Mohon tunggu...
Justin Alfret Jaflean
Justin Alfret Jaflean Mohon Tunggu... Pustakawan - Mahasiswa

Just to learn to develop linguistic skills!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

THE FIRST LOVE || Remember Me

4 September 2024   13:27 Diperbarui: 4 September 2024   13:41 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini hari pertama Calvin Nazario pindah ke kampus di kotanya, ia yang berkuliah di luar kota itu pindah dikarenakan kondisi kesehatan adiknya yang mulai melemah. Ayah dan ibunya yang kesehariannya bekerja sangat kerepotan membagi waktunya untuk menjaga adiknya, sehingga ia harus balik ke kotanya untuk menjaga dan menemani adiknya.

Tepat pukul 13:00 setelah selesai mengikuti kelas kuliah pertamnya, Calvin yang buru-buru hendak pulang berlari pelan ke arah gerbang kampus. tiba-tiba ia bertubrukan dengan seseorang. karena sedang terburu-buru, tanpa memandang orang itu ia hanya mengucapkan kata "maaf" dan lanjut berlari ke arah parkiran kampus.

Calvin yang sudah tiba di parkiran itupun dengan tergesa-gesa mengenakan helm-nya dan segera menaiki motornya hendak pergi, namun aksinya itu dihentikan oleh seseorang yang memukul helm-nya dari belakang. Calvin yang sedang buru-buru dengan kesal hendak membentak orang itu namun ia mengurungkan niatnya melihat orang yang ada di hadapannya sekarang. pikirannya mulai berkecamuk sambil menatap orang itu dari balik kaca helm-nya, lamunannya pun buyar ketika wanita itu langsung mengomelinya.

"Woy bangsat, nabrak orang terus maen lari aja"

"Maaf, tdi gua buru-buru soalnya"

"Yah setidaknya minta maafnya baik-baik" umpatnya kesal.

"Iya maafin gua" seru Calvin yang langsung buru-buru menaiki motornya dan langsung pergi meninggalkan gadis itu.

"Aku sepertinya mengenal cowok itu, suaranya sangat familiar. siapa yah?" batin orang itu sambil memandangi Calvin yang menghilang di balik ramainya jalanan.

Calvin yang buru-buru melajukan motornya ke rumah sakit untuk menjenguk adiknya yang sedang sakit, sesampainya di ruangan adiknya ia pun duduk di sudut ruangan sambil menjaga adiknya yang sedang tidur. pikirannya masih tertuju pada wanita yang tadi mengomelinya.

"Mungkin dia sudah melupakanku" batinnya dalam hati.

Kilas balik 5 tahun yang lalu

Siang itu diumumkan nama-nama siswa yang akan mengikuti perkemahan di luar kota dan akan rutin mengikuti pelatihan pramuka bersama setiap Sorenya di pusat kota, Calvin yang saat itu masih duduk di bangku kelas 10 tepilih bersama beberapa teman lainnya. dengan riang ia pun pulang dan langsung menyiapkan peralatan Pramuka-nya dan keperluan lainnya untuk pelatihan besok.

Kesokan harinya, ia pun berangkat bersama teman-temannya dan guru pembimbing mereka ke tempat pelatihan. Sesampainya disana ia pun takjub melihat begitu banyak siswa dari sekolah-sekolah lainnya yang juga hendak mengikuti pelatihan di hari pertama itu. Mereka akan mengikuti pelatihan selama sebulan sebelum mereka mengadakan perkemahan di luar kota. setelah di organisir oleh pembina, ia pun mendapat tempat di posisi depan barisan sekolahnya karena ia yang paling bontot di antara teman-teman sekolahnya. Setelah selesai pelatihan, mereka pun istirahat bersama anak-anak dari sekolah lainnya sebelum pulang. Calvin pun bersandar di pohon samping lapangan tempat pelatihan itu sambil mengatur napasnya yang terengah-engah karena berlari mengitari lapangan, tiba-tiba seorang gadis menghampirinya dan menyodorkan air mineral padanya. dengan malu-malu ia pun menerimanya dan meneguk isinya sampai habis.

"Haus banget yah?" Tanyanya.

"Iya nih, capek juga lari-lari mulu dari tadi"

"Yah resikonya ikut pelatihan yah kayak gitu" tambahnya.

"Iya juga sih, kuat-kuatin ajalah"

"Aku Monica Sultanjaya, btw nama lu siapa?" Tanyanya.

"Oh iya sampe lupa, namaku Calvin Nazario"

"Salam kenal yah" tambahnya. 

Obrolan mereka terhenti ketika, teman-temannya memanggilnya untuk segera pulang karena bus jemputan mereka sudah tiba. 

"Monica, gua balik dulu soalnya jemputan gua udah datang. Thanks yah buat minumnya"

"Yaudah hati-hati, sampai jumpa besok" balasnya.

Calvin pun buru-buru berlari ke arah teman-temannya yang hendak menuju Bus jemputan. Monica hanya tersenyum memandangi Calvin yang berlari tergesa-gesa hingga hampir saja menabrak gerobak kang bakso yang lagi mangkal disitu.

Keesokan sorenya, Calvin bersama teman-temannya yang hendak turun dari Bus dikejutkan dengan Monica yang sudah berdiri di samping Bus sambil tersenyum kepada Calvin. sontak semua mata tertuju kepada Calvin yang disertai dengan siulan dari beberapa kakak kelasnya, Calvin yang tersipu malu lantas tertunduk. Dengan sedikit keberanian ia pun menggandeng tangan Monica dan membawanya ke belakang bus.

"Cie-cie" goda teman-temannya. 

Rona wajah Monica seketika memerah karena tersipu malu karena tangannya digenggam. 

"Kok disamperin? belum juga turun" tanya Calvin. 

"Yah aku pengen aja, soalnya seru kalo ngobrol sama kamu" balas Monica

"Yaudah, ntar selesai pelatihan baru kita ngobrol lagi di tempat kemaren" 

"Oke deh, aku tunggu ntarr!" seru Monica sambil berlalu meninggalkan Calvin.

Setelah selesai pelatihan, Calvin memperhatikan sekeliling sambil mencari-cari Monica. ia pun berjalan ke pohon tempat kemaren ia duduk dengan Monica, tapi ia heran karena tidak ada Monica di sana.

"Hai vin, maaf agak terlambat soalnya barusan aku tadi beli es cream di depan sebelum ke sini!" 

"Gapapa kok, aku juga baru datang" balas Calvin sambil tersenyum

"Satu buat aku dan satu buat kamu" tambah Monica sambil menyodorkan es cream pada Calvin

"Wah, thanks yah. ngerepotin aja"

"Ga ngerepotin kok, karena aku mau ketemu kamu yah sekalian aja beliin buat kamu" ungkap Monica.

Setelah ngobrol cukup, Calvin melirik arloji di tangannya yang menunjukan sudah pukul 18:00. Ia pun berpamitan pada Monica karena Bus jemputannya akan segera tiba. ia pun meninggalkan Monica dan berlari ke tempat parkir yang biasanya Bus-nya mangkal.

Monica yang juga hendak pulang pun berjalan pelan ke arah teman-temannya yang juga sedang menunggu jemputan masing-masing dan tak lama kemudian ayahnya menjemputnya.

Hari terus berlalu, tak terasa mereka sudah mengikuti pelatihan selama sebulan dan hari ini adalah hari terakhir mereka mengikuti pelatihan sebelum mengikuti perkemahan. 

Sabtu sore itu, mereka mengikuti pelatihan hingga malam hari untuk mematangkan diri mereka untuk mengikuti perkemahan di hari senin.

Setelah selesai mengikuti pelatihan, Monica yang hendak menemui Calvin berjalan dengan lunglai sambil memperhatikan sekelilingnya berharap menemukan Calvin di tengah kerumunan banyak anak yang hendak pulang. Namun setelah berkeliling, ia tak kunjung menemukan orang yang dicarinya. dengan langkah gontai, ia pun berjalan ke arah mobil ayahnya yang sudah menunggunya.

  "Vin, maafin aku. kayaknya aku ga bakal sering ketemu kamu di perkemahan nanti" gumamnya dalam hati.

Calvin yang sudah sampai di rumah, sangat bersemangat untuk mempersiapkan keperluan untuk perkemahan. setelah selesai berkemas, ia pun duduk di tepian ranjang sambil membayangkan keseruan nanti pas perkemahan. namun tiba-tiba ia teringat dengan Monica.

"Yah ampun, tadi aku tidak menemuinya"

"Pasti dia menungguku tadi" batinnya dalam hati.

Hari perkemahan pun tiba. setelah mengikuti serangkai kegiatan perkemahan di hari pertama, Calvin pun memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar area perkemahan. Dengan bersemangat ia pun menyusuri area perkemahan yang sangat ramai itu berharap mungkin ia akan menemukan Monica, namun setelah berkeliling ia tak kunjung melihat gadis itu.

Empat hari berlalu, namun Calvin tak kunjung menemukan Monica. Hari itu hari Jumat dan semua sekolah peserta perkemahan itu mengikuti senam pagi. Setelah selesai senam, Calvin yang sedang duduk di tepi lapangan itu melihat dua gadis lewat menggunakan kostum yang tak asing di ingatannya.

"Wah ini kan anak-anak sekolahan Monica" pikirnya. Ia pun berlari kecil mencagat mereka

"Permisi, maaf mau nanya. kalian kenal Monica ga"? tanya Calvin.

"Oh Monica Sultanjaya?" jawab salah satu gadis itu.

"Iya bener, dia dimana yah. dari hari pertama perkemahan dia ga kelihatan!"

"Katanya sih dia sakit waktu hari terakhir pelatihan, makanya dia ga ikut" jawab gadis itu lagi.

"Waduhh" 

"Tapi kayaknya dia bakalan datang di hari penutupan" potong gadis itu.

"Oh gitu yah, makasih yah atas infonya" balas Calvin sambil berlalu meninggalkan dua gadis itu yang penasaran sambil bertanya-tanya dalam hati siapa dia.

Singkat cerita, tibalah hari penutupan perkemahan. lapangan tempat perkemahan sudah dipenuhi anak-anak dari semua sekolah di kota itu. setelah mengikuti serangkaian kegiatan penutupan. Calvin yang hendak kembali ke tenda sekolahnya seketika menghentikan langkahnya tatkala mendengar teriakan yang sangat familiar di telinganya.

"Calvinnnnn" Monica yang berteriak kencang berlari pelan ke arahnya.

Monica sontak memeluknya, Calvin yang terkejut pun pasrah saja ketika gadis itu mulai mencercahnya dengan berbagai pertanyaan.

"Hari terakhir pelatihan kok kamu ga temui aku?"

"Kamu ga peduli lagi yah sama aku?"

"Kamu udah ga mau temanan sama aku?"

Calvin yang gelagapan dengan pertanyaan-pertanyaan dari Monica pun perlahan melepaskan pelukan Monica dan meminta maaf padanya.

Mereka pun menghabiskan waktu di hari itu hingga malam tiba, sebelum pulang Calvin mengajak Monica duduk di depan api unggun yang menyalah.

"Mon, kita bakal berpisah. jika nanti kita bertemu lagi, apakah perasaanmu masih sama padaku? ungkap Calvin.

"Always, forever! Balas Monica"

"Aku akan selalu menunggumu" tambahnya lagi.

""Remember me" timpal Calvin bersungguh-sungguh.

Malam itu, api unggun menjadi saksi janji Monica. mereka pun berpisah dengan perasaan yang berkobar-kobar seperti kobarang api unggun itu.

Calvin pun tersadar dari lamunan panjangnya tatkala adiknya yang sudah bangun memanggil-manggil namanya pelan.

Jangankan janji, dia bahkan sudah melupakan suaraku, gumam Calvin sambil menghela napas berat.

Arsip pribadi
Arsip pribadi

Saya seorang mahasiswa dari Institut Teknologi Bisnis STIKOM Ambon, jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK).

Sejak kecil saya tertarik dengan arsitektur dan sastra, tetapi lebih memilih melanjutkan pendidikan saya pada bidang arsitektur tanpa melupakan bakat saya pada bidang sastra dengan mencoba menulis di beberapa website dan blog onlinedan fokus utama saya adalah puisi dan cerpen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun