Mohon tunggu...
Jusman Dalle
Jusman Dalle Mohon Tunggu... Editor - Praktisi ekonomi digital

Praktisi Ekonomi Digital | Tulisan diterbitkan 38 media : Kompas, Jawa Pos, Tempo, Republika, Detik.com, dll | Sejak Tahun 2010 Menulis 5 Jam Setiap Hari | Sesekali Menulis Tema Sosial Politik | Tinggal di www.jusman-dalle.blogspot.com | Dapat ditemui dan berbincang di Twitter @JusDalle

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Terobosan Radikal Jerman Melawan Polusi

21 Februari 2018   14:51 Diperbarui: 22 Februari 2018   19:15 1406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Upaya mengurangi polusi udara sudah menjadi isu global. Berbagai konsep dan inovasi diketengahkan. Mulai dari elektrifikasi kendaraan hingga penerapan konsep hijau di kawasan hunian dan bangunan (green living dan green building). 

Jerman termasuk negara yang sangat serius terhadap isu polusi udara ini. Bukan cuma jadi concern pemerintah, namun juga didukung oleh perusahaan dan masyarakat luas. 

Jerman membuat terobosan radikal untuk memangkas polusi udara. Negara yang dikenal sebagai markas produsen-produsen mobil kelas dunia ini, bakal menggratiskan layanan transportasi publik. 

Sepintas, kebijakan free public transport rentan memukul industri otomotif yang jadi andalan Jerman. Penjualan produk otomotif terancam melorot jika publik berbondong-bondong hijrah ke layanan transportasi publik. 

"Kami mempertimbangkan layanan transportasi umum tanpa biaya untuk mengurangi jumlah mobil pribadi", demikian isi dokumen yang dilansir oleh The Guardian ditandatangani oleh Menteri Lingkungan Jerman, Barbara Hendricks. 

Namun bukannya menolak atau memprotes kebijakan tersebut, raksasa-raksasa otomotif Jerman malah berkomitmen memberikan sokongan finansial. BMW, Mercedes Benz hingga produsen mobil nomor satu dunia, Volkswagen setuju mengucurkan dana Rp 4,16 triliun untuk meng-upgrade moda transportasi lokal. 

Bagi Jerman, melawan polusi udara merupakan agenda prioritas pemerintah yang tak bisa ditunda-tunda lagi. Untuk tahap awal uji coba tersebut akan dilakukan di lima kota di Jerman. Polusi udara memang salah satu penyebab kematian terbesar di Eropa. 

Menurut catatan Uni Eropa, akibat polusi, terjadi paling tidak 400.000 kematian setiap tahun di 130 kota di Eropa. Tak hanya itu, biaya yang dikeluarkan akibat polusi juga cukup fantastis. Menembus angka Rp 40 triliun pertahun. 

Apa Artinya Bagi Indonesia?

Polusi udara di Indonesia, terutama di kota-kota besar bukan lagi sekadar menjadi ancaman. Polusi, juga sudah jadi pembunuh. Jika di tingkat global terjadi 6,1 juta kematian setiap tahun akibat polusi udara, maka polusi udara ditengarai menyebabkan kematian 60 ribu orang di Indonesia. Data itu dilansir oleh International Energy Agency. 

Terutama di kota-kota besar, polusi udara memang sudah jadi menu harian. Industrialisasi dan angka mobilitas menggunakan kendaraan pribadi yang tinggi, menjadi penyumbang terbesar gas buang yang mencemari udara kota-kota di Indonesia. 

Memang sudah ada upaya untuk mengrangi polusi. Terutama dengan pembangunan layanan transportasi publik. Alih-alih berangan gratis seperti yang dilakukan Jerman, layanan transportasi publik yang sedang dibangun di Jabodetabek, tampaknya bakal berongkos mahal karena digarap oleh swasta. 

Seperti di Jerman, pemerintah perlu menggugah kesadaran pelaku industri otomotif di Indonesia agar ikut berpartisipasi mengembangkan layanan transportasi publik. Dari puluhan triliun keuntungan yang diperoleh Toyota, Daihatsu, Honda, dan pabrikan otomotif lain, mestinya mereka menyisihkan sebagian dari keuntungan tersebut sebagai tanggung jawab sosial perusahaan. 

Polusi udara tak bisa dilepaskan dari konsekuensi dari industri otomotif di mana mereka meraup untung triliunan rupiah. 

Selain di industri otomotif dan layanan transportasi, pelaku industri real estate juga sudah mulai menaruh perhatian terhadap kualitas udara. Kawasan lingkungan hijau, kini banyak menjadi selling point, bahkan diposisikan sebagai keunggulan primer yang ditawarkan oleh developer kepada konsumen. 

Konsep hunian green living dan one stop living semakin menjamur. Hal itu misalnya ditawarkan oleh PT. Duta Paramindo Sejahtera melalui produk mereka Green Pramuka City yang berada di Jakarta Pusat (berbatasan dengan jakarta Timur). 

Developer yang didirikan oleh veteran atlet bulu tangkis nasional dan juara All England, Rudy Herjanto Saputra itu mengembangkan kawasan terintegrasi atau superblok yang salah satunya menawarkan lingkungan dengan kualitas udara yang baik. Selain manfaat bagi warga Green Pramuka City, konsep hunian superblok yang 'mengisolasi' aktivitas warga dalam satu kawasan, juga turut berkontribusi dalam menjaga kualitas udara Ibu Kota. Terutama dalam mengerem laju mobilitas, mengurangi macet sehingga berdampak positif bagi peningkatan kualitas udara. 

Bila semua kawasan hunian dirancang dengan pengembangan terpadu, menyatu antara tempat tinggal, fasilitas perbelanjaan, pendidikan olah raga dan perkantoran, dapat kita bayangkan besarnya benefit yang diperoleh. 

Apalagi bila di saat bersamaan, pemerintah juga menggratiskan layanan transportasI publik : KRL, LRT, MRT yang didukung oleh subsidi dari Toyota, Daihatsu, Honda, dll. Jalanan tidak sepadat sekarang. Kualitas udara Ibu Kota juga bisa lebih layak hirup. 

Saya kira, tidak sulit bagi pemerintah meminta pelaku industri otomotif dan real estate untuk mewujudkan hal tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun