Mohon tunggu...
Jusriadi
Jusriadi Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiwa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (ketua Rayon Ikatan Mahasiswa DDI)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Korupsi, Konstruksi Kisah dari Sebuah WC

16 Mei 2017   21:54 Diperbarui: 17 Mei 2017   13:18 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       Sebagai bangsa yang berkebudayaan tinggi dan yang merdeka sudah menghampiri satu abad, selayaknya permusuhan kita terhadap kejorokan ditingkatkan tanpa kepalang tanggung. Siapa tahu kita akan mampu lebih meningkatkan lagi: kebersihan lingkungan kantor, kebersihan jiwa para karyawan di kantor-kantor itu, di segala perbuatan dalam melayani masyarakat.

      Dengan demikian korupsi, segala tingkah indisepliner, manipulasi, pemerasan dan berbagai bentuk tindakan yang tak tercantum di Anggaran Dasar Korpri kita bisa secepat-cepatnya terbersihkan dari kantor-kantor kita.

     Akhirnya, potensi dan fungsi WC dalam stabilitas birokrasi dan akselerasi modernisasi bangsa kita, tak usah diragukan lagi. Apakah dari sini kita harus memulai gebrakan dan gebrakan baru? Yakni menuju kebersihan iman dan jiwa? Apalagi bulan ramadhan juga menghampiri kita. Momentum bersih-bersih kantor harus digalakkan, dan dengan begitu: kebersihan birokrasi akan terjaga yang selama ini kita ketahui amat membandel demi akselerasi demokrasi.

     Wah, wah, wah, kelihatannya kok seperti main-main dengan kata-kata saja. Tetapu coba pejamkan indra pemirsa Anda. Kerahkan daya analisi Anda serta endapkan seluruh sila-sila yang lima itu. Maka rasa-rasanya tulisan ini tidaklah berlebihan. Kebersihan memang perlu kita perlomba-lombakan.

     Apalagi diseluruh Indonesia. Sepanjang tahun. Bukan hanya di Jakarta kita mendapati WC yang tak pernah di urus, akan tetapi baunya itu menyebar sampai kelorong-lorong desa. Dan persediaan air untuk membersihkan itu ada, cuma memang petugas kebersihan tidak secara rutin melakukannya, sampai-sampai kotoran atau noda itu membandel. Jalan satu-satunya harus dilombakan agar semua WC belomba-lomba menanamkan nilai-nilai bersih dalam jiwanya setiap akan melakukan aktivitas kerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun