Mohon tunggu...
Jurnalist Global
Jurnalist Global Mohon Tunggu... Lainnya - Jurnalist

Haji Iming - Jurnalist Global | Article Writer and Blogger.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Viral Gunung Merapi Meletus Erupsi Hari ini 11 Maret 2023

11 Maret 2023   17:08 Diperbarui: 11 Maret 2023   18:00 1206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : photos generator

Gunung Merapi Meletus Erupsi Hari ini Sabtu (11 - Maret 2023 ) pukul 12.12 WIB,Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas Guguran, Potensi Bahaya 7 Kilometer

Gunung Merapi, gunung berapi paling aktif di Indonesia, kembali menunjukkan tanda-tanda erupsi pada Sabtu (11/3) siang. Awan panas guguran (APG) terlihat menyembur keluar dari gunung sekitar pukul 12.12 WIB ke arah Kali Bebeng/Krasak, dengan potensi bahaya yang meluas hingga 7 kilometer. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Daerah Istimewa Yogyakarta memantau erupsi yang terjadi hingga pukul 12.31.

BPPTKG melaporkan bahwa terjadi erupsi di sekitar 7 kilometer dari puncak Gunung Merapi di alur Kali Bebeng dan Krasak. Rekaman visual yang dirilis oleh BPPTKG menunjukkan bahwa gunung teramati dengan jelas hingga kabut 0-II. Asap kawah bertekanan lemah terlihat berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50-100 meter di atas puncak kawah. BPPTKG juga melaporkan bahwa terdapat satu kali guyuran lava dengan jarak luncur 1500 meter ke barat daya serta suara guguran dua kali dengan intensitas sedang dari Pos Babadan.

BPPTKG juga mengamati status kegempaan dari erupsi Gunung Merapi yang terlihat meliputi jumlah guguran terpantau 9, amplitudo 4-11 mm dan durasi 43.9-96.6 detik. Berikutnya hybrid/fase banyak 1, amplitudo 5 mm, S-P 0.4 detik dan durasi 7.4 detik. Berikutnya untuk rekaman vulkanik dalam berjumlah 19, amplitudo 9-12 mm, S-P 0.5-1 detik dan durasi 9.3-11.2 detik.

BPPTKG menyebut bahwa potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 km. Sementara itu, pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Lontaran material vulkanik yang bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Untuk mengantisipasi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk selalu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi.

Selain itu, BPPTKG juga memberikan beberapa rekomendasi bagi masyarakat di sekitar Gunung Merapi yang menghadapi potensi bahaya erupsi. Pertama, masyarakat harus menghindari aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak Gunung Merapi dan menghindari sektor selatan-barat daya hingga jarak maksimal 7 km dari puncak.

Kedua, masyarakat harus menghindari aktivitas di sektor tenggara hingga jarak maksimal 5 km dari puncak. Ketiga, masyarakat harus mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi.

BPPTKG juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu mengikuti informasi terbaru terkait aktivitas Gunung Merapi dari sumber resmi seperti BPPTKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Erupsi Gunung Merapi juga berdampak pada sektor pariwisata di sekitar Gunung Merapi. Pemerintah setempat telah menutup beberapa jalur pendakian di Gunung Merapi untuk sementara waktu demi keamanan para pendaki.

Sektor pariwisata juga memperoleh dampak negatif akibat erupsi Gunung Merapi, terutama para pedagang dan pengusaha yang berjualan di sekitar Gunung Merapi. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan pandemi COVID-19 yang masih melanda Indonesia.

Diharapkan pemerintah setempat dapat memberikan dukungan dan bantuan kepada para pedagang dan pengusaha untuk meminimalisir dampak negatif yang diakibatkan oleh erupsi Gunung Merapi.

Dalam rangka mengantisipasi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, BPPTKG juga melakukan pemantauan aktivitas Gunung Merapi secara berkala dengan menggunakan berbagai alat dan teknologi seperti seismograf, tiltmeter, dan GPS.

Pemantauan tersebut dilakukan untuk memperoleh informasi yang akurat terkait aktivitas Gunung Merapi sehingga dapat memberikan peringatan dini dan rekomendasi kepada masyarakat yang menghadapi potensi bahaya erupsi.

Dalam situasi seperti ini, kewaspadaan dan kerjasama dari seluruh pihak sangat diperlukan untuk meminimalisir dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh erupsi Gunung Merapi. Masyarakat di sekitar Gunung Merapi juga diharapkan untuk selalu mematuhi rekomendasi dan arahan yang diberikan oleh BPPTKG dan pemerintah setempat.

Dalam hal ini, pemerintah juga sudah menyiapkan berbagai upaya untuk mengantisipasi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi. Mereka telah menyiapkan tempat-tempat pengungsian yang siap digunakan jika diperlukan, serta menyediakan logistik dan bantuan bagi warga yang terdampak.

Selain itu, pemerintah juga telah melakukan kampanye kesadaran masyarakat tentang bahaya erupsi Gunung Merapi dan bagaimana cara mengantisipasinya. Hal ini dilakukan agar masyarakat lebih siap dan tanggap dalam menghadapi situasi darurat apabila terjadi erupsi.

Meski demikian, dalam situasi erupsi Gunung Merapi, kehati-hatian dan kewaspadaan tetap menjadi hal yang penting. Warga yang tinggal di sekitar Gunung Merapi diimbau untuk selalu mengikuti informasi dan arahan dari pihak berwenang, serta tidak melakukan aktivitas yang berbahaya di daerah potensi bahaya.

Kita sebagai warga negara juga dapat berperan aktif dengan mengikuti protokol keamanan yang telah ditetapkan, serta memberikan dukungan dan bantuan bagi warga yang terdampak erupsi Gunung Merapi. Dengan bersama-sama, kita dapat meminimalisir dampak negatif dari bencana alam ini dan membantu memulihkan kondisi masyarakat setelahnya.

Dalam situasi seperti ini, peran media dan jurnalis juga menjadi penting dalam memberikan informasi yang akurat dan jelas kepada masyarakat. Hal ini dapat membantu masyarakat untuk memahami situasi yang sedang terjadi dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengantisipasi bahaya yang mungkin terjadi.

Sebagai masyarakat, kita harus selalu mengingat bahwa bencana alam seperti erupsi Gunung Merapi dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Oleh karena itu, kita harus selalu siap dan tanggap dalam menghadapi situasi darurat dan terus memperkuat kesiapsiagaan kita sebagai individu maupun sebagai masyarakat.

Anda membaca " Viral Gunung Merapi Meletus Erupsi Hari ini Sabtu 11 - Maret 2023 - pukul 12.12 WIB,Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas Guguran, Potensi Bahaya 7 Kilometer

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun