Mohon tunggu...
Jusman Dalle
Jusman Dalle Mohon Tunggu... Editor - Praktisi ekonomi digital

Praktisi Ekonomi Digital | Tulisan diterbitkan 38 media : Kompas, Jawa Pos, Tempo, Republika, Detik.com, dll | Sejak Tahun 2010 Menulis 5 Jam Setiap Hari | Sesekali Menulis Tema Sosial Politik | Tinggal di www.jusman-dalle.blogspot.com | Dapat ditemui dan berbincang di Twitter @JusDalle

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Di Balik Adopsi Teknologi "Reduce Smell Technology" Industri Rokok

30 April 2018   07:58 Diperbarui: 1 Agustus 2018   11:35 3595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meski harganya semakin mahal, rokok tetap saja diminati. Menurut kementrian kesehatan 1/3 penduduk Indonesia adalah perokok (Sumber: fctuntukindonesia.org)

India yang juga dikenal sebagai negara dengan basis konsumen rokok yang besar lebih dulu menerapkan inovasi reduce smell. Adalah pabrikan rokok terbesar di India ITC Ltd melalui produk bermerek Classic Ultra yang mengadopsi teknologi tersebut. Demikian pula Philip Morris International yang memasarkan rokok less smell Marlboro Soul di pasar Ukraina. Di Indonesia, Dunhill Ultra masih jadi pemain tunggal produk rokok berteknologi antibau. 

Di atas kertas, produk rokok berteknologi seperti ini tentu unggul secara komparatif bila berhadap-hadapan dengan kompetitor. Maklum, industri rokok di dalam negeri belum familiar dengan teknologi.

Dari materi pariwara yang menampilkan pria maskulin nan tangguh, kita bahkan bisa mengukur bila pemain industri rokok masih lebih mengedepankan aspek emosional ketimbang hal-hal rasional seperti adopsi teknologi anti bau.

Hadirnya sentuhan inovasi dalam industri rokok, berpotensi semakin memperbesar kue industri ini. Namun secara bersamaan, di balik inovasi itu risiko kesehatan akibat rokok semakin samar. Dan ini berbahaya. Karena akan mengerek jumlah perokok. Membuat perokok merasa aman-aman saja mengonsumsi rokok berteknologi. Meski di kemasan tertulis MEROKOK MEMBUNUHMU!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun