Mohon tunggu...
Jusniar Saputra
Jusniar Saputra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

saya adalah mahasiswa di Universitas Sriwijaya fakultas Ilmu Hukum yang membuat saya ingin menulis di kompas adalah agar bisa menyalurkan pendapat saya untuk

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Setelah Pilpres 2024 Apakah Indonesia Menjadi Negara Ideal?

16 November 2022   21:05 Diperbarui: 16 November 2022   21:14 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konferensi Tingkat Tinggi ( KTT ) G 20  akan berlangsung di Nusa Dua, Bali pada 1 Desember 2022 nanti. Ini sarana untuk Presiden Republik Indonesia untuk menguatkan ikatan kerja sama dengan negara - negara di dunia meskipun seperti yang kita tahu bahwa dunia kini sedang dilanda badai krisis ekonomi yang amat besar pasca wabah pandemi satu tahun lalu dan dampak perang di Rusia. 

Tidak terkecuali Indonesia yang mengalami dampak di sektor harga- harga barang pokok seperti beras, minyak goreng yang mengalami kenaikan bahkan terjadi pada Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti solar. 

Kenaikan ini tentu bukanlah keinginan dari para penguasa atau pula para pelaku usaha, melainkan memang kondisi ekonomi di dunia sekarang sedang tidak baik - baik saja, beruntung Indonesia tidak mengalami lonjakan inflasi yang amat tinggi seperti halnya negara - negara di dunia seperti Sri Lanka.

Ditambah lagi cuaca pada khususnya di negara kita mengalami perubahan sering panas yang teramat sangat namun bisa tiba - tiba turun hujan sehingga mengakibatkan para petani mengalami gagal panen dan pasokan kebutuhan beras untuk didistribusikan pun semakin menipis.

Selain adanya jadwal besar dengan G 20, Indonesia juga mempunyai proyek yang begitu besar yang melibatkan seluruh warga negara Indonesia pada awal tahun 2024 nanti, yakni pemilihan Presiden Republik Indonesia yang akan dilaksanakan kelima kalinya sebagai pesta demokrasi seluruh warga negara Indonesia, tentu kita mengetahui bahwa masa bakti Presiden Jokowi akan berakhir 2 tahun lagi.

Namun di akhir - akhir masa jabatannya pria yang kerap disapa Jokowi itu justru di hadapkan dengan pekerjaan rumah yang amat berat, mulai dari masalah diinternal Kepolisian, bahkan ancaman adanya legitimasi pada wilayah di Pulau Pasir dekat Australia. 

Tentu dengan adanya masalah yang seakan terjadi beruntun tentu dibutuhkan sosok pemimpin yang bijaksana dan adil dalam mengambil keputusan demi melindungi kepentingan orang banyak. Hal ini disampaikan juga oleh seorang filsuf Yunani kuno yakni Plato.

Negara ideal Plato adalah negara yang di dalamnya dipimpin oleh seorang yang memiliki nilai- nilai keutamaan seperti kebijaksanaan, keberanian, ugahari dan keadilan. Bentuk aristokrasi kepiawaian memungkinkan kekuasaan berada di tangan orang-orang terbaik dan paling bijak di negerinya. 

Orang-orang tersebut dipilih bukan melalui pemungutan suara, tetapi melalui proses seleksi yang ketat. Mereka yang telah terpilih menjadi anggota kelas wali (pemimpin), harus memasukkan anggota tambahan ke jajaran mereka berdasarkan kepiawaiannya.

Tentu sosok pemimpin seperti itulah yang menjadi keinginan kita yang akan menjadi pilot bagi bangsa Indonesia. Adapun bentuk pemerintahan yang ideal menurut Plato adalah aristokrasi kepiawaian yang hanya pemimpin yang berkompeten yang bisa membawa negara yang dipimpinnya mengalami kemajuan pada sektor utama yakni pada rakyatnya. 

Namun seakan bertolak belakang dari gurunya anak didik Plato yakni Aristoteles yang belajar selama dua puluh tahun di Akademia yang didirikan oleh Plato mengutarakan bahwa bentuk pemerintahan yang ideal adalah monarki. 

Sistem monarki adalah sistem pemerintahan yang kekuasaannya dipegang secara turun temurun yang kekuasaan tertinggi di pegang oleh Raja /atau Ratu. Salah satu tokoh sosiologi modern yakni Ibnu Khaldun juga mengutarakan kekuasaan dan politik suatu negara memiliki tujuan yang substansial, yaitu memiliki tanggung jawab untuk melindungi yang lemah, mendengar aspirasi masyarakat, merangkul semua pihak dan mengentaskan kemiskinan(Abdurrahman,2001).

Pada 21 Oktober 2022 silam pada hari ulang tahun partai Golkar, Jokowi berpesan pada semua partai politik agar tidak terburu- buru, tidak sembrono dalam menentukan calon presiden 2024 nanti, perihal banyak pakar politik menilai ini adalah sebuah sindiran yang ditujukan

Pada partai Nasdem yang mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Capres dari Nasdem untuk 2024 nanti, kita sebagai warga negara juga dimaksudkan oleh Jokowi untuk tidak secara emosional dalam memilih Presiden Republik Indonesia untuk masa bakti 2024 - 2029 nanti. 

Kompetensi seorang Presiden haruslah teruji agar bisa membawa bangsa Indonesia mencapai puncak negara yang ideal sebagaimana yang dimaksudkan oleh para pakar politik di atas. G 20 dan Pemilihan Presiden RI 2024 adalah proyek yang haruslah membawa perubahan bagi bangsa kita agar kita sebagai warga negara tidak begitu tunduk pada kekuasaan yang menguntungkan pihak penguasa dengan pandangan umum negara dikuasai oleh kaum- kaum bangsawan maka biasanya kita akan mau tidak mau akan menggunakan entitas kita sebagai warga negara yang baik yang tidak berani menentang pemimpin yang sembrono, tentu hal seperti inilah yang harus kita hindari. 

Nah setelah kita mengetahui konsep bernegara tentu kita lebih dijelaskan lagi mengenai bagaimana negara yang ideal, jadi jangan sampai kita tidak menggunakan hak pilih kita untuk memilih di pemilihan presiden 2024 nanti, dan untuk acara G 20 nanti kita harus sama -- sama bangga bahwa Indonesia bisa semakin di kenal oleh dunia luar sudah tentu ini akan menimbulkan efek yang amat baik terutama di sektor industri. Dari Indonesia untuk Dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun