Mohon tunggu...
Arif Hidayat
Arif Hidayat Mohon Tunggu... -

yeehhaaaaaahhh..... udah gak kebalik lagiii :)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Prodeo : Aku pun Berhak Makan!

29 Desember 2010   15:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:14 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1293635493263587998

[caption id="attachment_82418" align="alignnone" width="413" caption="Admin/theyeshivaworld"][/caption]

*

Aku hanya bisa terduduk diam dalam sekat kebebasanku. Di atas lantai semen beralas tikar seadanya. Mereka bilang aku istimewa. Ruangan yang semestinya dihuni 4-5 orang, kali ini khusus untukku sendiri. Istimewa? Itu hanya kata mereka. Sebenarnya mereka hanya tak ingin mencampurku dengan pesakitan lainnya. Entah apa yang kuperbuat hingga aku mendapatkan keistimewaan ini. Aku tak bersalah! Yang kulakukan hanyalah memperjuangkan hakku. Di negeri yang kata mereka terdahulu adalah negeri yang kaya, gemah ripah loh jinawi, katanya. Semua orang berhak mencari penghidupannya, mencari makan, melepas rasa lapar mereka. lantas kenapa aku tidak boleh melakukan itu? akupun punya rasa lapar yang harus kupenuhi!

‘Tangkap dia! Bakar! Jangan biarkan ia hidup!’.

Teriakan itu masih bergema di telingaku saat mereka mendapatiku di sebuah ladang ketela di sudut kampungku. Hampir saja aku mati diamuk biadab-biadab itu. pukulan tangan hampa maupunkayu tak lepas mendarat di tubuhku. Terkapar. Untung masih ada tetua kampung yang menyelamatkanku dan membawaku ke tempat ini. Setidaknya tempat ini lebih baik. Aparat di sini pun meperlakukanku dengan segan, bahkanseolah tak mau mendekatiku. Meskipun tatapan mata mereka terus menerus memvonisku. Bola mata mereka seolah bicara, ‘Kau bersalah! Kau patut di hukum seberat-beratnya!’. Cuih! Masa bodoh dengan penilaian kalian, pikirku. Aku tak bersalah! inikah keadilan bagi orang yang kelaparan? Salah? Hahaha! Sekalipun aku salah, itu tak lain hanyalah aku terlalu ceroboh membuang sisa-sisa bagian tubuh tetanggaku di belakang pondokku, sementara bagian lainnya sudah habis tercerna di perutku. Itu saja menurutku. Menurutmu?

*

Salam

*

Menunggu sambutan para psikopat lainnya untuk membuat PsiFic lainnya.... :)

*

Nitip 'Kisah Sabrina' yaa... : D

.

Tungku : Anakku Lapar!

Kotak Musik : Lullaby

Gaun : Cinta Untuk Sabrina

Pistol : Satu Peluru Untuk Suamiki, Satu Peluru Untukku

Pisau : Sepotong Daging Untuk Suamiku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun