Mohon tunggu...
Jihad Hidayatullah
Jihad Hidayatullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemikir Amatir Isu Sosial

Life is like a piano, white and black. If Alloh swt play it, all will be a beautiful melody.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

9 Langkah Elegan dalam Mengarungi Work From Home

2 April 2020   22:34 Diperbarui: 3 April 2020   20:44 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi work from home. Sumber : Freepik

Bukan Wuhan, New York Episentrum Corona. Berikut salah satu judul artikel yang saya baca pagi ini di CNBC Indonesia. Judul artikel ini menandakan betapa virus corona (Covid-19) menyebar dengan sangat cepat dan sudah menjadi pandemi global dunia.

Berawal dari Kota Wuhan, Cina, kini virus tersebut sudah mewabah ke lebih dari 200 negara di seluruh dunia. Perpindahan manusia dari satu negara ke negara lainnya menyebabkan penyebaran ke banyak negara tak terhindarkan. Virus ini mudah sekali menyebar, baik lewat kontak langsung maupun tak langsung seperti memegang benda-benda yang sudah terkena dropflet atau percikan bersin maupun batuk seseorang yang sudah terinfeksi.

Di Indonesia sendiri, hingga Kamis (2/4/2020) pagi, telah terkonfirmasi lebih dari 1600 kasus tersebar di 32 provinsi di seluruh indonesia. Dari jumlah tersebut, pasien yang dinyatakan sembuh tercatat lebih dari 100 orang, dan yang meninggal dunia sudah lebih dari 150 orang.

Terbaru, berdasarkan rapid test, sebanyak 300 siswa sekolah polisi di Sukabumi, Jawa Barat terpapar corona. Penambahan jumlah kasus tersebut berpotensi menambah jumlah total kasus positif corona di tanah air, khususnya di Jawa Barat.  

Dari masifnya penyebaran virus tersebut, pemerintah Indonesia belum juga menetapkan status lock down seperti negara-negara lainnya. 

Beragam desakan dari berbagai elemen masyarakat dialamatkan ke Presiden Joko Widodo untuk menetapkan status lock down atau menutup total arus masuk dan keluar negara serta menjamin pangan rakyatnya, namun status itu tak kunjung ditetapkan.

Walau demikian, dengan berbagai pertimbangan, pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) disertai dengan darurat sipil untuk mengefektifkan penanganan wabah virus corona di tanah air. Kebijakan tersebut menelurkan berbagai macam langkah pencegahan penyebaran, salah satunya WFH (Work From Home).

Kebijakan WFH sendiri mungkin terasa aneh bagi orang-orang yang sudah terbiasa bekerja di kantor dan di lapangan, termasuk saya. Yaa... aneh memang.

Bagaimana tidak, setiap hari selama bertahun-tahun bekerja di luar rumah dan tiba-tiba harus bekerja dari rumah itu memang terasa aneh, dan mungkin membosankan bagi sebagian orang yang belum terbiasa.

Di awal memulai WFH, melewati hari demi hari bekerja dari rumah pasti terasa membosankan. Sehingga setiap orang perlu mencari cara tersendiri untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas sesuai kondisi masing-masing.

Sejak diberlakukan WFH, saya berusaha mencipatakan kondisi bekerja yang kondusif untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas. Walaupun sebenarnya tak mudah karena belum terbiasa, ditambah rasa bosan dan godaan-godaan lain seperti televisi dan kasur yang empuk, serta kekhawatiran akan wabah virus corona ini. Naah... Untuk menangkalnya, ada beberapa langkah yang saya lakukan selama WFH :

Pertama, membuat rencana kerja

Membuat rencana kerja bisa menjadi solusi yang ampuh untuk membuat saya tetap produktif walau harus bekerja dari rumah. Saya merencanakan pekerjaan yang 'wajib' selesai selama masa WFH dan menyediakan pekerjaan tambahan bila pekerjaan wajib sudah selesai.

Pekerjaan wajib dan tambahan ini ialah pekerjaan utama yang masuk kategori prioritas yaitu penting-mendesak dan penting-tidak mendesak. Dengan begitu, segala sesuatunya terencana dan terlaksana dengan baik.

Kedua, menyediakan reward

Saya menyediakan sendiri reward bila berhasil melalui setiap rencana kerja. Itu adalah sesuatu yang sederhana namun menyenangkan dan sangat memotivasi saya. Karena mendapat reward setelah rencana kerja terlaksana dengan baik adalah suatu stimulus untuk dapat menyelesaikan rencana kerja pada hari-hari berikutnya.

Ketiga, beraktivitas seperti hari jam kerja

Saya selalu mengingatkan diri bahwa ini bukanlah liburan tetapi bekerja seperti biasa dengan tempat kerja yang berbeda (di rumah). sehingga saya selalu beraktivitas seperti layaknya hari-hari biasa.

Bangun sholat subuh, mandi pagi, sarapan lalu bekerja seperti biasa (walau sarungan atau koloran). Sebelum mandi pagi saya selalu berusaha untuk sekadar menghirup udara segar depan rumah, menyirami taman, olah raga dan membaca buku.

Ilustrasi work from home. Sumber : Creative Market
Ilustrasi work from home. Sumber : Creative Market

Keempat, Beristirahat sesuai jam kerja

Saya selalu berusaha beristirahat teratur sesuai jam kerja. Itu cukup membantu saya menstabilkan mood dalam situasi ini. Memforsir diri untuk bekerja tanpa beristirahat tentu bisa membuat kita bosan dan meninggalkan pekerjaan, sehingga akan mengacaukan rencana kerja yang telah kita susun.

Kelima, membuat ruang kerja

Membuat dan menata ruang kerja atau area kerja sesuai selera tidak kalah pentingnya. Meletakkan benda-benda atau properti yang mendukung pekerjaan seperti kalender, mading kecil dari styrofoam dan lain-lain, itu akan menambah kesan dan suasana kantor sehingga saya tidak mudah tergoda dengan indahnya sofa dan kasur.

Keenam, menciptakan lingkungan yang bersih, indah dan rapi

Saya selalu terpesona dengan indahnya pemandangan alam di swiss dan taman-taman di jepang. Itu memotivasi saya untuk setidaknya menata rumah dengan membuat taman kecil dan spot atau area baca agar terasa nyaman walaupun masih jauh dari kata indah.

Ketujuh, tetap pada rencana

Saya selalu mendoktrin diri bahwa bagaimanapun pekerjaan saya harus selesai sesuai rencana. Karena suatu saat kita pasti akan dikejar dateline pekerjaan atau mungkin laporan-laporan yang harus diselesaikan. Mengulur-ulur waktu justru akan membuat kewalahan di kemudian hari. Maka berusaha mengerjakan rencana dengan baik adalah pilihan terbaik.

Kedelapan, waspada, tetap tenang dan bahagia

Selain ketujuh langkah di atas. Waspada, tetap tenang dan selalu merasa bahagia adalah cara terbaik melawan wabah virus corona. Karena kekuatan virus ini tergantung dari imunitas atau daya tahan tubuh kita, maka seharusnya lah kita tetap bahagia, karena perasaan gembira dan bahagia dapat meningkatkan system imun atau daya tahan tubuh kita.

Kesembilan, berdoa dan tingkatkan ibadah

Setelah semua ikhtiar telah kita lakukan, barulah kita tawakkal kepada Alloh SWT. MUI menghimbau kepada masyarakat Indonesia khususnya umat islam untuk terus berkontribusi dalam mencegah penyebaran virus ini dengan ikhtiar lahir dan batin. Ikhtiar batin yaitu meningkatkan iman dan takwa, meningkatkan ibadah dan berdoa kepada Alloh SWT agar musibah ini segera berlalu.

Satu minggu telah berlalu sejak diberlakukannya WFH. Alhamdulillah, secara umum, 9 langkah yang saya lakukan dalam mengarungi WFH ini berjalan lancar, walaupun masih ada gagalnya.

Sembari WFH, sesekali saya meluangkan waktu untuk aktif menjadi relawan penanggulangan wabah virus corona, baik melalui media sosial maupun secara langsung turun ke desa bersama dengan Karang Taruna, BPD dan aparat desa lainnya untuk turut membantu tenaga medis dalam mencegah wabah ini.

Melaui tulisan ini, saya sampaikan rasa bangga dan terima kasih yang tak terhingga untuk kalian para tenaga medis yang telah berjuang dan bertarung melawan musuh tak terlihat yang ada di sekitar kita. Waktu, keluarga, dan bahkan nyawa kalian korbankan demi mencegah dan mengobati korban virus ini.

Semoga apa yang kalian lakukan bernilai ibadah dan dibalas oleh Alloh SWT. Dan semoga para korban yang meninggal dunia tergolong syahid dan mendapat tempat terbaik di sisi_Nya.

Selamat menikmati work from home #dirumahaja. Mari lindungi diri kita dengan selalu melakukan pola hidup sehat yang telah dianjurkan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO). Sebagai penutup, saya mengutip ungkapan Ibu Lia Gustina Wardani, Penasehat MBA (Muda Berdaya Assyabaab) 

"Garda terdepan itu adalah diri sendiri, dengan begitu kita bisa membantu meringankan tugas dokter dan paramedis".

Demikian 9 langkah elegan dalam mengarungi WFH. Semoga musibah ini segera berlalu, dan dunia segera pulih kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun