Mohon tunggu...
Arif Hidayat
Arif Hidayat Mohon Tunggu... -

yeehhaaaaaahhh..... udah gak kebalik lagiii :)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tungku: Anakku Lapar

19 Desember 2010   23:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:35 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilustrasi/penanies.blogspot.com

*

“Bu, Sabrina lapar, Bu,” rengek Sabrina pada Ibunya yang masih duduk di depan tungku.

“Sabar ya, ‘nak. Sebentar lagi masak. Nunggunya sambil tidur aja ya, ‘nak. Nanti kalo sudah masak, Ibu bangunkan.”

“Gak bisa tidur, Bu. Perut Sabrina lapar.” Balas anaknya lirih

” Sabrina minum aja dulu ya buat nahan laparnya. terus langsung dibawa tidur saja ya.”

*

Sementara anaknya perlahan tertidur. Si Ibu segera mematikan api di tungkunya. Sayang kayu bakarnya, pikirnya. Dan ia juga tahu pasti kalau batu di dalam kendilnya takkan pernah bisa menjadi nasi untuk lapar anaknya.

*

Salam

.

Adaptasi dari sebuah kisah lama yang pernah kubaca

.

Kisah Sabrina Lainnya :

.

Kotak Musik : Lullaby

Gaun : Cinta Untuk Sabrina

Pistol : Satu Peluru Untuk Suamiki, Satu Peluru Untukku

Pisau : Sepotong Daging Untuk Suamiku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun