Mohon tunggu...
Jusman Dalle
Jusman Dalle Mohon Tunggu... Editor - Praktisi ekonomi digital

Praktisi Ekonomi Digital | Tulisan diterbitkan 38 media : Kompas, Jawa Pos, Tempo, Republika, Detik.com, dll | Sejak Tahun 2010 Menulis 5 Jam Setiap Hari | Sesekali Menulis Tema Sosial Politik | Tinggal di www.jusman-dalle.blogspot.com | Dapat ditemui dan berbincang di Twitter @JusDalle

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tax Amnesty dan Amnesia Krisis Properti

26 Agustus 2016   10:15 Diperbarui: 26 Agustus 2016   10:27 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Satu estimasi mencatat, 50% asset di Indonesia dikuasai oleh 1 persen orang. Data ini tak repot kita konfirmasi. Lihatlah misalnya property di kota-kota besar, dimiliki oleh orang-orang itu juga. Padahal, di sisi lain ada ratusan juta orang dilanda krisis property. (sumber www.podomorogolf.com)

Hunian 200 jutaan di kawasan megapolitan yang dibangun oleh Agung Podomoro Land termasuk WOW! Ya, hunian vertikal apartemen Podmoro Golf View yang ramai diperbicangkan karena sambutan antusias keluarga muda membeli apartemen di daerah perbatasan Jakarta-Depok-Bogor ini.

Memang sangat tidak mungkin ada rumah tapak yang dijual 200 juta dengan berbagai fasilitas ala kota mandiri.

Saya sendiri tertarik, dan (insya Allah jika setahun kedepan ada dana cash) berencana membeli satu unit apartemen PGV. Secara umum, yang menarik bagi saya dari PGV ini adalah :

  • Dirancang jadi kota mandiri, ala Sentul.
  • Berada di jalur segitiga emas megapolitan : Jakarta-Bogor-Depok
  • Gampang ke Puncak - Cianjur. Paling tidak, bebas sergapan macet di Tol Lingkar Luar
  • 30 Menit ke Universitas Indonesia, Depok
  • 17 Menit ke Jakarta
  • Persis di Jalur & Stasiun LRT
  • Berlokasi di bibir exit tol

Rencana besar pembangunan PGV ini, merupakan bagian dari ekspansi area urban megapolitan. Jabodetabek terus berkembang yang berkonsekuensi pada makin mahalnya lahan dan pemukiman beberapa tahun ke depan.

Jika developer tidak berpikir kreatif mewujudkan hunian  berkelas namun harga terjangkau, maka bukan tidak mungkin hunian premium akan oversuplai dan merontokkan bisnis property. Logiknya sangat sederhana, siapa lagi yang mau beli rumah mahal jika orang-orang kaya sudah memiliki lebih dari dua rumah?

Nah, ketimbang membangun rumah-rumah mahal dan sulit dipasarkan, lebih baik para developer membangun hunian vertical murah dan fasilitas lengkap yang bisa tetap menguntungkan secara bisnis. Itung-itung sekalian membantu lebih dari 100 juta masyarakat Indonesia yang belum memiliki property.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun