Â
LUPAKAN skripsi dan tesis sebagai syarat lulus kuliah. Lupakan karya tulis di SMA sebagai tugas akhir. Lupakan laporan pekerjaan sebagai pertanggungjawaban biaya pada kantor.
Khusus buat saya: lupakan hari-hari pada tahun-tahun ketika kau jadi reporter yang harus menulis lima berita tiap hari untuk koran yang terbit esok hari.
Saya ingin bicara soal menulis bukan sebagai beban tugas. Saya ingin bicara soal menulis sebagai sebuah kenikmatan. Menulis sebagai cara menikmati hidup. Menulis untuk menjadikan hidup lebih berwarna dan berharga.
Menulislah. Bukan karena kita ingin menjadi penulis. Menulislah karena menulis adalah kerja yang bisa dilakukan siapa saja.
Kata Arswendo Atmowiloto, syarat pertama seorang penulis hanya satu: bisa membaca.
Ya, sesederhana itu. Kalau kamu bisa membaca maka kamu seharusnya bisa menulis.
Menulislah karena itu bisa menjadi pintu kecil untuk masuk ke jalan membentuk kehidupan yang lebih baik. Â
Kenapa? Saya hendak menjawab dengan sebuah kutipan dari Benjamin Franklin. "... tulis sesuatu yang layak dibaca atau lakukan sesuatu yang layak ditulis."
 Stop. Jangan teruskan membaca. Renungkan dulu kutipan di atas. Tulislah sesuatu yang layak dibaca. Ya. Itu.