Jaringan trade mall Agung Podomoro Land (APL) diproyeksikan menjadi destinasi. Bukan sekadar tempat belanja. Demikian kalimat pamungkas yang terlontar dari Wakil Direktur Utama APL, Indra Widjaja Antono ketika memberikan keterangan kepada blogger dan pers dalam rangkaian puncak acara Trade Mall Podomoro Vaganza tahun 2016-2017 belum lama ini.
Kegiatan promo yang berlangsung selama 10 bulan tersebut merupakan cara APL memperkenalkan pusat perbelanjaan trade mall (TM) yang mereka kelola. Penggunaan nama TM, menandai babak baru rebranding dan transformasi sembilan pusat perbelanjaan APL. Oh iya, TM ini beda dengan shopping mall. Trade mall merupakan perkawinan antara trade center dan mall.
Misi untuk menjadikan TM sebagai destinasi, ini tak terlepas dari antusiasme masyarakat belanja di TM. Termasuk turis mancanegara yang ramai melakukan wisata belanja. Indra mengatakan, ketika turis dari Malaysia datang ke Indonesia, mereka belanja bukan ke mall. Tapi datang ke TM Blok B Tanah Abang yang merupakan pusat fashion muslim atau ke TM Thamrin City untuk belanja batik nusantara.
Indra juga mencotohkan TM Blok M Square, pusat perbelanjaan ini beroperasi nyaris 24 jam. Di malam dan pagi hari kuliner dan jualan jajanan. Di siang hari hingga sore hari, yang buka adalah toko-toko fashion. Kuliner dan jajanan itu dapat kita jumpai di selasar TM Blok M Square.
Karena konsepnya yang lesehan, varian rasa nusantara yang beragam dan harga terjangkau membuat pusat kuliner di TM Blok M Square ini digandrungi. “Iya saya suka ke sini belanja. Habis belanja saya suka berlama-lama nongkrong lesehan sambil makan sama teman,” kata Imas yang belabelain datang dari kawasan Casablanca sebagaimana disitir dari tangselone.com.
Bukan cuma di TM Blok M Square konsep trade center dikembangkan kayak mall. APL juga menerapkan konsep mall yang identik dengan tempat hangout di TM lain. Di TM Mangga Dua Square misalnya, kita akan menjumpai banyak café shop menengah yang biasanya ada di mall.
J.co Donuts and Coffe salah satu gerai yang ramai disambangi di TM Mangga Dua Square tersebut. Selain J.co, di sini ada pula Excelso, Bread Talk. Ada juga restoran cepat saji waralaba macam D’Cost hingga yang merek luar negeri seperti A&W, KFC, Wendy’s serta Domino’s Pizza.
Keberadaan café dan restoran tersebut tentu saja menjadi faktor magnetis agar pengunjung TM Mangga Dua Square semakin ramai. Tak harus belanja fashion atau elektronik untuk datang ke TM ini, bahkan sekadar nongkorng pun. Strategi marketing komplementer dengan menggandeng café dan restoran tersebut, memberikan efek domino.
TM Blok M Square semakin ramai, pengunjung yang tak khawatir capek mencari kebutuhan fashion. Mereka bisa melepas lelah sembari mengisi perut di café atau resto dengan budget yang relatif terjangkau.
Pengenalan konsep baru transformasi pusat perdagangan atau trade center menjadi trade mall ala APL ini menjawat perubahan lanskap bisnis ritel. Riuhnya ekosistem ekonomi digital yang memukul beberapa sektor industri, direspons dengan inovasi oleh APL.
Customer experience yang berbasis pada service, merupakan jawaban agar toko-toko di TM Blok B Tanah Abang masih tetap memikat ketika di saat bersamaan versi online dari Tanah Abang juga siap ‘mengganggu’ pasar. Customer experience macam nongkrong di sela-sela waktu belanja, merupakan kemewahan diferensiasi yang masih dimiliki oleh toko offline yang sulit dikejar oleh ecommerce.
Inovasi adalah kunci agar bisa tetap eksis di tengah persaingan yang tak kenal kompromi. APL berada di track yang tepat. Tetap panjang akal agar tak jadi tumbal ekonomi digital.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H