Mohon tunggu...
Martin Rikiwi
Martin Rikiwi Mohon Tunggu... Lainnya - Amrih Dalem Minulya Gusti

Saya hanyalah anak manusia yang masih terus belajar untuk menjadi manusia sepenuhnya dengan cara terus belajar memanusiakan manusia lainnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Iman Tanpa Perbuatan adalah Mati

14 Desember 2021   08:00 Diperbarui: 14 Desember 2021   08:03 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara tentang iman, berarti berbicara tentang keselarasan antara perkataan dan perbuatan. Iman yang lurus selalu dibuktikan dengan kesesuaian antara perkataan dengan perbuatan. Dalam hidup sehari-hari, iman merupakan cahaya yang mengarahkan hidup kita, yang menuntun kita datang kepada Allah. Iman adalah anugerah Allah yang membuat kita dapat mengenali, dekat dan tinggal di dalam Allah. Iman adalah jalan kita untuk terus dapat percaya bahwa hidup kita bukanlah sebuah kebetulan semata. Iman membuat tapak kaki melangkah dalam sebuah kepastian: aku hidup bukan karena kebetulan saja. Dari kesadaran itulah maka iman bukan hanya sekedar pengetahuan dan rumusan ritual keagamaan. Iman juga seharusnya menjadi sebuah pola dan gaya hidup yang dapat dilihat dan dirasakan oleh orang lain di sekitar kita.

Iman yang diharapkan oleh Yesus bukan sekedar iman yang mencari pengertian lalu dirumuskan. Iman yang diharapkan oleh Yesus adalah iman yang berbuah, yang dapat dinikmati hasilnya oleh sesama kita. Iman adalah kesesuain antara perkataan dengan tindakan. Misalnya saja hal yang sangat sederhana dalam menghayati iman adalah tentang janji. Ketika kita berjanji, maka adalah sebuah kewajiban bagi kita untuk memenuhi janji yang telah kita berikan. Jika kita berjanji bertemu jam 9, maka datanglah jam 9. Jika memang tidak bisa, beritahukanlah. Hal kecil seperti ini adalah wujud nyata dari iman. Jangan selalu berpikir bahwa iman berkaitan dengan hal yang besar seperti mukjizat menyembuhkan orang sakit atau memberikan penglihatan kepada orang buta. Jika hal yang masih sederhana dan kecil saja kita belum mampu menghayatinya sebagai praktik iman, maka kita pun akan kesulitan untuk menghayati iman dalam kaitan hal-hal yang lebih besar.

Kita bisa saja berkata-kata dengan indah tentang iman kita. Kita juga dapat dengan mengagumkan melukiskan iman kita sebagai rumusan iman yang mengundang kekaguman orang lain. Kita bisa saja berbicara tentang iman di manapun, entah di mimbar, entah di media sosial, entah di percakapan sehari-hari, entah di mana saja iman dapat dipercakapkan. Namun marilah kita sadari sealu bahwa iman tanpa perbuatan adalah sia-sia dan mati. Iman tidak hanya tentang kita dengan Tuhan saja karena iman juga adalah tentang kita dengan sesama kita. Ingat, iman tidak hanya tentang bibir saja, karena iman juga tengan tangan, kaki, isi kepala dan isi hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun