Pernahkah Anda mendengar dari satu orang yang sama membuat dua pernyataan idiot (baca : bertolak belakang/ironis) berikut ini: "Semua ini sudah menjadi ketentuanNYA, rahasiaNYA, atau takdirNYA" "Bagaimana kita/manusia dengan akal, menalarnya; dengan tindakan, menyikapinya" Kalo hanya pernyataan pertama mudah dicerna karena  meminta manusia untuk berserah. Maka selesai sudah, tinggal lanjutkan hidup, ikuti petunjukNYA. Hidup jadi mudah. Namun jika orang yang sama membuat melanjutkan dengan pernyataan kedua, nah inilah masalahnya, kalau tak mau di bilang SESAT. Kenapa? Tindakan Hittler, Osama bin Laden, kekejian Boko Haram, kebengisan ISIS, tsunamai, gempa, pembantaikan di tahun 1965, pembunuhan di tahun 1998, dsb. Bisakah dinalar dengan intelektual manusia, dengan isi semua kitab suci? Kalau mau membawa-bawa Tuhan, maka: "Urusan dengan Tuhan landasannya adalah iman, bukan nalar dan intelektual. Jika (tindakan) Tuhan disikapi hanya dengan nalar dan intelektual, manusia jadi kurang bersyukur dan kesulitan menangkap hikmah di balik fenomena atau musibah" Ada sebuah buku menarik untuk itu, berikut adalah covernya, masih beredar di Gramedia:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H