Mohon tunggu...
Juru Martani
Juru Martani Mohon Tunggu... karyawan swasta -

@jurumartani.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sengketa HKTI: Prabowo Ngotot, Ada Apa?

17 Juni 2014   22:31 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:20 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1403003921560840665

Sebagai organisasi kemasyarakatan terbesar dan satu satunya dinegeri ini yang membawa aspirasi jutaan orang para petani kita, HKTI telah mampu membuka jaringan di hampir seluruh propinsi di Indonesia. Tujuan utama didirikannya HKTI sejak tahun 1973 adalah untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, harkat dan martabat insan tani, penduduk pedesaan dan pelaku agribisnis lainnya.  Jadi tak heran bila jabatan Ketua organisasi ini menjadi begitu bergengsi, terlebih lagi  dalam masa kampanye Presiden seperti sekarang ini.

Pastilah publik menilai bahwa bila seseorang sedang menjabat sebagai Ketua HKTI, tentu setidaknya akan  memperoleh banyak dukungan dari para anggotanya yang seluruhnya adalah petani. Bukankah penduduk Indonesia mayoritas adalah petani ?

Namun apa yang terjadi sesungguhnya tidaklah demikian. Maksud saya, HKTI adalah termasuk organisasi sosial/kemasyarakatan, dan sama sekali tidak bergerak dibidang Politik. Siapapun yang menjadi Ketua, termasuk Prabowo, tak akan bisa menunggangi HKTI sebagai kendaraan Politik, terlebih sekarang ini dimasa kampanye.

Sebagai buktinya adalah ketika Prabowo dicalonkan sebagai Cawapres mendampingi Megawati pada pemilu 2009 lalu, perolehan suara Partai Gerindra (yang juga di pimpin oleh Prabowo kala itu), tidak cukup tinggi, hanya 4,46 %. Lalu kemanakah larinya  potensi perolehan suara yang berasal dari tubuh organisasi HKTI ? Hal ini sudah jelas menyatakan bahwa jabatan sebagai  Ketua Umum sekalipun,  tak akan bisa diharapkan untuk menunjang kepetingan politiknya.

Berebut Kursi Ketua HKTI bagaikan berebut 'Pepesan Kosong'

Menurut saya, untuk apa lagi Prabowo masih ngotot untuk bertahan sebagai Ketua HKTI ?  Apakah dipikirnya dengan tetap menjadi Ketua HKTI akan bisa mendulang suara berlimpah untuk mendukung kemenangannya di Pilpres mendatang ?

Prabowo nampaknya terlalu berlebihan bila masih mau bertahan dalam sengketa ini. Bila kita mau lebih dewasa dalam menyikapi masalah, apa sih sebenarnya tujuan seseorang menjadi Ketua HKTI ?

Ingin mensejahterakan anggota HKTI yaitu para petani atau sebaliknya akan menggerakkan petani untuk mendukung Ketua HKTI agar jadi Presiden ?

Bila tujuannya adalah untuk mensejahterakan petani, bagaimana bisa, bila sampai detik ini yang dipikirkan bukannya bagaimana  merealisasikan visi dan misi sebagai Ketua Umum,  tetapi malah sibuk mencari cari kesalahan lawan dan bukti lainnya untuk memperkuat gugatan di Pengadilan.

Prabowo telah banyak kehilangan waktu dan biaya bila terus berkutat dengan kasus persengketaan di Pengadilan. Akhirnya siapa yang menjadi korban ? Tentu saja petani kita yang tergabung di dalam HKTI. Mereka pasti akan merasa ditelantarkan,  tak ada yang mengurusi, sebab para elit organisasi justru sibuk mencari pembenaran dan pemenangan untuk diri sendiri.

Prabowo telah lupa, bahwa dia pernah menemui kenyataan bahwa dukungan langsung dari para petani dibawah naungan HKTI tidak cukup signifikan dalam menyumbang suara kepada partainya dimusim Pemilu 2009 lalu.  Dan mengapa pula masih ngotot bertahan untuk menjadi Ketua, dengan alasan klise mempertahankan hasil Keputusan Munas yang sah ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun