Sepakbola Nasional (reformasi)". Tak dapat dipungkiri, bahwa perjalanan 8 bulan reformasi ini, publik lebih sering menyaksikan Imam Nahrawi tampil sebagai "Imam Nahrwi" ketimbang tampil sebagai Menpra.Â
Banyak banget tuisan artikel di kanal bola ini yang menganalisa atau mengupas tentang sosok berpembawaan tenang (atau cuek?) ini, terutama ketika tema besar reformasi sampai detik ini baru sebatas wacana.. katanya.. akan.. nantinya.. ke depannya.. mestinya.. seharusnya.. Namun sebagai warga negeri yang percaya, taat dan patuh pada pemimpinnya, kita seluruh pecinta dan penikmat permainan sepakbola wajib mendukung dan mengikuti apa saja langkah Menpora karena kita percaya bahwa oleh beliau, sepakbola nasional sedang akan dibawa menuju puncak prestasi baik Timnas maupun klubnya...
Kita wajib hukumnya yakin bahwa Imam Nahrawi adalah sosok yang sadar dan mengerti soal sepakbola nasional dan global. Maka,... wajib hukumnya pula kita mendukung sepenuhnya dan dengan setia mengikuti, kemana sepakbola nasional ini akan dibawa...
Memaaang.... sekarang ini pertanyaan besar ketika Anda dan saya akan setia mengikuti Menpora adalah:
"TUJUANNYAÂ KEMANA? APA KENDARAAN PENGANGKUTNYA? LEWAT MANA JALANNYA?
Untuk tahu jawabannya, yuuk kita bertanya pada rumput yang bergoyang.. pada rumput tetangga.. atau pada bini tetangga..
Â
Heu heu heu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H