Mohon tunggu...
Justin SURYA ATMAJA
Justin SURYA ATMAJA Mohon Tunggu... Wiraswasta - INDONESIA SELAMAT DAMAI SEJAHTERA

PERINDU dan PENCARI dan PEMBELAJAR CINTA

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Menantikan Kudeta Kepengurusan PSSI

29 April 2015   13:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:34 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1430288226760117746

Sekedar pengingat aja, tanggal 17 April 2015 Menpora Imam Nahrawi membuat keputusan untuk memberiken Sanksi Administratif kepada organisasi PSSI. Meski sejauh ini yang diributin adalah soal kasus kepemilikan 2 klub tenar Jawa Timur yakni Persebaya dan Arema serta prilaku pengurus PSSI yang terkesan mengabaiken surat peringatan dari Menpora, namun sejatinya keinginan Menpora untuk “membekukan” PSSI udah terlontar gak lama setelah beliaunya dipilih Presiden Jokowi untuk mengemban amanah sebagai Menpora. Yang bisa dilihat dan didengarken oleh publik salah satunya ketika beliau tampil pada acara Mata Najwa edisi tanggal 10 Desember 2014 yang bertajuk “Dagelan Bola”. Pada bagian akhir sesi diskusi itu Menpora menerima sebuah Petisi Pembekuan PSSI yang juga ikut ditandatangani Najwa Shihab sang tuan rumah acara. “….sebelum petisi muncul sudah ada niat dari saya…” kata Mas Menteri pada waktu itu…. di sini kalo mau nonton lagi ...

=====================================


  1. Pengenaan Sanksi Adminsitratif kepada Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia, yang selanjutnya disingkat Sanksi Adminsitratif kepada PSSI berupa kegiatan keolahragaan yang bersangkutan tidak diakui.
  2. Dengan pengenaan Sanksi Administratif sebagaimana dimaksud pada DIKTUM PERTAMA, maka seluruh kegiatan PSSI tidak diakui oleh Pemerintah, oleh karena-nya setiap Keputusan dan/atau tindakan yang dihasilkan  oleh  PSSI termasuk Keputusan hasil Kongres Biasa dan Kongres Luar Biasa  tidak  mempunyai kekuatan hukum mengikat, tidak sah dan batal demi hukum bagi organisasi, Pemerintah di tingkat pusat dan daerah maupun pihak-pihak lain yang terkait.
  3. Dengan pengenaan Sanksi Administratif sebagaimana dimaksud pada DIKTUM PERTAMA dan  DIKTUM KEDUA, maka seluruh jajaran Pemerintahan di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, termasuk Kepolisian Negara Republik Indonesia, tidak dapat lagi memberikan pelayanan dan fasilitasi kepada kepengurusan PSSI, dan seluruh kegiatan keolahragaannya.
  4. Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku: a. Pemerintah akan membentuk Tim Transisi yang mengambil alih hak dan kewenangan PSSI sampai dengan terbentuknya  kepengurusaan PSSI yang kompeten sesuai dengan mekanisme  organisasi dan  statuta FIFA; b. Demi kepentingan nasional, maka persiapan Tim Nasional Sepakbola Indonesia untuk menghadapi SEA Games 2015 harus terus berjalan, dalam hal ini Pemerintah bersama KONI dan KOI sepakat bahwa KONI dan KOI bersama Program Indonesia Emas (PRIMA) akan menjalankan persiapan Tim Nasional; c. Seluruh pertandingan Indonesia Super League/ISL 2015, Divisi Utama, Divisi I, II, dan III tetap berjalan sebagaimana mestinya dengan supervisi KONI dan KOI bersama Asprov PSSI dan Klub setempat.
  5. Dalam pelaksanaan tugas dan kewenangan Tim Transisi sebagaimana dimaksud pada DIKTUM KEEMPAT huruf a,   bertanggungjawab dan  berkewajiban menyampaikan laporan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga.
  6. Biaya yang timbul akibat dari ditetapkannya Keputusan Menteri ini dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran/DIPA Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2015.
  7. Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.


sumber: bola.kompas.com

=====================================

Okelahkalobagitu….Memang banyak sudut pandang yang bisa disajiken pijakan buwat menilai sahih gaknya Sanksi Administratif ato rame disebut sebagai “pembekuan” ini yang pada akhirnya mengelompok menjadi 2 kubu. Sengotot apapun dan bagaimanapun kedua kubu ini berargumentasi kagak akan bisa nyambung lah.. Nah! di sini pun gue gak akan mengulas atau mengomentari soal dasar hukum kek atau statuta kek yang menjadi alat legitimasi ketika Mas Menteri membuat keputusan berani ini..

Gue juga gak akan meributken apakah laga AFC Cup yang diikutin sama Persipura dan Persib itu termasuk kegiatan PSSI atau murni kegiatan kedua klub itu sendiri atau murni kegiatannya AFC yang sama sekali gak ngelibatin PSSI sehingga kepulisian memberiken izin helatan tersebut… sudahlah…

Yuuk anggap aja rencana beliau untuk membentuk Tim Transisi ini mulus lalu dalam hitungan beberapa hari ke depan ini bisa diumumken ke publik…

Mengutip isi keputusan tersebut maka tugas Tim Transisi adalah : “…mengambil alih hak dan kewenangan PSSI sampai dengan terbentuknya  kepengurusaan PSSI yang kompeten sesuai dengan mekanisme  organisasi dan  statuta FIFA…”

Temtu aja tafsiran “mengambil alih hak dan kewenangan PSSI” adalah bukan cuman soal yang berkaitan sama liga dan timnas, tetapi seluruhnya.. termasuk kegiatan yang lagi dijalanin sama Ketum PSSI “illegal” La Nyala ato kalo barisan pengidols fanatik halma sering nyebut orang ini sebagai La Nyolot, yang sekarang ini lagi ngikut helatan AFC di Bahrain dan bertemu dengan banyak orang penting entah itu AFC kek ato FIFA dan sopastinya ada beberapa keputusan atau kesepakatan yang akan dibawa pulang sbagai oleh-oleh.. apa pun itu ya illegal jadinya… bahkan ekstrimnya, termasuk hal-hal kecil seperti aktifitas menggaji karyawan atau ngasih honor ke petugas kebersihan pun mustinya menjadi illegal dan semuanya kudu batal demi hukum…

Sudahlah lagi… skarang gue pengin mengandai-andai bagaimana nanti proses kudeta kepengurusan PSSI ini berjalan lalu siapa-siapa saja yang berpeluang ngikut bursa pemilihan pengurus katakanlah jadi Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan angguta Komite Eksekutif PSSI…

“…sampai dengan terbentuknya  kepengurusaan PSSI yang kompeten sesuai dengan mekanisme  organisasi dan  statuta FIFA…”

Jadi rupanya Mas Menteri ini sangat cerdas dan udah memperhitungken segala potensi masalah yang mungkin akan muncul, termasuk beliau membuat strategi agar kepengurusan baru yang berisi orang2 bersih, kredibel, kapabel dan gak terbebani masa lalu jelek ini nantinya akan diakui sama FIFA, buktinya bahwa kepengurusan yang baru nanti akan dibentuk sesuai dengan mekanisme organisasi dan statuta FIFA. Yang dimaksud “mekanisme organisasi” secara serampangan gue tafsirin sbagai “mekanisme organisasi PSSI” entah itu statuta PSSI ato peraturan organisasi laennya… Mangkanya sangat menggelitik buwat gue untuk pura2 mencermati apa yang bakalan terjadi nanti:

1.Calon Ketua Umum, calon Wakil Ketua Umum dan calon anggota Komite Eksekutif. Kalo gue gak salah sih, yang berhak mencalonkan para calon untuk menjadi calon ketum, waketum dan angguta komeks adalah angguta PSSI. Nah, temtunya LaNyolot, Hinca dan seluruh angguta komeks yg barusan kepilih di KLB Surabaya itu gak boleh dong dicalonken, kerana justru Mas Mentri mau melibas orang2 ini biyar minggat dari PSSI kerana dianggap mafia sama ga becus ngurus PSSI. Lha disini setidaknya ada beberapa hal penting:

a.Bagaimana cara Tim Transisi “memblokir” agar orang2 sableng tersebut gak bisa dicalonken jadi pengurus PSSI? Ya bisa saja dilanjutken propaganda membangun opni kalau orang2 tersebut adalah bagian dari mafia bola, trus gak profesiyonal ngurus PSSI, trus gak ada prestasi apapun entah itu timnas atau klub. Dengan propaganda “pembunuhan karakter” tersebut maka diharaken seluruh anggota PSSI gak akan mencalonken mereka. Tapi kemudian bukti legitimasinya apa? Kan gak mungkin cuman berdasarkan “katanya…..” tul gak? Maka satu2nya cara adalah Mas Mentri akan membuat surat keputusan bahwa LaNyolot, Hinca sama kroni2nya dicekal dari urusan balbalan nasiyonal… beres kan?

b.Lalu lantas kemudiyan, trus siapa aja yang boleh dicalonken? Ya publik ga usah kuatir lah.. sebenarnya terlalu banyak potensi orang bola berkualitas di negri ini, hanya selama ini gak pernah dicari aja ato kalo toh udah nongol gak dikasih kepercayaan.. sebutlah Halim Mahfudz, Wijayanto, Apung Widadi Najwa Shihab .. lalu ada pula Gatot S Dewobroto sang pahlawan baru balbalan nasiyonal yg belakangan ini sering nongol di tivi.. itu tokoh2 revolusioner level-1.. lantas ada Rocky Putiray yang belakangan ini berani bersaksi sual adanya mafia bola suap-menyuap pengaturan sekor.. patut dilirik pula Valentino “Jebret” Simanjuntak.. oya ada pula saingan gue waktu ngrebutin Donna Agnesia waktu itu.. si Darius Sinatriya… kemudiyan temtu ajah harus diperhitungken para tokoh revolusiyoner dari negri goib kanal bola kompasiana seperti Primata Euroasia yang nama aslinya Tukijo yg udah lama gak nongol trus ada BatoKapua babu di negri Kumpeni trus masih ada Hery pemikir dari Borneo belon lagi BinBall Senior ato nama aslinya Tukijan trus Mafruhin yang slalu ngarepin timnas kalah… intinya banyak banget lah orang2 bersih, kredibel, kapabel dan kagak terbebani masa lalu yg suram…

c.Oke…pertanyaannya skarang adalah bagaimana cara Mas Mentri dan orang2 suruhannya bisa meyakinken para angguta PSSI supaya mencalonken para jagoannya dan gak kepleset? Padahal keputusan Mas Mentri memberiken sanksi administrative buwat PSSI itu bisa dianggap sbagai tindakan pengkerdilan kepada PSSI termasuk pengurus pusat juga pengurus daerah juga menejemen klub2? Apakah gak malah dicuekin nanti? Temtu bukan Mas Imam lah namanya kalogak punya cara untuk menjinakkan para angguta mafia ini.. Pastinya Mas Mentri bakal nugasin orang2 suruhannya buwat ngedeketin sama ngrayu para angguta PSSI biyar merapat ke pihaknya..eit! gue gak brani berpikir bahwa akan menggunaken duwit ato nyogok..itu mustahil lah dilakuken sualnya kalo dilakuken ya apa bedanya sama orang2 yang mauw disikat itu….tul gak?

2.Tim Transisi Harus Direstui sama FIFA. Ini wajib hukumnya kalo Mas Mentri masih mau menghindari jatuhnya sanksi embahnya balbalan duniya ini. Tapi jangan kuwatir…selain mengutus Rita ketua KOI buwat ngelobi FIFA, Mas Mentri sopastinya bakal gunain pengaruh jabatannya ngerayu Bu Menlu Retno biyar mau bantuin lobi2 sama para pentolan FIFA… mudah2an ajah Bu Menlu Retno mau ngebantu meski skarang ini bisajadi ada kendala baru hubungan internasional Indonesia dgn dunia luar setelah eksekusi matek para gembong barkoba dini hari tadi…

3.Masabodoh Dengan Sanksi FIFA. Sikap ini bisa pula diambil toh belakangan ini cukup mengemuka juga pendapat bahwa lebih baek balbalan negri ini disanksi sama FIFA biyar kita punya kesempatan cukup untuk ngebetulin banyak hal2 mendasar yang berpuluh tahun ini udah bobrok.. tapi kalo ini dilakuken, brarti Mas Mentri melanggar keputusannya sendiri. Lho kok? Lha iya lah… cuba cermati lagi penggalan isi surat keputusannya : “…sampai dengan terbentuknya  kepengurusaan PSSI yang kompeten sesuai dengan mekanisme  organisasi dan  statuta FIFA…”jadi mau gak mau suka gak suka gampang ato sulit mulus ato kagak maka Tim Transisi kagak boleh melanggar mekanisme organisasi PSSI sama gak boleh melanggar Statuta FIFA.

Lha kalo Tim Transisi sama langkah2nya gak boleh langgar mekanisme organisasi PSSI sama Statuta FIFA, trus gimana kudeta bisa sukses lalu para mafia balbalan itu bisa diusir minggat dari urusan balbalan nasiyonal? …. Yaudah.. yuk kita bertanya pada rumut yang bergoyang.. pada rumput tetangga.. pada bini tetangga..tak lupa juga bertanya pada ki joko bodol..

Heu heu heu…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun