Mohon tunggu...
Arif Hidayat
Arif Hidayat Mohon Tunggu... -

yeehhaaaaaahhh..... udah gak kebalik lagiii :)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kematian Seorang Geisha (Antara Cinta, Kehormatan dan Kesetiaan Seorang Samurai) - Bag. 3

24 Oktober 2010   20:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:08 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sumber ilustrasi: http://nop-com.com Kastil Awan, hari Ke-14 Musim Gugur, 1860 **** “Hideyori, tentunya kau kau tahu apa yang membuatku risau beberapa hari ini” “Tuanku?” “Minggu lalu, 2 Armada kapal Portugis sudah merapat di pelabuhan menyusul Armada milik Inggris yang sudah merapat 1 bulan lalu” “Katakan Hide, apakah kau merasakan apa yang sama kurasakan” “Tuanku, hamba yakin masa depan negeri ini akan terus berjaya. Tuanku sudah memimpin wilayah ini dengan kemasyuran, sebagai seorang Bangsawan Agung Daimyo di wilayah ini. Seluruh rakyat mencintai tuanku, dan bahkan rela mati untuk tuanku” “Hahhahaha… kemasyuran… kejayaan… apakah itu yang selalu ada di pikiran para ksatria di negeri ini. Kemasyuran yang sudah menggadaikan ribuan nyawa para Samurai dan petani di seluruh negeri ini, Hide?” “Bagi hamba itu adalah sebuah kehormatan, Tuanku. Mengorbankan nyawa untuk menjaga kemuliaan junjungannya adalah sebuah kemuliaan bagi seorang samurai” “Kemuliaan? Masihkah kau ingat Sekigahara [8], Hide?” “Tuanku..” “Katana ini yang menjadi saksinya, Hide, yang diturunkan generasi ke generasi hingga akhirnya menjadi ingatan terpahit yang harus kupegang” “Maafkan hamba, Tuanku” “Kemasyuran itu dan dendam yang harus kuwarisi sementara para pewaris dosa Tokugawa itu harus menikmati kelalimannya di atas puing-puing kemasyuran itu! Kemasyuran itu yang membuat kita terus berperang selama berabad-abad, sementara peperangan besar atau bahkan peperangan terakhir bagi setiap samurai sudah didepan mata” “Maksud Tuanku?” “Dunia barat sudah didepan mata, Peradaban yang kita wariskan dari para leluhur mulai di ambang kehancuran. Kekaisaran mulai dihinggapi para penjilat yang terus merongrong. Ribuan bilah pedang akan patah! Ribuan butir besi panas akan menebus setiap Kabuto Yoroi Tsukuri [9] yang terpasang gagah di dada para Samurai, Ribuan helai kuncir rambut [10] akan terlepas seiring terpenggalnya kehormatan Samurai! “Hamba akan terus mendampingi Tuanku” “Ya.. aku tahu itu, Hide, kau akan selalu mendampingiku sebagaimana ayahmu mendampingi ayahku dan begitu pula leluhurmu yang mendampingi leluhurku. Tapi kuharapkan kau tidak ada pada saat itu” “Tidak, Tuanku. Hamba kan selalu mendampingi Tuanku sampai tetes terakhir darah hamba!” “Hahahaha… cukup… Marilah kita hentikan pembicaraan tidak penting ini. Ada hal lainnya yang ingin kutanyakan padamu, Hide” “Hamba, Tuanku” “Bagimana hubunganmu dengan Heiko?” “Tu..Tuanku…” “Aku tahu, Hide. Angin telah menceritakan segalanya padaku. Kau mencintainya, bukan?” “Maafkan hamba, Tuanku” “Tapi sayang, sama seperti halnya angin, aku tak bisa memiliki kabar itu untukku sendiri. Angin itu telah berhembus kencang, berhembus melalui lubang-lubang disetiap ruang kastil ini. Bahkan mengalir bebas memasuki gerbang Edo [11], menemani tawa dalam setiap perjamuan minum teh” “Hamba telah mencoreng wajah Tuanku, bahkan menodai wajah junjungan hamba di depan musuh!” “Tiga hari lagi, aku akan berangkat ke Edo, para Daimyo akan turut hadir disana, Apa alasan Yoshinobu12] mengundang semua Daimyo ke istanya aku tak tahu, entah pembicaraan apa yang akan dibahas kala itu, mungkin saja masalah kedatangan para kulit putih itu dan kelakuan para penjilat di Kyoto [13] sana. Kali ini kau tak perlu menemaniku, kuharap engkau paham, Hide” “Tuanku… Bolehkah hamba menanyakan sesuatu?” “Silahkan, tanyalah apa yang hendak kau ketahui” “Apa yang akan Tuanku perbuat kepada Heiko?” “Hahaha…Pertanyaan bodoh, Hide” “Maaf, Tuanku” “Hide… Sama sepertimu, aku pun juga mencintainya, bisa saja aku memenggalnya sama seperti yang akan para Daimyo lain lakukan. Tapi aku mencintainya, dan yang teramat penting lagi, aku mencintaimu, sahabatku. Itupun kalau kau masih mengizinkanku memanggilmu dengan panggilan itu” “Tuanku…” “Andaikan aku tahu kisah yang menyelimuti kalian berdua, Andai aku tahu engkaulah orang yang berani membayar tertinggi untuk Mizuage-nya [14] sebelum akhirnya kukeluarkan tawaran yang lebih tinggi dariku, tentulah hal ini tidak akan terjadi, andaikan aku cukup pintar untuk mengetahui kalau pria yang ia cintai adalah sahabatku sendiri tentulah kuhentikan takdir ini, terlebih lagi untuk menjadi seorang danna baginya” “Tidak Tuanku, hamba mohon… Tuanku tidaklah bersalah dalam hal ini” “Mengenai mizuage itu, sesungguhnya tidak terjadi apapun malam itu, sampai saat ini ia masih seorang wanita yang suci untuk cinta sejatinya, dirimu, Hide” “Tuanku, apapun yang sudah terjadi hanya meninggalkan goresan kisah lain, tapi angin yang berhembus…” “Apa yang ingin kau sampaikan, Hide? Katakanlah padaku, jangan kau pendam dalam raut wajah itu” “Tu.. Tuanku, bila tiba waktunya… maukah kau berikan Tanto [15]milikku kepada Heiko?” “Buat apa, Hide?” “Agar ia mau berdamai dengan goresan takdirku, Tuanku” “Apapun itu,sahabatku,… Apapun itu, Tomodachi-san [16]”   **** Bersambung Jakarta, 24 Oktober 2010 **** Penjelasan Istilah-istilah diatas: 8. Sekigahara, adalah pertempuran besar dalam sejarah kuno jepang, yang terjadi pada tahu 1600. pertempuran ini melibatkan 2 kelompok yang merupakan gabungan klan-klan keluarga bangsawan Samurai yang memperebutkan puncak kekuasaan ke-shogun-an. Pertempuran ini terjadi di desa sekigahara yang dijadikan nama untuk mengingat pertempuran tersebut. pertempuran ini dimenangkan kelompok yang dipimpin klan Tokugawa dan menempatkan Tokugawa no Ieyasu sebagai Shogun pertama dari klan tokugawa (1603). 9. Kabuto Yoroi Tsukuri, adalah baju perang yang biasa dipakai oleh Samurai. 10. Kuncir rambut, dalam kebudayaan jepang, kuncir rambut selain tatanan rambut yang biasa dipakai oleh Samurai, juga berarti simbol bagi kehormatan Samurai, memotong kuncir rambut sama halnya memenggal kehormatan seorang samurai. 11. Edo, sekarang bernama (Tokyo) adalah wilayah yang merupakan ibukota ke-shogun-an berada. 12. Yoshinobu, lengkapnya Tokugawa no Yoshinobu adalah Shogun ke-15 dari klan Tokugawa sekaligus Shogun terakhir sebelum akhirnya menyerahkan kekuasaan pada kaisar pada masa restorasi meiji (1867). 13. Kyoto, adalah ibukota kekaisaran pada jaman jepang kuno. 14. Mizuage, adalah isilah untuk keperawanan seorang geisha. kesempurnaan menjadi seorang geisha adalah ketika melepaskan Mizuage. Biasanya menjadi gengsi bagi seorang geisha apabila bisa melepaskan mizuage-nya dengan harga yang tinggi. 15. Tanto, adalah belati atau pisau yang dimiliki oleh samurai melengkapi sepasang pedang lainnya (katana dan Wakizashi). panjang tanto berkisar 20-30 cm. Biasanya pisau ini digunakan untuk keperluan yang tidak lazim, seperti membunuh secara diam-diam atau juga biasa digunakan untuk prosesi Seppuku atau Harakiri. 16. Tomodachi, dalam bahasa jepangnya berarti "Teman". **** Cerita Sebelumnya: Kematian Seorang Geisha (Antara Cinta, Kehormatan dan Kesetiaan Seorang Samurai) - Bag1 Kematian Seorang Geisha (Antara Cinta, Kehormatan dan Kesetiaan Seorang Samurai) - Bag2 Cerita Selanjutnya Kematian Seorang Geisha (Antara Cinta, Kehormatan dan Kesetiaan Seorang Samurai) - Bag4 (Sumber referensi istilah wikipedia)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun