[caption id="attachment_291492" align="alignnone" width="300" caption="sumber ilustrasi : http://penyairindo.blogspot.com"][/caption] Aku pyuna pnea brau, kwaan! Pnea ini brau kudpaatkan tgia pruanma ynag lalu Pdaa saat gpaura twaa, sdieh dan hrau kumsauki Thaukah hai kwaan! Bnayak seakli pjunagga-pjunagga augng dan ribaun sabda mrekea ynag megnhaisi anetro penodpo Ptautlah kiarnya aku menghmbaakan drii *** lahitlah, kwaan! akpuun mluai mneulis spertei mrekea msekpiun akasakru tkalah sebremkananya aksraa mrekea tpai aku mneulis! ya.. akasakru sneidri! hahaha! ************
Hai bodoh!
ya, kau yang meloncat loncat dan tertawa bodoh!
ya.. kau!
Bukan begitu cara memegang pena
Hai bodoh!
Perhatikan posisi tanganmu saat kau goreskan pena itu!
Lihatlah kebodohanmu, lembaran kertas yang amat sakral itu ternoda oleh keringatmu!
belum lagi tinta yang kau gunakan
tak pantas kau carikkan ke dalam kertas nan sakral itu!
mana tinta emasmu?
Mana?
************
HAH!
HINGAR KIAN UDARA YANG KUHIRUP PAGI INI
SIAPA GERANGAN YANG MENGUSIK KETENANGANKU!
HAI KAU YANG BERTERIAK TAJAM
MENGAPA KAU HARDIK BOCAH ITU
SEAKAN KAULAH YANG BERHAK MENETUKAN BAIK DAN BURUK BAGINYA
JUSTRU KAULAH YANG TAK PANTAS!
************
Bocah itu telah merusak lembaran kertas yang teramat sakral
Dengan tangan kasarnya
Dengan tinta lumpurnya
Wajar saja jikalau geram ku dibuatnya
dia tak berhak menodai keagungan sang untaian aksara!
tidak sekalipun!
************ teridmaku dlaam sauasna ynag tak kukaenl ini hnaya mmapu megnutuk driiku sneidri! mrekea bnear mereka smuea bnear dan akluah ynag slaah slaah dlaam menmeptakan kebdohonaku terllau tigngi hsarat dan igninku bremadu dneagn snag unatian aksraa tpai aku trelnajur mnecnitaiyna hah ya, bakliah biak kpuatakhan sjaa pnea ini toh aku msiah brehasabat dngean jmeari dan aukpun kan treus bremadu mesra dneagn snag unatian aksraa tiadk lgii dngean lemabran skaral ini mleainakn dngean wjahaku sneidri ya, ckuulpah wjahaku ynag trecorneg ******** salam, dan mohon maaf yang teramat dalam apabila saya sudah mempermainkan eksistensi dari sebuah "kata", tidak ada niatan sama sekali untuk memplesetkan atau bahkan melecehkan. hanya sebuah eksplorasi gila memutar balik pemikiran, mencoba berselingkuh dengan imaji, mencari sesuatu yang beda, alhasil "eksistensi kata" yang menjadi korban perselingkuhan saya meskipun masih jauh dari hasil yang diharapkan... :( Salam manis buat neng geulis yang sudah menggetarkan hatiku, dengan keberadaanmu yang memberikan hawa segar dalam berimaji... luph you pull..... **** artikel lainnya: http://fiksi.kompasiana.com/group/puisi/2010/10/16/silahkan-saja-kau-perkosa-aku/