Menyaksikan Tim Nasional Sepakbola Indonesia (Timnas) bertanding di event mana pun, sungguh merasakan campuran, adukan, adonan rasa senang, bangga, sedih, kecewa, rindu, dendam, damai, amarah..kesemuanya tercampur jadi satu..gak ada pilihan untuk dipilih sekedar yang mengenakkan saja. Kata pepatah, cinta itu gak bisa dibeli..heu heu heu..kalo bisa dibeli mah pasti maunya yg enak-enak aja..maka kalo orang merasakan cinta, kesemuanya itu mau tak mau suka tak suka harus ditelan ato ditenggak habis...
Event pertandingan terakhir timnas dimana gw merasakan hal itu adalah ketika melawan LA Galaxy dan dua event sebelumnya adalah Sea Games serta PPD (kecuali pertandingan terakhir). Mengapa bisa terjadi berkurangnya bahkan hilangnya rasa cinta dan kebanggaan akan timnas? Apakah soal hasilnya yang lebih banyak jebloknya? Bwat gw bukan itu penyebabnya, tapi spirit cara pembentukannya...
Relasi Segitiga
Timnas yang ideal tentu beranggotakan para pemain bal-balan terbaik di negeri ini. Para pemain terbaik tersebut tersebar dan bergabung dengan sejumlah klub2 bal-balan di seantero negeri ini atau bergabung di klub2 di luar negeri. Pihak yang berkompeten untuk membentuk timnas tentu saja PSSI qq bidang terkait bersama tim manajer pelatih. Di sinilah letak akar masalah soal timnas sekarang ini, yaitu garingnya bahkan matinya relasi yang harmonis di antara para pihak tersebut. Maka ketika timnas dibentuk dan (meski karena terpaksa) meninggalkan spirit bangunan relasi segitiga yang harmonis tersebut - paling yg gw rasakan - rasa cinta & kebanggaan akan timnas beserta adonan rasa seperti digambarkan di atas kini nyaris ga ada lagi. Apakah ini disebut gak punya rasa nasionalisme? mungkin saja heu heu heu...
Kerinduan menyaksikan kembali timnas yang sesungguhnya, bukan soal hasilnya doang ajah, sebenarnya udah ga terbendung lagi. Tapi apa lacur, para petinggi yang diakui atau yang mengaku sebagai para pemimpin organisasi bal-balan nasional ini rupanya lebih menikmati kisruh ini terus berlangsung, mungkin untuk menaikkan pamor mereka di langit nusantara ini. Masih ada satu kesempatan terakhir bwat mereka untuk berefleksi lantas membuat terobosan-terobosan pemikiran dan langkah kreatif menuju rekonsiliasi.. Atau tetap menabuh genderang perang seperti yang ditampilkan belakangan ini.
Kepada Nil Maizar, gw yakin Anda menjadi salah seorang yg pasti sangat sedih melihat kisruh ini..selamat membentuk tim dengan materi yang sekarang ini, moga2 bisa mempersembahkan yang terbaik di AFF Cup nanti.. Harapan gw, pada waktunya nanti tim yang akan tampil sungguh produk dari bangunan relasi segitiga yang harmonis tadi, tapi kalo toh itu belum bisa terlaksana ya apa boleh buat, gw akan tunggu sampai saat itu tiba & adonan unik yg spt dulu itu dapat gw nikmati lagi...
BRAVO SEPAKBOLA NASIONAL!
Pilih Merdeka atau tetep dijajaaaah...!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H