Mohon tunggu...
Justin SURYA ATMAJA
Justin SURYA ATMAJA Mohon Tunggu... Wiraswasta - INDONESIA SELAMAT DAMAI SEJAHTERA

PERINDU dan PENCARI dan PEMBELAJAR CINTA

Selanjutnya

Tutup

Bola

Memilah-Milah mana "Menpora" dan mana "Imam Nahrawi"

22 November 2015   08:25 Diperbarui: 22 November 2015   08:29 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="memilah-milah mana "menpora" dan mana "imam nahrawi""][/caption]

 

"Tuhan Bersemayam di Hati si Miskin", itu perkataan seorang PRESIDEN RI

"Berdaulat di Bidang Politik, Berdikari di Bidang Ekonomi, Berkepribadian dalam Kebudayaan", itu perkataan seorang PRESIDEN RI

"Indonesia Harus Menjadi Mercusuar Dunia", itu perkataan seorang PRESIDEN RI

"Indonesia Harus Menjadi Poros Maritim Dunia", itu perkataan seorang PRESIDEN RI

"Revolusi Mental Bangsa Indonesia". itu juga perkataan seorang PRESIDEN RI

"Kita Harus Bersatu Untuk Membangun Sepakbola Nasional Menuju Prestasi Puncak", ini mestinya perkataan seorang Menpora RI

 

Setelah era Bung Karno dan sebagian era Pak Harto, nyaris kita gak pernah menjumpai "menyatunya seseorang dengan jabatan yang diembannya". "Presiden itu ya Bung Karno, Bung Karno itu ya Presiden"... paska reformasi 1998, beberapa orang yang terpilih menjdi Presiden dengan gampang dapat diliat sebagai siapa mereka tampil. Barulah pada sosok Jokowi, sepertinya kita bisa menggantangkan harapan menyatunya kedua hal tersebut, meski masih banyak catatan-catatan yang harus diperbaiki beliau... Pun demikian dengan orang-orang yang terpilih menduduki jabatan-jabatan penting entah itu anggota DPR, pimpinan lembaga-lembaga tinggi negara termasuk para menteri anggota kabinet...

Lalu... bagaimana dengan orang muda asal PKB yang dipilih Presiden Jokowi untuk mengemban tugas sebagai Menpora, khususnya dalam melayani dan memfasilitasi pembangunan sepakbola nasional menuju puncak prestasi? Sepertinya, untuk memilah-milah mana "Menpora" dan mana "Imam Nahrawi" bukanlah perkerjaan yang sulit... maaf ya, heu heu heu...

Monggo... terutama para kompasianer pengidols fanatik Imam Nahrawi, sampeyan-sampeyan nilai sendiri beberapa gebrakan dan pernyataan orang muda cerdas penuh potensi ini tentang sepakbola nasional...

"Pembekuan PSSI dengan dasar ada 2 klub kasta tertinggi yang dinilai belum memenuhi syarat mengikuti QNB League" (Menpora atau Imam Nahrawi?)

"Roadmap dan Blue Print Reformasi Tata Kelola Sepakbola Nasional" (Menpora atau Imam Nahrawi?)

"Kami sengaja tidak mempublikasikan roadmap dan blue print reformasi tata kelola sepakbola nasional supayai tidak diganggu oleh pihak-pihak yang tidak ingin ada perbaikan sepakbola nasional" (Menpora atau Imam Nahrawi?)

"Terus menjalankan rencananya meski ada putusan PTUN untuk menunda SK pembekuan PSSI sampa ada keputusan hukum tetap" (Menpora atau Imam Nahrawi?)

"Tidak mau melibatkan PSSI dalam proses reformasi tata kelola sepakbola nasional" (Menpora atau Imam Nahrawi?)

"Ingin jalan sendiri dan tidak mau melibatkan stake holder lainnya dalam berkomunikasi dengan FIFA" (Menpora atau Imam Nahrawi?)

... dan perilaku atau pernyataan lainnya......

 

Coretan ini gak akan menjelaskan dan menguraikan dengan berpanjang ria, cukuplah hal di atas dan di bawah ini menjadi bahan refleksi bersama terutama buat "Mas Imam Nahrawi", semoga pribadinya dapat menyatu dengan jabatannya, sehingga sungguh-sungguh dapat tampil sebagai seorang pemimpin yang ada di barisan paling depan untuk menjalankan hukum dengan tugas pokok dan fungsi melayani dan memfasilitasi pembangunan "manusia-manusia muda" negri kaya raya ini dan pembangunan olah raga termasuk sepak bola..

 

… Menghargai jasa-jasa dan karya-karya para pendahulu, para leluhur dan para pahlawan

belumlah cukup untuk membangun suatu bangsa menjadi bangsa yang besar.

Harus  saling menghargai nilai-nilai kemajemukan dan keanekaragaman,

disertai Penyatuan, Persatuan dan Kesatuan dari bangsa itu sendiri.

Terus-menerus diupayakan dan diwujudkan serta dijaga nilai-nilai Kesatuannya …

 

heu heu heu...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun