Mohon tunggu...
Karuniawan Sagala
Karuniawan Sagala Mohon Tunggu... Lainnya - Luntang lantung

hai all....\r\naku just_aminute\r\n18-06 '78

Selanjutnya

Tutup

Money

Ku Buat Garis Lalu Ku Bernyanyi

29 Juli 2010   07:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:30 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan mulai reda, hawa sejuk menerobos masuk lewat celah jendela kaca yang tidak lagi bening karena sudah beberapa bulan belakangan tak tersentuh tangan yang berniat baik untuk membersihkannya. Larik cahaya mentari sore hari yang kemerahan sesekali hilang tertutup bayangan daun pisang yang ada di belakang rumah. Aku sendiri menutup hatiku kepada dunia yang nampak buram. Cermin yang menempel didinding kamar samping pembaringan pun nampak lusuh tak bercahaya memantulkan bayangan rupa diriku. Semua sirna, karena memang sudah tiba masanya untuk sirna. Beberapa ada yang ingin datang, tapi tak kuperkenankan. Aku tak mau jika ada yang datang lalu setelah sekian lama bersama kemudian akan kembali mencari jalan untuk sirna. Aku penat dengan yang sirna, aku sudah terlampau sering tersakiti dengan kesirnaan. Jadi, tolong jangan datang ke hati ini bila hanya untuk sirna. Aku sendiri merasa bahwa rasaku ini merupakan suatu kebodohan karena diri ini pun pasti akan sirna. Kuambil sebatang kapur tulis yang tinggal separuh dan tidak lagi utuh, kucoretkan ke papan tulis. Hadir guratan yang membentuk garis agak melengkung tanpa aku tahu apa itu artinya. Kulantunkan sebuah lagu yang tiba-tiba hadir mengisi kesadaranku ketika memperhatikan guratan itu. Aku ulangi dan ulangi lagi bait demi bait lagu lama sendu yang diaransir ulang tapi menjadi sangat indah. Guratan kapur itu terus kupandangi sambil sesekali aku mengedipkan mata... kan pedih kalau gak berkedip, hihi... Hah apa??.... guratan garis itu semakin membentuk nyata di ingatanku. Guratan garis itu kini memuat makna indah dan mencari posisi di bagian memori indah dalam benak ku. Tiap kali kudengar lagu itu, guratan itu muncul. Tiap kulihat guratan semacam itu, bait demi bait seakan diputar dalam cd room kepalaku. wah indahnya.... Kubiarkan kamu dan yang lain sirna karena mungkin kamu punya kepentingan dan cita-cita yang menuntut segera dilaksanakan. Aku sudah biarkan kamu sirna, walaupun aku merasa kesirnaan kamu dan lainnya cukup menggetarkan jiwaku. Tapi sejak saat ini kutolak keberadaan sejenis kamu dihatiku, karena pasti akan menyusul untuk sirna. Sementara guratan dan bait lagu, tidak akan pernah punya kepentingan dan ambisi untuk bergerak sehingga tidak akan pernah sirna dari sisiku. Hanya guratan dan lagu indah yang tak akan sirna karena ada dihatiku selamanya....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun