sumber gambar : showbiz.liputan6.com
Beberapa saat lalu, Puteri Indonesia 2015, Anindya Kusuma Putri telah menyampaikan klarifikasinya perihal baju kaos bergambar Palu Arit yang dipakainya. Anindya dengan polosnya menyatakan bahwa baju kaos itu adalah pemberian temannya yang berasal dari Vietnam yang diterimanya sekitar 2 tahun lalu. Sebagaimana dijelaskan bahwa Anindya pernah mengikuti acara semacam pertukaran mahasiswa internasional, yang mana baju kaos bergambar Palu Arit itu adalah barang hasil pertukaran hadiah/gift dari temannya yang berasal dari Vietnam.
Tak ada masalah menerima hadiah apapun dari orang lain, namun yang menjadi persoalan adalah ketika menunjukkannya ke publik. Anindya terlalu sederhana mengartikan persahabatan dan menghormati pemberian orang lain dengan membalas memakainya dan mengunggahnya melalui akun jejaring sosial Instagram.
Bila teman anda memakai barang yang anda berikan kepadanya sebagai kenang-kenangan, tentu membuat anda senang dan merasa dihargai. Namun untuk membalasnya apakah anda dengan serta merta melakukan hal yang sama? Boleh saja itu dilakukan, demi menghargai persahabatan, tapi tentu sebatas di dalam ranah pribadi, bukan untuk dipublikasikan. Pertimbangkan terlebih dahulu, apa dampaknya bila itu dipublikasikan
Anindya sesungguhnya juga telah menyadari, bahwa lambang Palu Arit pernah digunakan oleh Partai Komunis Indonesia dan sempat menoreh lembaran hitam di negeri ini berpuluh tahun silam. Namun demikian meski peristiwa itu telah terjadi, jauh sebelum Anindya lahir, trauma dan kepedihan yang dirasakan oleh seluruh insan di negeri ini, terutama bagi yang mengalami atau yang terkait sebagai keluarga korban, tentu tak mudah untuk melupakannya.
Jangankan memakai lambang Palu Arit, hanya dengan melihat sekilas saja, akan membuat mereka teringat kembali kesedihan yang pernah mereka alami di masa lalu.
Pernahkan Anindya menyadari hal ini?. Cobalah sejenak dirasakan, misalnya saja ada seorang keluarganya yang terbunuh saat peristiwa itu terjadi. Masih sanggupkah dia mengenakan lambang itu di bajunya?
Anindya melakukan kesalahan besar (blunder) dengan pernyataannya tersebut. Alasan yang disampaikannya yaitu hanya sekadar ingin menghormati persahabatan dengan teman dari negara lain adalah keliru dan terkesan mencari pembenaran sendiri.
Sebagai Putri Indonesia sangatlah disayangkan bila dia tak memiliki integritas moral dan saling tepo sliro dengan bangsa sendiri.
Sudah tahu bahwa Palu Arit meninggalkan kenangan hitam di masa silam, mengapa memakai lambang itu untuk dipublikasikan di akun media sosialnya?
Seharusnya tak boleh ada satupun alasan yang bisa dikemukakan olehnya, terkait dengan baju Palu Arit yang telah dikenakannya itu. Satu satunya hal yang bisa dia lakukan hanyalah meminta maaf secara terbuka kepada seluruh bangsa Indonesia, khususnya para korban peristiwa G 30 S PKI.