Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di hutan Kalimantan seakan menjadi agenda tahunan bagi kita. Tak terkecuali bagi masyarakat Kalimantan Barat, lebih khusus lagi di Kabupaten Sambas.
Kebakaran yang terjadi baik secara sengaja maupun tidak memberikan dampak negatif bagi kelangsungan hidup masyarakat. Banyak kerugian yang diakibatkan oleh kejadian itu, baik kepada alam maupun kepada manusia.
Terhadap alam, kebarakan mengakibatkan semakin tebalnya asap mengepung pulau kalimantan, suhu semakin panas, polusi udara,
Kemudian terhadap kelangsungan hidup manusia, tentu menyebabkan bahaya yang luar biasa bagi masyarakat terutama pada proses pernafasan. Udara takblagi bersih dan segar, berapa banyak sudah korbannyang berjatuhan akibat menghirup udara yabg taknlagi sehat. Semenyara disisi lain kerugian juga terjadi pada masyarakat yang kebun dan lahan mereka ikut di lahap si merah membara itu.
Kebakaran hutan dan lahan membuat para pengambil kebijakan juga "kebakaran jenggot" untuk mencarikan solusi.
Fatwa terkait larangan membakar hutan kembali dikeluarkan, regulasi untuk mengatakan bahwa pemerintah sudah berupaya untuk mencegah terjadinya kebakaran juga kembali di "BUKA".
Tapi Tetap saja belum mampu membentengi hutan kita dari lahapan api.
Hemat saya, memang perlu sebuah kebijakan yang menjadi solusi jangka panjang, mewaspadai terjadinya kebakaran hutan dan lahan agar tak terjadi lagi di masa yang akan datang. Setidaknya meminimalisir terjadinya kebakaran yang ujungnya merugikan banyak sektor.
Berharap bahwa solusi yang diberikan bukan untuk kepentingan sesaat, tetapi berkepanjangan. Semua memang harus sigap terhadap kondisi ini. Kita mengapresiasi gerak cepat dari stakeholder yang telah berupaya untuk menangani kasus kebakaran ini, Semoga ada hikmah dibalik kejadian terus menerus kebakaran hutan dan lahan di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H