Mohon tunggu...
Juru Martani
Juru Martani Mohon Tunggu... karyawan swasta -

@jurumartani.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Jokowi Hebat, Tapi Belum Saatnya Jadi Presiden

30 April 2014   17:30 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:01 1216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi /Kompasiana (Antara Foto/Heru)

[caption id="" align="aligncenter" width="567" caption="Jokowi /Kompasiana (Antara Foto/Heru)"][/caption] Saya sudah menaruh simpati kepada Jokowi sejak masih menjadi walikota Solo. Figur yang sederhana, 'andhap asor', dan dekat dengan rakyat sepertinya sudah menjadi semacam 'trade mark' dari Jokowi. Entah apakah karena Jokowi terlahir dari keluarga biasa, bahkan masa lalunya penuh dengan perjuangan untuk bisa hidup sehingga membentuk mental Jokowi menjadi kuat dan tak gampang menyerah. Jokowi pernah hidup susah, pengojek payung, jadi kuli panggul pernah dijalaninya demi bisa melanjutkan sekolah. Ketika teman temannya naik sepeda ke sekolah, jokowi lebih suka berjalan kaki. Sedari kecil, Jokowi terbiasa bekerja keras dan sudah merasakan pedihnya hati saat rumahnya digusur, seperti yang pernah dialaminya dulu. Mungkin dengan masa lalu yang penuh keprihatinan dalam menjalani hidup itulah yang membuat Jokowi sangat memahami permasalahan dan keinginan rakyat miskin. Penderitaan yang sekarang ini masih dirasakan rakyat kecil, seakan membangkitkan kembali memori masa lalunya, dan semakin mengobarkan semangatnya dalam membela kaum lemah. Jokowi punya karakter unik yang tak pernah dimiliki pejabat pejabat sebelumnya. Dan hebatnya lagi, Jokowi tak pernah punya rasa canggung bila sudah berbaur dengan rakyatnya. Meski telah menjadi Gubernur DKI sekalipun, Jokowi sekarang masih sama dengan Jokowi yang dulu, yang gak pernah mau disanjung-sanjung. Jokowi sadar betul bahwa jabatan adalah amanah. Yang dilakukannya hanyalah bekerja keras untuk menyelesaikan permasalahan warganya. Bahkan seringkali kepentingan pribadi dan keluarga menjadi terabaikan. Waktu untuk bercengkerama dengan keluarga semakin sempit, sebab meski hari libur sekalipun, Jokowi tetap bekerja demi kepentingan warganya. Sungguh Jokowi telah mejelma menjadi seorang pejabat yang telah lama ditunggu-tunggu dan dirindu-rindukan oleh rakyatnya. Hingga akhirnya datang sebuah momentum politik di partainya, dimana Jokowi berada dipersimpangan jalan, yaitu ketika dirinya di'dapuk' sebagai Calon Presiden dari Partai PDIP. Setahu saya, Jokowi adalah seorang yang sangat teguh memegang janji. Masih jelas tergambar dibenak saya ketika Jokowi berjanji didepan para pendukung dan warga Jakarta untuk menuntaskan periode kepemimpinannya bila terpilih jadi Gubernur DKI  bersama wakilnya Ahok sampai tahun 2017. Mengapa Jokowi kala itu harus berjanji untuk konsisten menyelesaikan masa bhaktinya apabila terpilih menjadi Gubernur DKI ? Sebab pada saat kampanye Cagub DKI tahun 2012, kala itu Jokowi masih aktif sebagai walikota Solo. Kepada rakyat Solo, Jokowi juga meminta maaf tidak dapat menuntaskan masa bhaktinya sebagai Walikota Solo, sebab demi kepentingan yang lebih besar. Sebagai warga kota Solo, saya juga tak masalah dengan Jokowi yang dipromosikan oleh PDIP menjadi Cagub DKI meski Jokowi masih menjabat sebagai walikota Solo. Bagi saya, untuk kepentingan rakyat yang lebih besar, saya rasa masih oke oke sajalah. Tapi ketika kemudian Jokowi kembali dipromosikan oleh Megawati (PDIP) untuk menjadi Calon Presiden RI 2014, saya jadi termenung dan berpikir. Ada seorang Insinyur kehutanan lulusan UGM, yang punya bisnis ekport furniture, kemudian ditarik oleh PDIP masuk kedunia politik, jadilah dia walikota Solo yang sangat dicintai rakyatnya. Belum selesai jadi walikota (periode II), kembali di orbitkan jadi gubernur DKI Jakarta, dan Tuhanpun telah mengijinkannya menjadi orang nomor satu di DKI. Belum genap dua tahun jadi Gubernur, kok dijadikan calon PresidenRI ?  Are you sure ? Apakah anda yakin, tak ada  yang salah ? Memang Jakarta bukanlah sekedar ibukota negara, pusat pemerintahan namun juga sebagai pusat bisnis yang menggerakkan perekonomian di Indonesia. Jakarta memendam begitu banyak persoalan dan perlu dibenahi secara serius, namun masih dalam scope dalam negeri. Jokowi baru saja menjabat Gubernur DKI bersama Ahok sebagai wakilnya. Belum genap dua tahun, Jokowi sudah dipromosikan lagi bahkan tak tanggung tanggung, jadi Presiden RI ! Presiden RI adalah jabatan tertinggi di Republik ini. Tak bisa sembarang orang mendudukinya. Calon Presiden RI harus benar benar matang didalam pengalamannya, baik didunia politik maupun pemerintahan. Dia harus tegas, kuat pendiriannya dan berani. Saya sungguh salut dan mengakui kehebatan Jokowi sebagai pemimpin yang jujur, bersih dan bekerja keras demi membela rakyat, tapi sebatas masih dalam pemerintahan didalam negeri saja. Saya belum bisa melihat kapasitasnya bila tiba tiba dijadikan Presiden RI. Performance Jokowi sebagai Gubernur DKI belum sepenuhnya bisa dievaluasi, mengingat masa pemerintahan DKI belum genap dua tahun. Meski ada sebagian yang berpendapat bahwa setahun saja cukup dalam menilai keberhasilan Jokowi, itu terserah saja pendapat orang, kita semua bebas berpendapat. Bila kemampuan Jokowi menyelesaikan masalah Jakarta belum bisa dievaluasi, dalam arti saat ini sedang berlangsung sebuah proses pembenahan permasalahan disegala bidang di Jakarta, bagaimana saya bisa menilai kapasitas dan kemampuan Jokowi sebagai Presiden RI ? Masalah negara, tak bisa sekedar dibandingkan dengan masalah kota atau propinsi. Sebab selain masalah domestik, juga internasional yang bakal menjadi target penyelesaian masalah oleh seorang Presiden. Kira kira, apakah itu akan sanggup dilakukan oleh seorang Jokowi ? Saya kok jadi ngeri juga, bila negara ini dipimpin oleh Presiden yang belum sepenuhnya matang, apalagi pengalamannya dibidang politik dan pemerintahan yang masih minim. Jokowi harus banyak belajar dan menggali pengalaman hingga bisa tampil menjadi figur pejabat sekaliber Megawati. Jokowi harus membuktikan dulu bahwa dirinya tak hanya sekedar didukung atau dicalonkan oleh partai, tapi juga harus bisa jadi Ketua Umum Partai. Setelah itu, baru bisa maju sebagai Calon Presiden. Saya yakin, dalam hati Jokowi juga sempat bimbang ketika di 'dapuk' jadi Calon Presiden oleh Megawati. Bila dia bisa memilih, pastilah Jokowi ingin tetap jadi Gubernur DKI saja, untuk membenahi Jakarta hingga tuntas masa jabatannya. Tapi sebagai orang jawa, Jokowi tak pernah bisa menolak ketika Megawati mendorongnya maju menjadi Capres RI 2014. Jadi ini yang keterlaluan Megawati atau Jokowi atau ? Terserah anda sajalah, kita bebas berpendapat. Yang jelas Jokowi adalah pejabat yang hebat, saya akan tetap mendukungnya menjadi Gubernur DKI bersama Ahok. Tapi untuk jadi Presiden RI 2014, nanti dulu, saya masih belum punya gambaran tentang itu.. Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun