Mohon tunggu...
Justian Pilar
Justian Pilar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Spread The Truth

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY yang sedang menyusun kerangka hidup harmonis, berusaha menjadi mahasiswa mandiri, dan menjadi gelandang bertahan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Punk dan Media Sosial

5 Januari 2022   23:53 Diperbarui: 6 Januari 2022   00:21 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Podcast Ngobrak. Sumber: Youtube Gofar Hilman 

Ekspresi komunitas punk di media ternyata tidak hanya sebatas pengungkapan identitas, tetapi ada tujuan-tujuan lain. Pada lapisan teratas, mereka memperkenalkan budaya punk dan anarkisme secara lebih luas. Punk juga menunjukkan jatidiri mereka sebagai sosok yang berani menggebrak, satir, kritis, dan berani berbeda. 

Mereka mencoba menciptakan pluralitas kultural dalam media yang bertujuan agar netizen lebih mengetahui tentang budaya punk. Punk juga berupaya membangun opini di tengah masyarakat yang bertujuan agar opini ini didengar dan berdampak pada masyarakat. Akan tetapi, efek yang diiginkan dari opini ini tergantung pada masyarakatnya, apakah mereka dapat menerima atau tidak.

Kelompok punk memiliki strategi komunikasi tersendiri untuk berkomunikasi dengan netizen. Ada tiga strategi yang dapat dilihat dari interaksi punk dengan netizen. Pertama, punk melakukan asmiliasi dengan kelompok dominan, tetapi hal ini bukan berarti punk dipandang sama dengan budaya kelompok dominan. 

Asimiliasi di sini ialah kelompok punk mencoba berada di tengah masyarakat kemudian mereka tetap menyebarkan budayanya serta menyebarkan ideologi anarkisme secara luas. Kedua, interaksi antara punk dengan netizen menunjukkan bentuk akomodasi. Punk menyebarkan opini dan budayanya melalui artikel yang diunggah di internet sehingga siapapun dapat melihatnya. Netizen dapat memilih untuk melihat atau melewati saja artikel itu. Ketiga, punk sebagai kelompok co culture menggunakan dialog untuk membangun relasi dengan masyarakat. Jadi, tidak terbatas pada artikel atau opini yang hanya sekedar diunggah di internet.

Dengan demikian, punk tidak hanya sebatas menampilkan identitasnya di dalam media, tetapi juga berupaya melakukan interaksi dan pendekatan dengan netizen. Komunitas punk memiliki strategi dalam mengekspresikan identitasnya, tidak hanya sebatas itu, mereka juga mencoba mengkonstruksi budaya mereka serta menyebarluaskan paham anarkisme melalui interaksi dan pendekatan dengan netizen. Dengan adanya internet, punk dapat mengemukakan identitasnya dan menyebarkan budayanya dengan lebih mudah dan luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun